Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BERDASARKAN status kebakaran hutan negara anggota Asian Forest Cooperation Organization (AFoCO) dalam XV World Forestry Congress 2022, kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akan meningkat hingga 14% pada 2030.
“Artinya, manajemen pencegahan kebakaran hutan masih harus ditingkatkan dan bergantung kepada kita mau dihentikan atau ditekan emisi karbonnya,” ujar Guru Besar Kehutanan IPB University Bambang Hero Sajarjo dalam keterangannya, Selasa (6/9).
Lebih lanjut, dia menekankan kebakaran menjadi ancaman global, karena dapat mempercepat dampak perubahan iklim. Secara signifikan, mempengaruhi siklus karbon dunia dan mempercepat kenaikan suhu Bumi.
Baca juga: Jutaan Emisi Karbon dari Kebakaran Hutan Perparah Krisis Iklim
Menurutnya, risiko dan pola kebakaran hutan dan lahan gambut berubah akibat perubahan iklim, peralihan lahan dan peningkatan populasi. Beberapa penemuan memprediksi bahwa fenomena ini akan lebih sering terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Salah satu aspek krusial adalah luasnya area gambut.
“Perubahan signifikan pada area yang terbakar juga akan terjadi pada lanskap yang saat ini mengalami kebakaran. Termasuk sabana tropis dan padang rumput tropis yang diprediksi akan berubah dengan meningkatnya kebakaran di beberapa daerah,” imbuh Bambang.
Dia menjelaskan bahwa karhutla juga akan meningkatkan emisi karbon dan mempengaruhi percepatan perubahan iklim. Serta, meningkatkan faktor risiko kebakaran hutan itu sendiri seperti kekeringan, peningkatan suhu bumi, hingga penurunan kelembaban.
“Penurunan risiko kebakaran ini dapat dilakukan dengan manajemen risiko. Di antaranya, pembatasan aktivitas yang dapat menyebabkan terpicunya kebakaran tidak sengaja, pengelolaan vegetasi dan debris vegetasi, berikut perencanaan penggunaan lahan yang lebih mengutamakan jangka panjang," paparnya.
Baca juga: Pengendalian Karhutla Kunci Menuju FOLU Net Sink 2030
Aspek lain yang tak kalah penting ialah mendorong pendekatan pengelolaan kebakaran hutan terintegrasi. Berikut, menguatkan kerja sama regional dan internasional dalam pengelolaan kebakaran hutan. Mengacu data Kementerian LHK, luas karhutla pada Januari-Juli 2022 tercatat 87.703 hektare, atau turun 19,1% dibandingkan periode sama pada 2021.
Direktur Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian LHK Basar Manullang menyebut untuk mengatasi karhutla, pihaknya telah mengambil langkah yang lebih masif untuk pencegahan, pemadaman dan penanganan pascakebakaran. Itu dengan memobilisasi sumber daya dan sarana dan prasarana, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
"Upaya konkret telah dilakukan dalam pencegahan karhutla. Seperti, sosialisasi kepada masyarakat sekitar hutan, pemantauan titik api, patroli rutin dan patroli terpadu," kata Basar.(OL-11)
Merujuk laporan Bappenas ang dipublikasi pada 2021, limbah tekstil diproyeksikan menyentuh angka 3.5 juta ton pada 2030 mendatang.
Perilaku kita dalam berbelanja turut berpengaruh pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan pekerja. Mari terapkan prinsip-prinsip belanja etis.
Kita bisa membuat sendiri masker untuk merawat kulit wajah. Caranya mudah, cukup sediakan tisu bambu dan manfaatkan produk skincare yang ada di rumah.
Hotel ibis Palembang Sanggar dengan bangga mengumumkan keberhasilan meraih sertifikasi Green Key, sebuah penghargaan prestisius bertaraf internasional
Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan Hutan lestari yang dilaksanakan dalam Kawasan Hutan Negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang dilaksanakan oleh Masyarakat setempat.
Hasil Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup 2023
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Workshop pemilahan sampah diharapkan dapat mengedukasi kalangan anak anak untuk peduli lingkungan sejak dini.
Mengawali rangkaian acara menyambut ulang tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage dan Zest Sukajadi Bandung menggelar kegiatan penanaman 141 pohon di Taman Hutan Raya, Ir. H. Djuanda, Bandung.
Konsorsium SNAPFI, merupakan tim proyek penelitian kolaboratif antara Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (PPI-ITB) dengan Deutsches Institut für Wirtschaftsforschun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved