Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BERDASARKAN status kebakaran hutan negara anggota Asian Forest Cooperation Organization (AFoCO) dalam XV World Forestry Congress 2022, kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akan meningkat hingga 14% pada 2030.
“Artinya, manajemen pencegahan kebakaran hutan masih harus ditingkatkan dan bergantung kepada kita mau dihentikan atau ditekan emisi karbonnya,” ujar Guru Besar Kehutanan IPB University Bambang Hero Sajarjo dalam keterangannya, Selasa (6/9).
Lebih lanjut, dia menekankan kebakaran menjadi ancaman global, karena dapat mempercepat dampak perubahan iklim. Secara signifikan, mempengaruhi siklus karbon dunia dan mempercepat kenaikan suhu Bumi.
Baca juga: Jutaan Emisi Karbon dari Kebakaran Hutan Perparah Krisis Iklim
Menurutnya, risiko dan pola kebakaran hutan dan lahan gambut berubah akibat perubahan iklim, peralihan lahan dan peningkatan populasi. Beberapa penemuan memprediksi bahwa fenomena ini akan lebih sering terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Salah satu aspek krusial adalah luasnya area gambut.
“Perubahan signifikan pada area yang terbakar juga akan terjadi pada lanskap yang saat ini mengalami kebakaran. Termasuk sabana tropis dan padang rumput tropis yang diprediksi akan berubah dengan meningkatnya kebakaran di beberapa daerah,” imbuh Bambang.
Dia menjelaskan bahwa karhutla juga akan meningkatkan emisi karbon dan mempengaruhi percepatan perubahan iklim. Serta, meningkatkan faktor risiko kebakaran hutan itu sendiri seperti kekeringan, peningkatan suhu bumi, hingga penurunan kelembaban.
“Penurunan risiko kebakaran ini dapat dilakukan dengan manajemen risiko. Di antaranya, pembatasan aktivitas yang dapat menyebabkan terpicunya kebakaran tidak sengaja, pengelolaan vegetasi dan debris vegetasi, berikut perencanaan penggunaan lahan yang lebih mengutamakan jangka panjang," paparnya.
Baca juga: Pengendalian Karhutla Kunci Menuju FOLU Net Sink 2030
Aspek lain yang tak kalah penting ialah mendorong pendekatan pengelolaan kebakaran hutan terintegrasi. Berikut, menguatkan kerja sama regional dan internasional dalam pengelolaan kebakaran hutan. Mengacu data Kementerian LHK, luas karhutla pada Januari-Juli 2022 tercatat 87.703 hektare, atau turun 19,1% dibandingkan periode sama pada 2021.
Direktur Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian LHK Basar Manullang menyebut untuk mengatasi karhutla, pihaknya telah mengambil langkah yang lebih masif untuk pencegahan, pemadaman dan penanganan pascakebakaran. Itu dengan memobilisasi sumber daya dan sarana dan prasarana, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
"Upaya konkret telah dilakukan dalam pencegahan karhutla. Seperti, sosialisasi kepada masyarakat sekitar hutan, pemantauan titik api, patroli rutin dan patroli terpadu," kata Basar.(OL-11)
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
KLH/BPLH resmi meluncurkan konsep Adipura Baru, sistem evaluasi pengelolaan sampah nasional yang menekankan pendekatan tegas, objektif, dan terintegrasi.
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Ketika wilayah jelajah buaya menyempit akibat alih fungsi lahan dan pembangunan permukiman, buaya cenderung masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makan.
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
PEMERINTAH Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim melalui dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved