Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ingin Jadi Donor Jantung? Ini Syaratnya

Basuki Eka Purnama
10/11/2022 13:30
Ingin Jadi Donor Jantung? Ini Syaratnya
Ilustrasi(Mayo Clinic)

DOKTER spesialis bedah toraks kardiovaskular RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Dudy Arman Hanafy mengatakan ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh pendonor jika ingin menyumbangkan jantungnya.

"Pada dasarnya tidak ada riwayat hipertensi, tidak ada riwayat sakit jantung seperti serangan jantung, nyeri dada, tidak ada kolesterol, walaupun kolesterol dan darah tinggi itu bisa diobati," ujar Dudy saat berbincang di Jakarta, dikutip Kamis (10/11).

"Cuma yang dianggap sehat itu adalah yang tidak ada kelainan struktur, kelainan katup, kelainan bocor jantung dan tidak ada kelainan seperti penyempitan pembuluh darah," lanjutnya.

Baca juga: Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Kini Miliki Layanan Transplantasi

Lebih lanjut, Dudy mengatakan selain memiliki kondisi jantung yang sehat, pendonor juga harus berusia 18 tahun ke atas atau dewasa dan tidak lebih dari 55 tahun.

Golongan darah antara pendonor dan pasien juga harus sama termasuk rhesus-nya baik positif atau negatif. Sebisa mungkin gender antara pendonor dan pasien harus sama kecuali terdapat kasus khusus yang tidak bisa dihindari.

"Ada banyak faktor sebenarnya kenapa harus laki-laki sama laki-laki dan sebaliknya, tapi kalau kepepet boleh saja asal sama golongan darahnya. Tapi kalau golongan darahnya beda enggak bisa tuh dicocok-cocokin, dicoba-coba," kata Dudy.

Menurut Dudy, mendonorkan jantung memang tidak sembarangan dan ada banyak proses pemeriksaan yang harus dilakukan.

Meski demikian, tidak semua transplantasi jantung berjalan dengan mulus. Menurut Dudy ada juga ketidakcocokan jantung antara pasien dan pendonor walau sudah tertanam, bahkan bisa menyebabkan gagal jantung kembali hingga kematian.

"Pasien pasti akan kita biopsi jadi diambil dari jaringan jantungnya, yang sudah ditanam, kita ambil sel-selnya, mungkin ada sequence-nya, awal seminggu sekali lalu berapa bulan sekali. Dari situ kita bisa melihat, ada tidaknya penolakan dari sel-sel tersebut," ujarnya.

"Kalau stadium awal, bisa kita kasih obat antipenolakan yang dosisnya kita naikin atau tinggi. Tapi kalau sudah stadium akhir harus transplantasi ulang," lanjut Dudy. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya