Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DATA terbaru International Diabetes Federation (IDF) (2021) menyebut bahwa sekitar 19,46 juta orang di Indonesia mengidap diabetes. Terjadi peningkatan sebesar 81,8% dibandingkan jumlah pada 2019.
Angka tersebut memposisikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengidap diabetes tertinggi kelima di dunia setelah Tiongkok, India, Pakistan, dan Amerika Serikat. Bahkan, Indonesia menjadi satu-satunya di Asia Tenggara yang masuk ke dalam 10 besar negara dengan kasus terbanyak.
Memperingati World Diabetes Day 2021 yang jatuh setiap 14 November, eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals & Clinics kembali menggelar sesi diskusi seputar kesehatan mata: JEC Eye Talks, dengan melibatkan dokter-dokter ahli JEC bersama para media.
Webinar ini membahas situasi diabetes terkini, penatalaksanaan penanganan secara tepat, serta risiko penyakit kronis lain yang menyertai, khususnya pada organ mata.
Sejalan dengan tema global peringatan: “Access to Diabetes Care”, JEC juga memperkenalkan kembali layanan penanganan diabetes terpadu, Diabetes Education & Care.
Jumlah pengidap diabetes di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada 2019 lalu angka masih di 10,7 juta pengidap. Diestimasi, kuantitasnya akan mencapai 23,32 juta pada 2030 mendatang.
“Di luar angka itu, diperkirakan lebih banyak lagi masyarakat yang tak menyadari telah terjangkit penyakit ini. Jika diabetes terdeteksi lebih awal, kemungkinan keberhasilan penanganannya akan lebih besar," papar dr. Bhanu Kumar, BMedSc, SpPD selaku Internist Specialist JEC Eye Hospitals and Clinics kepada media, Selasa (16/11).
"Utamanya guna mencegah komplikasi lebih lanjut. Artinya, kebutuhan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh sudah sangatlah mendesak," jelasnya.
"Harus segera dilakukan, tanpa perlu menunggu gejala diabetes muncul terlebih dahulu; termasuk bagi kalangan umum yang tidak memiliki riwayat keluarga mengidap diabetes,” tegas dr.Bhanu Kumar.
Laporan IDF juga memperlihatkan bahwa sekitar 73,7% dari total pengidap diabetes di Indonesia (14,34 juta orang) hidup dengan diabetes yang tidak terdiagnosis.
Estimasinya, 1 per 9 orang dewasa di Indonesia mengidap gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi ini.
Lebih mencengangkan, sepanjang 2021, jumlah kematian akibat diabetes di Tanah Air sudah mencapai 236,711 ribu kasus; semakin menegaskan betapa bahaya penyakit ini masih sangat harus diwaspadai.
Sementara, secara global, masih berdasar sumber yang sama, jumlah pengidap diabetes telah mencapai sedikitnya 537 juta orang (2021). Kuantitasnya diprediksi terus naik menjadi 643 juta orang pada 2030, dan 784 juta orang pada 2045.
Jumlah kematian akibat diabetes sepanjang tahun ini diperhitungkan mencapai 6,7 juta kasus; atau 1 kejadian per 5 detik.
Temuan IDF juga menyebut bahwa 1 per 10 orang dewasa di dunia mengidap diabetes. Lebih dari itu, 1 dari setiap 2 orang dewasa ternyata mengidap penyakit ini tanpa terdiagnosis.
“Penanganan terhadap pengidap diabetes bukan hanya berfokus pada menjaga kadar gula, tetapi juga mencakup lima pilar penatalaksanaan yang harus terimplementasi dengan disiplin. Fasilitas kesehatan yang mampu memberikan penanganan diabetes secara terpadu menjadi kunci," tuturnya.
"Sebab, pengidap diabetes memerlukan terapi harian, pemantauan gula darah secara rutin, serta pola hidup sehat. Tanpa itu, dikhawatirkan diabetes yang bersifat kronis akan memicu komplikasi penyakit yang lebih gawat, seperti strok dan serangan jantung. Tak terkecuali gangguan mata yang bisa berujung kebutaan,”papar dr. Bhanu Kumar
Tatalaksana diabetes terbagi ke dalam lima pilar utama. Pertama, pengaturan pola makan yang meliputi kandungan, kuantitas dan waktu asupan (3J - Jenis, Jumlah dan Jadwal). Kedua, aktivitas fisik sesuai kemampuan tubuh selama 30 menit sehari atau 150 menit per pekan.
Ketiga, terapi farmakologi, seperti pemberian obat atau injeksi insulin, berdasarkan anjuran dokter.
Keempat, edukasi terus menerus kepada pengidap diabetes, keluarga yang terlibat (termasuk masyarakat secara umum) mengenai gaya hidup sehat, sampai cara konsumsi obat, hingga penanda komplikasi dan kegawatdaruratan.
Kelima, pemantauan glukosa daraholeh dokter, baik lewat laboratorium, ataupun dengan cara Self Monitoring Blood Glucose (SMBG) atau Pemantauan Gula Darah Mandiri oleh pasien di rumah.
Memahami kronisnya penyakit ini sekaligus kegawatannya, JEC mengambil langkah antisipatif dengan menggagas JEC Diabetes Education & Care yang mengedepankan penatalaksanaan lima pilar di atas.
JEC Diabetes Education & Care menghadirkan layanan diabetes terpadu yang komprehensif; meliputi sentra konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrin, pusat konsultasi dan edukasi gizi dengan edukator diabetes, serta diperkuat teknologi yang lengkap, seperti laboratorium, serta fasilitas foot care bagi pengidap diabetes yang lebih parah.
Selain stroke dan serangan jantung, komplikasi diabetes juga mengakibatkan peripheral artery disease (penyakit arteri perifer), peripheral neuropathy (neuropati perifer), diabetic nephropathy (nefropati diabetik) dan diabetic foot (kaki diabetik).
Khusus gangguan pada indra penglihatan, diabetes juga berpotensi mengakibatkan gangguan ringan, seperti dry eyes (mata kering) dan diplopia (penglihatan ganda). Sedangkan gangguan pada mata dengan tingkatan lebih berat antara lain glaukoma, retinopati diabetik, dan katarak - yang jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kebutaan.
“Diabetes merupakan penyakit pembuluh darah yang dapat mempengaruhi seluruh organ tubuh. Salah satunya mata, lebih spesifik lagi pada bagian retina yang terdiri dari banyak pembuluh darah," jelas dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC@Kedoya, Vitreo-Retina, Cataract Specialist JEC Eye Hospitals and Clinics.
"Pengidap diabetes berisiko mengalami kebutaan 25 kali lebih tinggi dibandingkan kalangan yang tidak mengidapnya. Ini semakin menegaskan bahwa penanganan diabetes harus berlangsung teratur dan terus menerus. Terlebih bagi pengidap diabetes yang sudah mengalami gangguan penglihatan,” jelas dr. Referano
“Melalui peringatan World Diabetes Day ini, kami berharap masyarakat Indonesia semakin sadar bahaya diabetes yang bisa berdampak pada penyakit komplikasi lainnya," paparnya.
"Apalagi bagi para pengidap diabetes yang telah mengidap penyakit ini selama lebih dari 5 tahun, kami anjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara lebih rutin agar risiko penyakit mata yang lebih gawat, seperti retinopati diabetik dan katarak, bisa terantisipasi dan tertangani sedini mungkin agar terhindar dari kebutaan,” tutup dr. Referano. (Nik/OL-09)
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menggunakan talenan yang sama untuk sayur dan daging bisa menyebabkan kontaminasi silang berbahaya seperti Salmonella. Simak tips mencegahnya berikut.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan pentingnya untuk mengukur tekanan darah secara rutin.
Jambu biji mengandung sejumlah nutrisi yang bisa mengatasi atau membantu permasalahan kesehatan.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
DERETAN kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter di berbagai wilayah telah memicu kemarahan publik karena tercela dan mencoreng profesi kedokteran.
DUNIA kedokteran regeneratif berkembang sangat pesat. Hal terutama dalam inovasi terapi sel punca dan teknologi kedokteran masa depan.
Proktologi adalah cabang spesialisasi kedokteran bedah yang menangani penyakit area anorektal, seperti wasir (hemoroid), fistula ani, fisura ani, striktur, abses, hingga prolaps rektum.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
KESEHATAN masyarakat merupakan salah satu pilar ketahanan negara.
Deby Vinski menekankan pentingnya teknologi ini sebagai masa depan dunia kedokteran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved