Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PAKAR forensik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Prof Dr Bambang Hero Saharjo dari RFMRC-SEA, Fahutan IPB University membeberkan bahwa ada jutaan ton emisi karbon yang bisa dihasilkan dari kebakaran hutan. Hal ini memperparah krisis iklim yang dampaknya mulai terasa nyata.
Menurutnya, karakteristik kebakaran saat ini mulai bergeser. Penyebabnya adalah perubahan iklim itu sendiri, pengelolaan lahan hingga jumlah populasi yang terus bertambah.
"Perkiraan kejadian kebakaran akan lebih sering di beberapa area, di Artik, Indonesia dan Amazon selatan. Juga akan ada perubahan signifikan pada area kebakaran. Ini mencakup sabana tropis dan tropis dan ladang rumput beriklim sedang yang diprediksi akan meningkat kebakaran di sebagian area dan area lain berkurang," bebernya dalam webinar 'Forest and Land Fire Control during 2022 Heat Wave' yang digelar Forest Digest, Sabtu (3/9).
Bambang menyebut bahwa menghilangkan kebakaran hutan memang tidak mungkin. Lantas, yang bisa dilakukan adalah penanganan dan pengurangan risiko kebakaran itu sendiri.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan seperti membatasi aktivitas yang mungkin bisa menyebabkan kebakaran api secara tidak sengaja. Kemudian manejemen tanaman dan sisa/ sampah tanaman yang bisa menjadi bahan bakar kebakaran hutan. "Manejemen kebakaran hutan untuk jangka panjang yakni mulai dari perencanaan lahan yang sensitif perlu diperhitungkan dari berbagai jenis risiko," imbuhnya.
Perubahan iklim akan mempengaruhi kebakaran hutan. Kemudian kebakaran hutan juga akan terus meningkatkan emisi karbon. Bila siklus ini tidak bisa putus atau ditangani dengan baik, maka dampak masa depan Bumi akan sangat sulit diprediksi.(H-2)
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah luas lahan yang terbakar dari 1 Januari hingga 3 Agustus 2024 seluas 384,85 hektare
Ada pun total kerugian akibat kebakaran di Kabupaten Kuningan mencapai Rp17 miliar
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Hingga Rabu sore, kobaran api masih dalam proses pemadaman oleh masyarakat dan pihak terkait.
Sebanyak 300 petugas gabungan dikerahkan untuk memadamkan kobaran api sejak Rabu (4/9) lalu
Oleh karena itu, untuk bangkit dari musibah dan krisis global tersebut, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan dan mempererat tali persatuan dan kesatuan.
Di tengah krisis yang tidak kunjung usai, sinergi lintas negara menjadi kunci untuk bisa bertahan bersama-sama. Untuk saat ini, perbedaan sudah semestinya dikesampingkan.
Negara-negara ASEAN serta Tiongkok perlu menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan terhadap lebih dari 2 miliar penduduk.
Penegasan itu diutarakan Jokowi saat membuka G20 Summit Working Session III di Bali. Menurutnya, konflik yang berkelanjutan hanya membawa kesengsaraan bagi masyarakat.
di Tengah berbagai konflik internasional, DPR RI tetap konsisten mendukung perwujudan diplomasi yang menjaga tatanan global yang lebih baik dan lebih adil.
Ketua DPR RI Puan Maharani menyuarakan agar MIKTA sebagai negara middle power untuk mendesak dilakukannya gencatan senjata permanen antara militer Israel dengan kelompok Hamas di Gaza,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved