Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kolaborasi dan Tranformasi Digital Jadi Kunci Keberhasilan Implementasi MBKM

Widhoroso
25/12/2021 17:33
Kolaborasi dan Tranformasi Digital Jadi Kunci Keberhasilan Implementasi MBKM
Diskusi peneltian Ukrida terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka(Ist)

KUNCI keberhasilan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di perguruan tinggi ada pada kombinasi dari dua strategi yaitu kolaborasi dan transformasi digital. Kolaborasi diperluas bukan sebatas hanya dosen dengan mahasiswa namun juga dengan dunia industri.

Sedangkan transformasi digital tentang bagaimana perguruan tinggi mampu menciptakan ekosistem digital yang menunjang proses belajar-mengajar yang fleksibel dan kolaboratif. Dengan kombinasi strategi tersebut, pengalaman pembelajaran yang diterima anak didik akan mengarah pada student centered dan experiential melalui pendekatan partisipatif dan kolaboratif yang menekankan pada pembahasan studi kasus dan projek-projek yang mensimulasikan permasalahan di lapangan.

Hal itu terungkap dalam penelitian yang dilakukan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida). Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui apakah MBKM telah mampu memerdekakan mahasiswa dengan berbagai flagship programnya tersebut dilakukan secara mixed method (kuantitatif dan kualitatif) dan didukung systematic literature review.

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik, Inovasi, Kerjasama dan SDM Ukrida, Dr Lidia Sandra yang menjadi ketua tim peneliti mengatakan, kegiatan ini dilakukan Desember 2021. Dikatakan, survei melibatkan dosen dan mahasiswa, dengan total partisiapan sebanyak 745.

"Penelitian ini adalah bagian dari pelaksanaan hibah penelitian pengabdian masyarakat berupa bantuan pendanaan program kebijakan merdeka belajar kampus merdeka berbasis hasil penelitian dan purwarupa PTS," kata Lidia dalam diskusi daring, Jumat (24/12).

Dikatakan Lidia, pertanyaan yang diberikan adalah seputar tentang pengetahuan tentang MBKM dan bagaimana pelaksanaanya dan manfaat program MBKM yang dirasakan. Responden, jelasnya, memberikan tanggapan positif atas kegiatan MBKM dan melihat bahwa berbagai bentuk kegiatan pembelajaran MBKM telah mampu memerdekakan mahasiswa, memberikan banyak tambahan kompetensi.

Anggota tim, Gatot Gunarso, MSc menambahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan untuk mengikuti atau terlibat dalam program MBKM, paling banyak dipengaruhi oleh pengaruh sosial peserta seperti keinginan untuk merasakan pengalaman di bidang lain selain bidang kuliahnya. Selain itu, berkontribusi kepada masyarakat, ingin merasangan tantangan baru, ingin eksis, dan ikut dalam program MBKM karena teman.   

"Sedangkan kepuasan mahasiswa terhadap program MBKM secara positif dipengaruhi oleh partisipasi mahasiswa. Adanya partisipasi dari mahasiswa meningkatkan kemungkinan kepuasan yang tinggi terhadap program MBKM," jelasnya.

Ditambahkan, pengaruh sosial yang positif idealnya didapatkan mahasiswa saat akan memutuskan untuk mengikuti program dan berlanjut pada saat melaksanakan program, bahkan hingga setelah melaksanakan program untuk mencapai kepuasan yang tinggi dan berkesinambungan. Sebab kepuasan akan tercapai ketika harapan sesuai dengan kenyataan yang diterima mahasiswa, jelas Gatot.

"Apabila pengaruh sosial yang positif tidak berlanjut hingga ke akhir pelaksanaan program MBKM, maka akan ada peluang munculnya persepsi negatif mahasiswa terhadap program akibat ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Karena itu, kerja sama seluruh stakeholder dalam pelaksanaan program MBKM sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan sosial yang berpengaruh positif terhadap motivasi mahasiswa dalam mengikuti program," jelasnya.

Anggota tim lainnya, Fredicia M.Kom menyebut untuk visualisasi data, hasil survei juga menunjukkan bahwa masih ada dosen dan mahasiswa belum mengetahui secara menyeluruh manfaat dari program MBKM. "Kami kemudian melakukan visualisasi data dan pengolahan data kuantitatif serta kualitatif dari hasil wawancara dan Focus Group Discussion pada mahasiswa," Fredicia.

Di sisi lain, Ketua Program Studi Prodi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Informatika Ukrida, Marcel, S Kom MTI mengatakan, perguruan tinggi dituntut untuk mencetak anak didik yang siap menghadapi era transformasi digital. Meninjau peran perguruan tinggi sebagai 'gateway' ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu pilar utama untuk menghasilkan para talenta dengan kompetensi digital yang berkualitas, jelas Marcel, transformasi jelas bukan sebuah opsi namun keharusan dalam jangka panjang untuk mempertahankan eksistensi dan sustainability dari perguruan tinggi itu sendiri.

"Strategi tahap awal yang dilakukan sebagai tindak lanjut penelitian ini  adalah dengan membuat prototype kerangka kerja yang menentukan dimensi cakupan dan prioritas dari transformasi digital yang akan dilakukan," ujar Marcel. (RO/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya