Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEREMPUAN yang rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) setiap bulan untuk deteksi dini kanker harus lebih waspada ketika menemukan benjolan dengan ciri tertentu. Hal itu dikatakan spesialis bedah onkologi dari Universitas Indonesia Sonar Soni Panigoro.
"Benjolan yang terus membesar dan dalam perabaan batasnya tidak jelas," kata Sonar mengenai benjolan yang harus diwaspadai tersebut, dikutip Kamis (20/10).
Dia mencontohkan permukaan yang batasnya jelas itu serupa dengan meraba kelereng, sementara benjolan yang batasnya tidak jelas memiliki permukaan bergerigi seperti meraba rambutan.
Baca juga: Sadari Sudah Bisa Dilakukan Remaja Putri Sejak Akil Balig
Perempuan juga diminta waspada bila ada cairan keluar dari puting serta timbul benjolan di tempat lain seperti ketiak.
"Sebetulnya (kalau teraba) berarti sudah lebih dari 1-2 cm karena tangan kita tidak sensitif untuk merasakan (benjolan) kurang dari 1 cm," katanya.
"Karena tangan tidak sensitif, kalau tidak biasa baru 2 cm bisa teraba. Karena kanker payudara stadium 1 kurang dari 1 cm, kalau bisa lebih kecil dari itu (ditemukan) lebih bagus," katanya.
Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk aktif mendeteksi dini kanker payudara agar bila ada gangguan bisa segera ditangani.
Meski penyakit kanker payudara lebih berisiko pada perempuan yang sudah berumur, di mana ditemukan rata-rata pada usia 40-45 tahun, teknik pemeriksaan payudara sendiri juga sebaiknya diketahui sejak remaja putri mulai menstruasi.
Ulangi pemeriksaan secara rutin ketika sudah berusia kepala dua dan kepala tiga. Selain memeriksa payudara sendiri, perempuan juga bisa memeriksa payudara secara klinis dengan bantuan tenaga medis.
Pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan dengan USG atau ultrasonografi yang disarankan dilakukan satu hingga dua kali dalam setahun.
Sementara itu, alat skrining utama yang sangat sensitif dalam mendeteksi adalah mammografi atau mammogram yang ditujukan untuk orang berusia 40 tahun ke atas.
Walau tidak ada kelainan atau keluhan, skrining dengan mammografi disarankan secara rutin sekali per setahun atau per dua tahun.
Menurut Sonar, pemeriksaan mamogram diutamakan untuk perempuan dengan usia di atas 40 tahun. Sebab, ketika usia masih di bawah 40 tahun jaringan payudara masih terlihat padat sehingga lebih sulit mendeteksi dengan alat tersebut.
"Kalau ada kecurigaan (usia di bawah 40 tahun) bisa di-USG," ujarnya.
Kanker payudara juga dapat menyerang laki-laki, tetapi proporsinya hanya 1:100. Umumnya, kanker payudara pada laki-laki ditemukan di usia lanjut.
"Jarang di bawah 50 tahun," ujar dia.
Sonar mengingatkan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan menghindari makanan berlemak yang mempengaruhi hormon, faktor yang terkait dengan kanker payudara.
"Bisa dari lemak sendiri atau karbohidrat, beberapa makanan seperti itu dikurangi, manis-manis juga jangan kebanyakan. Nasi jangan terlalu banyak, apalagi ditambah dengan mie dan kentang, semua karbohidrat," jelas dia. (Ant/OL-1)
Kanker payudara adalah salah satu penyakit yang menjadi perhatian utama bagi kesehatan wanita di seluruh dunia.
Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari), pemeriksaan USG, dan mamografi merupakan metode yang dapat meningkatkan peluang kesembuhan kanker payudara hingga 80%.
Satuan Tugas Layanan Pencegahan Amerika Serikat (USPSTF) merekomendasikan perempuan usia 40-74 tahun untuk menjalani mammografi setiap dua tahun sekali.
Sadari dilakukan sekitar hari ke-7 sampai hari ke-10 menstruasi dengan memeriksa benjolan di sekitar payudara atau mengamati perubahan bentuk payudara.
Banyak orang baru menyadari keberadaan kanker payudara setelah mencapai stadium lanjut.
Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dapat membantu mendeteksi dini adanya tumor atau kanker pada payudara.
Konsumsi gorengan berlebihan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker lambung. Bahkan, jenis makanan ini bisa menyebabkan diabetes tipe 2 dan obesitas.
“Selama ini dia enggak mau ngerepotin, jadi selalu ngerahasiain kankernya,”
Penelitian terbaru tunjukkan olahraga aerobik 45 menit dapat mengatur hormon adipokina dan bantu melawan kanker serta penyebarannya.
Berbicara mengenai kanker, dikutip dari laman Alodokter kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali di dalam tubuh.
BANYAK pasien kanker mengeluhkan rasa lelah luar biasa yang tak kunjung hilang, meski sudah cukup tidur dan beristirahat atau kelelahan akibat kanker
Berdasarkan data Indonesian Pediatric Cancer Registry, tercatat sebanyak 6.623 kasus kanker pada anak selama kurun waktu 2020 hingga 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved