Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
JENAMA (brand) parfum lokal, Mine. Perfumery memberikan parfum vial (tabung kecil berisi cairan parfum) Ethereal secara cuma-cuma kepada para tenaga kesehatan (nakes) dalam penanganan pandemi Covid-19. Bingkisan tersebut menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian Mine. Perfumery terhadap para tenaga kesehatan.
Donasi parfum itu sebagai bentuk ucapan terima kasih dan ungkapan menyemangati para nakes yang telah memberikan seluruh pengorbanannya dalam penanganan pandmei Covid-19.
Dalam kegiatan sosial tersebut, Mine. Perfumery menyalurkan sebanyak 200 paket. Dalam paket yang dibagikan kepada para nakes tersebut berisi 1 (satu) mini parfum Ethereal, dengan ucapan sebagai tanda terima kasih. Pengiriman paket parfum ini diserahkan langsung oleh tim Mine. Perfumery ke alamat masing-masing nakes yang berdomisili di Jabodetabek melalui ekspedisi.
“Konsep parfum Ethereal sangat sesuai dengan figur para nakes dimana parfum ini dibuat untuk meng-capture innocence dan kindness. Menurut kami apa yang diartikan oleh Ethereal menggambarkan betapa heroiknya para nakes, pengorbanan mereka yang rela tidak pulang ke rumah untuk melihat orang tersayang, rela mengorbankan diri dan masih banyak pengorbanan lainnya,” ujar Sarah, founder dari Mine Creative House.
Meski baru dirilis sekitar dua bulan yang lalu, namun produk Mine. Perfumery mendapat respons yang cukup posistif dari pasar. Menurut Sarah, dalam sebulan ia bisa menjual sekitar 2.000 produk parfum. Bahkan di salah satu platform media sosial, Mine.perfumery sempat viral dengan viewers mencapai 500.000.
Baca juga : Peringati HAN 2021, Farmalab Bagikan 1.000 Buku untuk Pasien Anak di RSDC Wisma Atlet
Sejauh ini Mine. Perfumery membidik pasar dari kalangan milenial atau generasi Y (orang yang lahir di sekitar tahun 1980 hingga 1995) dan Gen Z di Indonesia, yaitu orang yang lahir di sekitar tahun 1995 sampai dengan 2010.
“Kami berharap dengan diberikannya parfum Ethereal ini dapat memberikan semangat kepada para nakes yang dari awal telah berjuang menjadi garda terdepan. Mine. Perfumery merasa tidak ada lagi yang lebih penting daripada para nakes saat ini yang telah melayani tanpa lelah,” imbuh Sarah.
Sarah berharap Ethereal menghadirkan notes lembut yang berasal dari kasmeran dan vanilla dengan menggambarkan eksistensi dari fresh angelic.
“Kami ingin para nakes merasakan bahwa untuk sekali ini, mereka diperhatikan dan agar para nakes tambah semangat menjalani hari,” ujarnya.
Mine. Perfumery berharap melalui gerakan ini akan dapat memberikan semangat baru untuk para nakes yang telah tulus melayani dengan sepenuh hati dan juga untuk dapat menginspirasi merek lokal lainnya guna menunjukkan solidaritas dan dukungan untuk Indonesia. (RO/OL-7)
PARFUM tidak lagi dipandang sebatas pelengkap penampilan, tetapi juga sebagai medium ekspresi diri.
INDUSTRI parfum lokal Indonesia kembali kedatangan nama baru yang menjanjikan.
PERTUMBUHAN industri parfum lokal tengah naik daun dalam beberapa waktu ke belakang, deretan parfum lokal mulai unjuk gigi dengan menawarkan aroma yang tidak kalah dari merek internasional.
Menggandeng Haluu, Botanical Essentials menghadirkan Scentarium sebagai pengalaman multisensori yang memadukan seni, teknologi, dan wewangian dalam harmoni sempurna.
Parfum Luxeir adalah simbol bahwa sukses bukan hanya tentang pencapaian materi, tapi juga bagaimana kita membangun citra diri yang berkelas dan percaya diri.
Calvin Jeremy mengatakan membeli dua jenis parfum yang berbeda dengan aroma yang dapat memancing emosionalnya dan aroma yang dapat membangkitkan humornya.
IDAI menyambut baik kebijakan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang menetapkan tunjangan sebesar Rp30 juta per bulan
Diungkap oleh laporan Future Health Index (FHI) 2025 dari Philips, manfaat maksimal hanya bisa dicapai bila ada kepercayaan, transparansi, dan desain yang inklusif.
AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan Presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
KETUA Umum PP PAPDI Eka Ginanjar menilai meski pemerintah memberi karpet merah pada rumah sakit asing atau klinik asing untuk beroperasi di Indonesia, tapi SDM lokal harus dilibatkan.
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor penyebab. Banyak warga tidak memahami siapa saja yang memiliki kewenangan legal untuk memberikan layanan medis.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Oloan menegaskan pentingnya menjaga integritas dan etos kerja selama berada di luar negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved