Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melaporkan per 23 Oktober 2022 kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak mencapai 245 kasus dari 26 provinsi yang melaporkan dan 141 meninggal dunia.
Dari data Kemenkes, DKI Jakarta menjadi provinsi paling banyak terjadinya kasus GGAPA ini yakni 55 kasus dengan rincian 27 kasus meninggal, 22 kasus perawatan, dan 6 pasien sembuh.
"Setelah verifikasi ulang ada 27 pasien dari Jakarta Meninggal," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Senin (24/10).
Baca juga: Menkes Ungkap Penyebab Kemunculan Zat Kimia Mematikan di Obat Sirop
Total Keseluruhan dari 26 provinsi sebanyak 245 kasus, 141 di antaranya meninggal, 66 pasien masih dalam perawatan, dan 38 pasien anak dinyatakan sembuh.
Bila dilihat dari kelompok umur maka kasus GGAPA menyerang anak usia 0-18 tahun dengan pasien yang paling banyak di kelompok umur 1-5 tahun sebanya 161 pasien. Kemudian 0-1 tahun 25 kasus, 6-10 tahun 35 kasus, dan 11-18 tahun 24 kasus.
Lonjakan kasus mulai terjadi pada Juli 2022 sebanyak 5 kasus, kemudian meroket menjadi 36 kasus pada Agustus, September bertambah 76 kasus dan Oktober bertambah 114 kasus. (OL-4)
Bakteri yang sering terjadi pada infeksi saluran kemih adalah E. coli.
KEPALA Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa saat ini belum ada pembahasan lebih lanjut terkait dengan bantuan ganti rugi korban GGAPA
“Bila tidak ada jaminan kesehatan, bukan hanya perekonomian tapi juga hubungan antarsesama akan menunjukkan kerapuhannya.”
Beberapa penyebab tersering penyakit ginjal yaitu hipertensi dan diabetes. Lebih detailnya baca saja artikel ini.
Beberapa jenis obat sirup yang mengandung EG (ethylene glycol-EG), DEG (diethylene glycol-DEG) dan EGBE (ethylene glycol butyl ether) melebihi ambang batas.
Para orang tua kini tengah dikhawatirkan dengan munculnya senyawa kimia berbahaya yang terdapat dalam obat sediaan cair atau berbentuk sirup.
Trubus menilai bahwa pemerintah lebih memperdulikan nilai ekonomis dan mengabaikan nilai humanis
Kuasa Hukum dari Korban kasus GGAPA, Reza Zia Ulhaq menilai nominal ganti rugi pada keluarga korban Gugatan Class Action Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA) masih jauh dari harapan.
Putusan gugatan gagal ginjal akut pada anak masih jauh dari harapan
Kasus gagal ginjal kronik yang membutuhkan cuci darah di RSHS jumlahnya mencapai 10-20 anak per bulan
HAMPIR dua tahun kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) mencuat ke publik, pemerintah minta maaf dan memberikan bantuan kepada korban.
Kementerian Kesehatan Uzbekistan mengatakan 18 anak meninggal setelah mengonsumsi obat sirup, Doc-1 Max, yang diproduksi oleh produsen obat India Marion Biotech.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved