Tujuh Desainer Indonesia Tampil di Fashion Show di KJRI New York

Mediaindonesia.com
11/9/2021 19:19
Tujuh Desainer Indonesia Tampil di Fashion Show di KJRI New York
Fashion show dibuka oleh Konjen RI New York dan dihadiri seperti make-up artist, model, dosen-dosen jurusan fesyen.(DOK Pribadi.)

KJRI New York bekerja sama dengan New York Indonesia Fashion Week (NYIFW) menyelenggarakan acara fashion show di Ruang Pancasila, Gedung KJRI New York, Jumat (10/9). Kegiatan fashion show bertajuk Batik Fashion and Culture menghadirkan lima desainer/pemilik brand asal Indonesia dan dua desainer diaspora Indonesia asal New York.

Lima desainer/pemilik brand asal Indonesia ialah Joni Permana featuring Kampoeng Tjibarani, Indah Darry, Sakamade Boutique by Tari Made, Mama Theodora by Theodora Matruttyu De Lima, dan DR Rosaline Rumaseuw by Indah Darry. Dua desainer diaspora Indonesia asal New York ialah Marry Indo by Merry Salmeri dan Sasmita Batik by Novi Palluch.

Fashion show dibuka oleh Konjen RI New York dan dihadiri oleh make-up artist, model, dosen-dosen jurusan fesyen, Konsul Jenderal ASEAN di New York, vlogger, dan pebisnis fesyen. Total sekitar 100 peserta hadir pada acara ini. Para undangan berkesempatan untuk menyaksikan peragaan busana dan aksesori desainer Indonesia yang juga tampil di New York Fashion Week (NYFW). Acara dilaksanakan secara hibrida (offline dan online di media sosial KJRI New York).

Fashion show dimulai dengan penampilan audio dan visual Tarawangsa dari Kampoeng Tjibarani Bandung yang melambangkan upacara untuk menyambut kedatangan Dewi Sri (Sri Pohaci) yang dikenal sebagai Dewi Pertanian. Visualisasi Dewi Sri ditampilkan melalui gaun rancangan desainer Joni Permana bernuansa gelap yang elegan dipadukan dengan corak keemasan laksana padi yang siap dipanen. Corak ini merefleksikan masyarakat Jawa Barat yang agraris dan peduli terhadap alam lingkungannya.

Acara dilanjutkan dengan penampilan batik corak Borneo karya desainer Indah Darry dilanjutkan dengan penampilan busana dengan corak batik penari bali dari desainer Tari Made. Busana rancangan Tari Made mengombinasikan model busana modern seperti hoodie dengan corak batik penari bali, melalui perpaduan warna-warna terang dengan tetap memperhatikan pakem batik yang ada.

Penampilan busana karya desainer Theodora Matrutty de Lima yang ditampilkan dalam NYIFW didominasi oleh kain tenun dengan desain terinspirasi oleh kearifan lokal dan alam daerah Maluku yang kaya akan sumber daya laut seperti perikanan dan kerang-kerangan. Selanjutnya, desainer Novi Palluch menampilkan busana santai dengan perpaduan warna cerah seperti biru muda, kuning, dan cokelat muda yang cocok digunakan di saat musim panas.

Acara ditutup dengan penampilan desain khusus batik papua dari Dr. Rosaline Rumaseuw by Indah Darry. Motif batik papua rancangan Indah Darry hadir dengan desain khusus yang mengakomodasi elemen-elemen kekayaan dan kekhasan bumi dan budaya Papua dari tujuh wilayah adat di Papua dalam satu kemasan kreasi motif batik yang banyak memperoleh perhatian peserta. 

Acara tersebut bukan hanya ajang promosi industri kreatif Indonesia, tetapi juga menjadi peluang mempertemukan desainer dan pemilik brand dengan pelaku bisnis fashion di New York. Para desainer batik Indonesia melihat New York yang telah reopening sebagai peluang untuk melakukan penetrasi bisnis. Kegiatan ini juga turut mempromosikan Indonesia yang multietnis dan budaya, direfleksikan dengan corak batik nusantara, yaitu Jawa Barat, Kalimantan, Maluku, Bali, dan Papua serta dari sisi geografis mengilustrasikan masyarakat Indonesia yang agraris dan maritim. Fashion show juga melibatkan partisipasi publik, antara lain menampilkan model lintas generasi (tua-muda), multietnis, WNI maupun WN Amerika termasuk diaspora Indonesia. 

Ketua DWP KJRI New York Endang Arifi turut menjadi peragawati dengan menampilkan/mengenakan busana karya desainer Joni Permana dan Indah Darry. Ben Hartley, Executive Director The National Arts of New York, yaitu perkumpulan bergengsi pemerhati seni budaya di New York memberikan komentar positif atas pelaksanaan NYIFW 2021 yang selain mempromosikan industri kreatif, juga menampilkan kekayaan budaya Indonesia, antara lain Tarawangsa dari Kampoeng Tjibarani. Pihak The National Arts of New York tertarik untuk melakukan kerja sama. 

Acara ditutup dengan pemberian bunga sebagai token of appreciation oleh Konjen RI New York Arifi Saiman dan Ketua DWP KJRI New York Endang Arifi kepada para desainer. Produser acara NYIFW 2021 Ibu Vanny Tousignant menyampaikan plakat kepada Konjen RI New York atas kerja sama dan pelayanan KJRI kepada komunitas fashion di New York (service to community). (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya