Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PUASA Ramadan adalah suatu peristiwa keagamaan yang dilaksanakan umat Islam yang untuk mengubah kebiasaan atau perilakunya sehari hari selama sebulan (29-30 hari) penuh.
Perilaku tersebut meliputi kebiasaan dalam melakukan makan, minum, tidur, olah raga dan ritual ibadah. Kalau di luar bulan puasa Ramadan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari, diubah menjadi malam hari.
Peringatan tersebut dikemukakan Kepala Instalasi Rawat Inap RS Tugu Ibu, Depok, dr. Setia Pribadi dalam acara ”Bincang Teras LPPM ATVI Spesial Ramadhan” bertema ‘Tetap Jaga Kebiasaan Sehat Usai Lebaran’ yang ditayangkan via Channel Youtube Teras LPPM ATVI, Kamis malam (21/4/2022).
Acara yang dipandu dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI), drs. Dian, MSI tersebut terselenggara atas kerja sama LPPM ATVI, Mastepedia.com, Taman Bacaan Masyarakat Bukit Duri Bercerita, dan didukung dua penerbit, Prenada Jakarta, dan Mata Padi Yogya.
Baca juga: Ini Tips Menurunkan Berat Badan Saat Ramadan dari Ade Rai
Menurut dr.Setia, akibat perubahan perilaku atau kebiasaan tersebut, tentu dapat juga mengakibatkan perubahan dalam mekanisme tubuh manusia, secara fisiologis baik fisik maupun mental. Diharapkan selama 30 hari melakukan puasa, akan terjadi keseimbangan (homeostasis) baru.
Contoh, homeostasis. lanjut dokter yang akrab disapa Acing, adalah ketika kita tidak melakukan sarapan, akan terjadi penurunan kadar gula dalam darah, atau ketika kita melakukan olah raga berat akan mengakibatkan suhu tubuh meningkat dan tubuh mengeluarkan keringat.
Keringat yang keluar akan menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin kembali. Ketika tubuh mendapatkan infeksi, bakteri atau virus, tubuh menjadi panas lemah. Banyak lagi keadaan yang membuat tubuh melakukan keseimbangan baru, ketika terjadi perubahan perilaku.
“Salah satu tujuan puasa pada bulan Ramadan. selain beribadah sebagai ketakwaan, juga terdapat kegunaan secara fisik menjadikan tubuh kita, mendapat "tantangan" baru yang dapat berakibat tubuh menjadi lebih sehat,” kata dr.Setia Pribadi yang juga Ketua Sub Komite Manajemen Risiko RS Tugu Ibu,
Ketika Ramadan usai, kita memasuki kebiasaan lama yang dijalankan sebelum puasa. "Nah disini titik kritis, di mana tubuh harus menyesuaikan kembali mekanisme fisiologisnya. dan akan terjadi keseimbangan baru (homeostasis)," jelasnya.
Bagaimana kita menyikapi hal ini, supaya kita tetap sehat? Menurut dr.Setia, yang paling utama yang harus dipahami adalah, bahwa " pola pikir" kita, atau cara kita berpikir bahwa kita telah terlepas dari 'belenggu' puasa selama sebulan.
"Jadi layaknya orang yang telah terlepas dari suatu ikatan maka akan melakukan kegiatan yang berlebihan. Inilah yang seringkali menjadi persoalan,'" jelasnya
Perilaku berlebihan
Banyak orang datang ke IGD sebuah rumah sakit usai puasa dengan keluhan, sakit di bagian perut, seperti, mual, muntah, perih, melilit, seperti ditusuk tusuk, diare dan sebagainya.
“Semua itu terjadi karena tubuh kita mendapatkan perilaku yang berlebihan setelah usai puasa. Seperti makan yang berlebihan, yang mengandung komponen makanan yang menyebabkan meningkat iritasi (pedas, soda) atau lemak yang tinggi sehingga lambung dan usus harus bekerja lebih berat dalam proses mencernanya,” papardr.Setia.
Mengakhiri perbincangan, dr.Setia mengatakan, hendaknya jangan mengonsumsi makanan yang pedas, berlemak secara berlebihan, berilah waktu kepada sistem pencernaan kita untuk berusaha memahami kondisi yang selama bulan Ramadan telah mencapai homeostasis
“Begitu juga kebisaan kita melakukan olahraga, yang bisa jadi berubah ketika puasa dan usai puasa. Perlu dilakukan penyesuaian secara bertahap sehingga tubuh kita dapat menyesuaikan kembali kepada kebiasaan "baru" usai puasa,” katanya. (RO/OL-09)
DERETAN kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter di berbagai wilayah telah memicu kemarahan publik karena tercela dan mencoreng profesi kedokteran.
DUNIA kedokteran regeneratif berkembang sangat pesat. Hal terutama dalam inovasi terapi sel punca dan teknologi kedokteran masa depan.
Proktologi adalah cabang spesialisasi kedokteran bedah yang menangani penyakit area anorektal, seperti wasir (hemoroid), fistula ani, fisura ani, striktur, abses, hingga prolaps rektum.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
KESEHATAN masyarakat merupakan salah satu pilar ketahanan negara.
Deby Vinski menekankan pentingnya teknologi ini sebagai masa depan dunia kedokteran.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto disebut-sebut menjalani tirakat dengan berpuasa tiga hari tiga malam di dalam Rumah Tahanan (Rutan) KPK.
Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam, terutama pada bulan Dzulhijjah.
Puasa mendorong tubuh untuk membersihkan sel-sel yang rusak, yang dapat memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup.
Puasa enam hari Syawal harus berurutan atau boleh terpisah, hukum membatalkan puasa Syawal, dan saat silaturahmi sebaiknya melanjutkan puasa Syawal atau boleh dibatalkan.
Pembahasan tentang puasa Syawal terkait dalil hukum dan beda pendapat mazhab, nilainya seperti puasa setahun, orang yang tidak berpuasa Ramadan, dan niat puasa Syawal. Berikut penjelasannya.
Sebuah studi terbaru di Annals of Internal Medicine menemukan bahwa metode puasa intermiten 4:3 mampu menghasilkan penurunan berat badan yang sedikit lebih signifikan dalam 12 bulan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved