Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kebutuhan Melonjak, Menkes Genjot Produksi 3 Obat Covid-19

M. Iqbal Al Machmudi
26/7/2021 14:32
Kebutuhan Melonjak, Menkes Genjot Produksi 3 Obat Covid-19
Pekerja mengecek pengepakan paket obat covid-19 untuk didistribusikan di gerai jasa ekspedisi.(MI/M. Irfan)

PEMERINTAH siap menggenjot produksi tiga jenis obat covid-19 yang selama ini banyak dikonsumsi masyarakat. Rinciannya, Azithromycin, Oseltamivir dan Favipiravir.

Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dia menilai kebutuhan tiga jenis obat tersebut mengalami lonjakan luar biasa hingga 12 kali lipat sejak awal Juni.

"Kami menyadari ini dan sudah melakukan komunikasi dengan teman-teman di Gabungan Pengusaha Farmasi. Sudah mempersiapkan dengan mengimpor bahan baku obat, memperbesar kapasitas produksi, serta mempersiapkan distribusinya," ujar Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (26/7).

Baca juga: Menteri BUMN Jamin Stok Obat Perawatan Covid-19 Aman

Menurut Budi, dibutuhkan waktu sekitar 4-6 minggu agar kapasitas produksi obat dalam negeri bisa memenuhi tingginya permintaan. Namun, pihaknya berharap pada awal Agustus, tiga jenis obat covid-19 tersebut sudah lebih meluas di pasaran.

Untuk Azithromycin misalnya, saat ini terdapat 11,4 juta stok di nasional dan 20 pabrik lokal memproduksi obat tersebut. "Sebenarnya kapasitas produksi mencukupi. Memang ada sedikit hambatan didistribusi yang kita sudah bicarakan," pungkas Budi.

"Setiap hari kita berkonsultasi dengan teman-teman di Gabungan Pengusaha Farmasi, untuk memastikan agar obat Azithromycin ini bisa masuk ke apotek-apotek," imbuhnya.

Khusus untuk Favipiravir, lanjut dia, stoknya sekitar 6 juta tablet di seluruh Indonesia. Beberapa produsen dalam negeri segera meningkatkan produksi obat ini, termasuk PT Kimia Farma.

Baca juga: FLCC Bilang Ivermectin Dapat Digunakan untuk Pasien Covid-19

Rencananya, PT Dexa Medica juga siap mengimpor 15 juta dosis obat pada Agustus. Pemerintah pun akan mengimpor 9,2 juta dosis dari beberapa negara. Lalu, rencananya mulai agustus terdapat produksi 1 juta Favipiravir setiap hari.

"Favipiravir ini akan mengganti oseltamivir sebagai obat antivirus. Dokter mengkaji dampaknya terhadap mutasi varian Delta. Mereka menganjurkan agar antivirusnya digunakan Favipiravir," papar Budi.

Diharapkan, pada Agustus, kapasitas produksi dalam negeri berkisar 2-4 juta tablet per hari, sehingga bisa memenuhi kebutuhan. "Sedangkan, Oseltamivir masih ada stok sampai Agustus sekitar 12 juta. Tapi, pelan-pelan secara bertahap diganti oleh Favipiravir. Kita akan pertahankan stok ini," tandasnya.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya