Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Digitalisasi akan Mendorong Proses Transformasi Pendidikan

Budi Ernanto
29/9/2021 12:15
Digitalisasi akan Mendorong Proses Transformasi Pendidikan
Pameran pendidikan Eduvex.(DOK IST)

SEBANYAK 407 ribu sekolah, 56 juta siswa dan 3 juta guru terdampak pandemi covid-19 di Tanah Air. Tidak sedikit siswa yang ketinggalan pelajaran, stres, bahkan putus sekolah akibat proses pembelajaran yang terganggu selama hampir dua tahun.

Pandemi seakan membuka mata bahwa masih ada jarak lebar antar masyarakat Indonesia dalam memperoleh pendidikan. Mulai dari kesenjangan fasilitas pendidikan hingga keterampilan sumber daya manusia yang berbeda.

Menanggapi situasi tersebut, Orbit360 dan The Habibie Center menggelar Webinar Pre-Event Eduvex 2021 bertajuk Digitalisasi dan Demokratisasi Pendidikan pada Selasa, (28/9) sebagai salah satu upaya mulai merumuskan solusi demokratisasi bagi dunia pendidikan.

Eduvex merupakan pameran pendidikan virtual yang menggandeng 100 exhibitor perguruan tinggi terkemuka se-Indonesia serta mengundang lebih dari 50.000 siswa dan guru.

Eduvex 2021 akan diselenggarakan secara online/virtual pada tanggal 19-21 November. Selain pameran virtual, acara itu juga akan menghadirkan sesi-sesi webinar, talkshow, workshop guru, dan sesi lainnya.

Sementara dalam diskusi, terungkap bahwa digitalisasi dan demokrasi adalah dua hal yang saling mendukung di era modern. Ketua Umum APTISI, Budi Djatmiko menyampaikan bahwa demokrasi dalam konteks pendidikan berarti kesempatan yang sama bagi semua orang memperoleh pendidikan tanpa membedakan ras, suku, kepercayaan, atau status sosial.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Ketua Dewan Pembina The Habibie Center Ilham A Habibie yang juga merupakan Co-founder Orbit360 menyebut digitalisasi adalah alat untuk meraih demokrasi dalam dunia pendidikan.

“Digitalisasi merupakan alat untuk mencapai demokratisasi dalam pendidikan tersebut. Dalam prosesnya pasti ada gejolak karena sesuatu yang baru, namun gejolak yang muncul dari digitalisasi pendidikan merupakan hal yang normal,” papar Ilham.

Baca juga: Mengarusutamakan Pendidikan Agar Masyarakat Lebih Memperhatikan

Ilham juga menyampaikan bahwa digitalisasi sejatinya merupakan upaya untuk memudahkan kehidupan manusia.

“Dalam konteks pandemi covid-19, misalnya, digitalisasi menjadi jembatan untuk menggerakkan roda pendidikan. Hingga saat ini, hampir seluruh sekolah di Indonesia mengandalkan internet dalam proses belajar-mengajar,” jelas Ilham.

“Bagaimana pun digital adalah alat bantu. Tidak berarti dengan digitalisasi akan meniadakan dunia yang kita kenal saat ini, yang masih analog. Ini kelihatan di dunia pendidikan. Secanggih apapun online learning, dengan alat-alatnya, internet koneksi yang bagus. Tapi tetap perlu peran manusia,” tambah Ilham lagi.

Digitalisasi di dunia pendidikan juga diyakini akan mendorong proses transformasi pendidikan. Transformasi tersebut bahkan dapat merubah sistem pendidikan secara menyeluruh. Guru dan siswa tak lagi perlu bertatap muka, bahkan sumber ilmu tak lagi melulu bersumber pada guru.

“Pendidikan akan bergeser. Dulu pendidikan berada di dosen, ilmu ada di dosen, sekarang tidak. Ilmu pengetahuan ada di mana-mana. Dosen bekerja sebagai pendamping, pembimbing,” jelas Budi.

Untuk itu, seluruh pihak di dunia pendidikan harus mempersiapkan diri, beradaptasi sebaik mungkin dengan proses digitalisasi yang masif terjadi agar proses transformasi yang terjadi dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara merata. (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya