Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TAHUN 2020 menjadi tahun kedua bagi Reda Gaudiamo berprofesi secara penuh waktu sebagai penulis dan musisi. Pada tahun-tahun sebelumnya, ia bekerja di dua bidang itu sembari punya pekerjaan utama lainnya. Dua tahun berjalan menjadi penulis dan musisi penuh waktu terasa mengasyikkan bagi alumnus Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia tersebut.
Akan tetapi, ketika pandemi covid-19 mulai melanda pada Maret tahun lalu, situasi itu langsung berubah 180 derajat. Jadwal yang sudah tersusun rapi sepanjang tahun terpaksa harus batal. Reda pun menjalani setahun awal pandemi penuh dengan ketidakpastian.
Situasi itu bukan saja dialami Reda. Banyak penulis, pekerja perbukuan, yang kemudian situasinya tidak jauh pelik dari Reda. Hal ini, misalnya, terlihat dari beberapa formulir pengajuan bantuan yang masuk ke inisiatif Teman Bantu Teman, sebuah gerakan yang diinisiasi beberapa penulis dan penerbit buku. Mereka mendata tidak sedikit penulis, penerjemah, dan penyunting yang memiliki hubungan kerja dengan beberapa institusi harus kena pemutusan hubungan kerja. Belum lagi, beberapa penulis yang juga terpapar covid-19, menambah kerentanan mereka.
Atas dasar itulah, inisiatif Teman Bantu Teman lahir. Gerakan yang menjadi respons dari para penulis dan penerbit buku di beberapa wilayah Indonesia kepada sejawat mereka. Dimulai sejak pertengahan Juli hingga pekan lalu, setidaknya sudah terkumpul Rp109 juta. Dana kemudian disalurkan ke 144 penerima, dari total 251 formulir pengajuan yang masuk.
“Paling banyak memang tersalurkan di Pulau Jawa, karena memang penulis dan pekerja perbukuan paling banyak di Jawa. Tapi kami juga menerima formulir pengajuan yang datang dari berbagai tempat, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi,” terang salah satu inisiator Teman Bantu Teman, M Aan Mansyur, Jumat (10/9).
Fariq Alfaruqi, penulis yang juga turut dalam gerakan Teman Bantu Teman, menambahkan bahwa ada verifikator yang bertugas menyeleksi formulir masuk. Dari formulir tersebut akan dilihat apakah kebutuhan hanya untuk individu, atau si pengakses bantuan juga memiliki tanggungan. Selain dari penulis dan pekerja perbukuan, permohonan bantuan ke gerakan ini juga datang dari pekerja media yang memang banyak terkena PHK. Para penyunting, penulis konten, dan pegiat literasi yang mengurusi rumah baca pun termasuk di antara yang mengakses bantuan Teman Bantu Teman.
Profesi rentan
Aan menuturkan, ia dan teman-temannya di gerakan ini mendapat banyak cerita tentang kondisi para sejawat mereka saat pandemi. Dari cerita-cerita itu menunjukkan perlunya melakukan sesuatu yang lebih besar daripada sekadar gerakan berdonasi.
“Mulai berpikir, isu-isu soal bagaimana rentannya pekerja buku tidak boleh jadi semacam catatan kaki ketika bicara dunia perbukuan.”
Hal itu juga diamati penulis Eka Kurniawan. Dia melihat situasi dari mayoritas pekerja perbukuan sangat rentan, bahkan jauh sebelum pandemi. Dengan status yang tidak memiliki keterikatan pada satu lembaga atau perusahaan, pun statusnya menjadi semacam ‘pekerja lepas’, membawa pada situasi absennya jaring pengaman termasuk asuransi dan lainnya.
“Ketika pandemi ini datang, saya rasa seperti membuka saja apa yang sebelumnya sudah menjadi permasalahan. Kan kita sering melihat misalnya ada kawan sakit, kita bahu-membahu untuk membantu. Tidak ada jaring pengaman sama sekali. Ini harus menjadi pikiran kita semua,” kata Eka dalam kesempatan sama dengan Aan.
Di sisi lain, menurut Reda, untuk bersuara meminta pertolongan juga butuh keberanian. Ketika di kanal-kanal media sosial, tampaknya para sejawat terlihat seperti dalam situasi baik-baik saja, tetapi itu belum tentu kondisinya demikian. “Mengakui butuh bantuan saja tidak mudah. Kolaborasi dan mengakui butuh bantuan itu hal penting,” kata Reda.
Selama pandemi ini, Reda pun akhirnya membuka peluang baru. Ia misalnya mengajar kelas menulis anak-anak via konferensi video. Itu menjadi salah satu rutinitas barunya hingga kini. Tapi itu juga tidak mungkin dilakukan tanpa bantuan sejawat lain.
“Melakukan apa yang kita tahu dan berkolaborasi dengan teman serta menerima bantuan dari teman, itu yang bisa membuat kita masih bisa berdiri di situasi sulit ini,” ujar Reda.
Bagi Aan, gerakan Teman Bantu Teman yang dimulai sebagai ekspresi cinta dari sejawat kepada yang mengalami kondisi krisis di tengah pandemi, perlu bertransformasi menjadi gerakan yang lebih radikal dan sebagai tindakan kolektif. (M-4)
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
CALON Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun kembali mengungkit pandemi Covid-19 pada debat kedua Pilkada Jakarta 2024, Minggu (27/10) malam.
Prof Agus telah menulis dan menerbitkan 11 buku yang membahas berbagai topik seputar politik, keamanan, dan hubungan internasional.
Sutradara kondang Hanung Bramantyo kembali menunjukkan produktivitasnya dengan menghadirkan dua film pada Februari ini.
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Kelima Penulis dongeng Indonesia ini menghasilkan karya legendaris yang menghibur sekaligus mendidik.
Han Kang, yang kini berusia 53 tahun, sebelumnya dikenal luas berkat karyanya The Vegetarian, yang memenangkan Man Booker International Prize pada 2007.
Penamuda mengundang para penulis untuk berkolaborasi menulis buku dengan beragam tema.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved