Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Obat Molnupiravir Selesai Uji Klinis, Siap Digunakan di Indonesia

Atalya Puspa
27/10/2021 12:40
Obat Molnupiravir Selesai Uji Klinis, Siap Digunakan di Indonesia
Obat antivirus yang diproduksi perusahaan farmasi dari AS, Merck, siap digunakan di Indonesia.(Handout / Merck & Co,Inc. / AFP)

OBAT Molnupiravir yang digadang-gadang menjadi obat anticovid-19 akan segera digunakan secara luas di Indonesia dalam waktu dekat. Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr.Erlina Burhan mengungkapkan bahwa uji klinis tahap 3 pada molnupiravir telah rampung dan siap digunakan.

"Untuk molnupiravir tinggal menunggu emergency use authorization (EUA) dan akan segera masuk ke Indonesia dalam waktu dekat," kata Erlina dalam webinar Badan POM Pelatihan Media Terkait Obat dan Vaksin Di Masa Pandemi Covid-19, Rabu (27/10).

Seperti diketahui, molnupiravir sejatinya bukanlah obat baru. Obat ini dibuat oleh peneliti pada Emory University dan diteliti manfaatnya terhadap penyakit radang selaput otak dan influenza sejak 2014.

Ketika pandemi Covid-19 menyerang, peneliti mencoba mengetes obat ini terhadap Covid-19. Dalam siaran pers baru-baru ini, perusahaan Merck mengeklaim bahwa pada pasien Covid-19 ringan dan sedang, obat ini menurunkan angka perawatan rumah sakit dan kematian sebesar 50%.

Selain molnupiravir, ia menyatakan bahwa uji klinis pada obat ivermectin juga telah selesai dilakukan.

"Uji klinis ivermectin untuk menentukan dosis sudah selesai dilaksanakan Balitbangkes Kemenkes dan kita tunggu dosis mana yang pas dan pengumuman dari para penelitinya," ucap dia.

Selanjutnya, Erlina menjabarkan terdapat sejumlah pengobatan yang telah masuk tahap uji klinis dan akan digunakan di Indonesia dalam waktu dekat. Salah satunya kani inhalasi budesonide. Dalam banyak studi observasional, didapatkan bahwa pasien covid-19 dengan masalah pernapasan yang menggunakan glukokortikoid inhalasi jarang ada yang memerlukan perawatan di rumah sakit.

"Studi ini memiliki kriteria yang luas sehingga sangat relevan apabila diimplementasikan pada masyarakat yang berada di negara berpenghasilan menengah ke bawah," ungkap Erlina.

"Ini juga nantinya akan digunakan di Indonesia kalau sudah mendapatkan izin," pungkas dia. (Ata/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya