Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

LLDikti Wilayah III Dorong PTM di Perguruan Tinggi DKI

Widhoroso
22/1/2022 21:12
LLDikti Wilayah III Dorong PTM di Perguruan Tinggi DKI
Pertemuan secara daring LLDikti Wilayah III dengan berbagai pihak terkait pembelajaran tatap muka.(DOK LLDikti Wilayah II )

PEMBELAJARAN tatap muka (PTM) terbatas yang ditetapkan semenjak keputusan bersama 4 Menteri 30 Maret 2021 lalu, menjadi cikal bakal terbitnya surat edaran Plt Dirjen Diktiristek bahwa pembelajaran mulai semester gasal tahun akademik 2021/2022 diselenggarakan tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Jumat (21/1), Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III sebagai satuan kerja yang bertugas fasilitasi peningkatan mutu perguruan tinggi di DKI Jakarta, menggelar pertemuan daring pimpinan perguruan tinggi, ketua yayasan dari kampus swasta dan negeri serta anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan.

Dalam kesempatan tersebut, Putra Nababan mengingatkan pelaksanaan PTM terbatas bagi perguruan tinggi di DKI Jakarta membutuhkan kesadaran bersama untuk selalu mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Kesadaran kolektif harus melekat dalam diri warga kampus saat melakukan PTM terbatas.

"Pelaksanaan PTM terbatas sudah terebih dulu dilakukan di sekolah jenjang pendidikan dasar dan menengah. Maka dari itu, inilah saatnya untuk Perguruan Tinggi melaksanakan PTM terbatas. Kesadaran harus dibangun bersama antara dosen, mahasiswa, dan pengelola kampus agar selalu taat Prokes saat berada di dalam kampus" ungkap Putra.

Kepala LLDikti Wilayah III, Paristiyanti Nurwardani menyebut PTM terbatas di DKI Jakarta dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat harus dilaksanakan, karena pandemi Covid-19 telah memberikan dampak negatif bagi pendidikan tinggi akibat terlalu lamanya belajar daring. Misalnya potensi learning loss, yang membuat soft skill mahasiswa menjadi tidak terasah, karena kompetensi sosial itu didapatkan dalam pembelajaran tatap muka di kampus.

Dampak negatif lainnya yaitu keberhasilan profil pelajar pancasila akan sulit diukur. Begitu pula gotong royong dan kebhinekaan akan terasa sulit kalau hanya mengandalkan belajar dari rumah semata.

"Di lingkungan Perguruan Tinggi terdapat berbagai fasilitas pembelajaran yang kolaboratif. Maka, learning outcome akan mudah tercapai jika mahasiswa belajar di kampus," jelasnya. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya