Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Wapres: Libur Maulid Digeser untuk Hindari Peningkatan Angka Penularan Covid-19

Emir Chairullah
17/10/2021 09:05
Wapres: Libur Maulid Digeser untuk Hindari Peningkatan Angka Penularan Covid-19
Wapres Ma'ruf Amin (ketiga dari kanan) bersama Kemenko PMK Muhadjir Effendy (ketiga dari kiri)(Dok: Setwapres)

PEMERINTAH memutuskan mengganti hari libur nasional peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang seharusnya diperingati pada 19 Oktober 2021 menjadi 20 Oktober 2021. Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebut, kebijakan ini dilakukan dengan pertimbangan agar tidak perjadi kembali lonjakan kasus covid-19 yang terjadi akibat pergerakan massa secara besar-besaran.

“Jadi memang bukan kali ini saja kan Pak Menko, sudah beberapa kali kita menggeser untuk menghindari orang memanfaatkan hari kejepit itu. Oleh karena itu, alasannya itu supaya walaupun memang sudah rendah, tapi tetap kita antisipatif,” kata Wapres usai melakukan olahraga pagi di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, Minggu (17/10).

Lebih lanjut, Wapres menjelaskan pemerintah tidak ingin mengulangi adanya pelonggaran yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus penyebaran virus covid-19. Ia mencontohkan India, dimana akibat pelonggaran-pelonggaran yang diberikan seiring dengan penurunan kasus harian covid-19 justru menyebabkan kelengahan di masyarakat.

“India itu kan ketika dia sudah rendah kemudian terjadi pelonggaran-pelonggaran bahkan ada acara keagamaan akhirnya naik lagi. Kita tidak ingin itu terulang di kita Indonesia,” tegas Wapres.

Hal senada dikatakan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, riset yang dilakukan menunjukkan adanya kecenderungan masyarakan memanfaatkan hari ‘kejepit’ untuk memperpanjang libur. Dengan demikian, keputusan pemerintah untuk menggeser hari libur nasional adalah untuk mengurangi pergerakan massa secara besar di waktu yang sama.

“Jadi mengenai penggeseran libur hari besar keagamaan itu memang pertimbangannya semata-mata adalah untuk menghindari masa libur yang panjang karena di celah antara hari libur dengan libur reguler itu ada hari kejepit yaitu hari Senin,” ungkap Muhadjir saat mendampingi Wapres saat berolahraga.

Baca juga: Antisipasi Kasus Baru Covid, Libur Maulid Nabi Digeser 20 Oktober

Menurut Muhadjir, pemerintah sudah mengalami berkali-kali peristiwa libur panjang yang ternyata diikuti pergerakan orang secara besar-besaran yang dampaknya ke peningkatan angka penularan.

“Kita sudah sangat pengalaman setiap terjadi libur panjang dan diikuti dengan pergerakan orang besar-besaran dari satu tempat ke tempat yang lain itu akan diikuti dengan kenaikan Covid-19. Dan memang banyak yang menyatakan ini kan sudah mulai turun, ya justru dengan keadaan turun itu kita tidak ingin main-main lagi karena kita sudah pengalaman setiap turun kemudian kita membiarkan libur panjang tanpa ada intervensi kebijakan itu akan diikuti dengan kenaikan kasus,” pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya