Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PRESIDENT Chief Medical Officer at Front Line Covid-19 Critical Care (FLCCC) Alliance Pierre Kory mengatakan bahwa ivermectin dapat digunakan sebagai pengobatan pada tahap awal maupun tahap akhir bagi pasien covid-19 yang tengah menjalani perawatan serta pasien dengan gejala jangka panjang setelah pulih dari infeksi virus korona. Ivermectin merupakan obat antiparasit yang telah digunakan selama kurang lebih 40 tahun.
Kory merujuk pada sejumlah penelitian di antaranya hasil studi meta-analisis terhadap 24 uji klinis acak dari penggunaan obat ivermectin untuk covid-19 yang ditulis oleh Andrew Hill. Jurnal tersebut, yang dipublikasikan Oxford University Press pada 6 Juli 2021, menunjukkan hasil menjanjikan pada tahap awal, untuk jumlah sampel yang lebih kecil. Salah satunya, efektivitas ivermectin diyakini 56% mencegah kematian berdasarkan pada total 128 kasus meninggal dalam 11 uji klinis yang berbeda. Meski demikian, studi ini perlu diinterpretasikan dengan hati-hati karena masih memiliki skala yang kecil.
Kory mendorong adanya studi lebih luas. "Ada kaitan antara jumlah dosis yang diberikan dengan perbandingan durasi uji klinis," ujarnya dalam diskusi bertajuk World Ivermectin Day, Minggu (25/7). Kory mengklaim bahwa penggunaan ivermectin aman terhadap para pasiennya meskipun diberikan dalam dosis tiga kali lebih besar dari standar penggunaan obat antiparasit. Ia menggunakan 0,6 mg ivermectin per kilogram berat badan pasien.
Menurutnya, penggunaan ivermectin dengan dosis lebih besar seperti itu juga dilakukan pada uji klinis di Argentina. "Penggunaan dosis rendah juga efektif. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, penggunaan ivermectin terhadap penyakit lain membuktikan penggunaan dengan dosis rendah, tidak menimbulkan efek samping," klaim Kory.
Untuk pasien dengan gejala jangka panjang yang telah pulih dari covid-19, ivermectin, menurut Kory, bisa digunakan. Tetapi ia mengingatkan penggunaan obat tersebut setidaknya sebanyak 2-3 kali setiap minggu dalam waktu beberapa bulan. "Jika dosisnya dikurangi dan stop, gejalanya dapat muncul kembali," ucapnya.
Di Indonesia, ivermectin digunakan untuk pasien dengan gejala sedang hingga berat. Kory menuturkan ia tidak yakin
efektivitas ivermectin untuk pasien bergejala mulai ringan hingga berat, tapi pengunaan obat ini dimungkinan sebagai antiviral untuk mencegah peradangan dan dapat diberikan dalam dosis lebih tinggi dengan durasi lebih lama baik sebagai pengobatan awal maupun akhir.
Ketua Konsil Kedokteran Indonesia Putu Moda Arsana mengatakan dalam menerapkan bukti ilmiah meski sudah terpublikasi, pada praktik tidak mudah. Sebab, begitu banyak informasi baru yang ada saat ini dan publik dengan mudah menyebarkan informasi tersebut.
Ia mengingatkan bahwa hasil penelitian ilmiah sering kali bias dan hanya hasil baik yang dipublikasikan sehingga kelihatannya bagus. "Itu salah satu yang harus dicermati oleh dokter. Bagaimana menerapkan bukti-bukti tersebut bagi pasien, dokter harus melakukan suatu telaah kritis," paparnya.
Baca juga: Dituduh Punya Kepentingan dari Ivermectin, Moeldoko akan Laporkan ICW
Disampaikannya, dalam menyikapi bukti dari hasil penelitian, dokter dapat melihat apakah itu valid melalui metode yang digunakan. Selain itu, melihat apakah bukti tersebut penting bagi pasiennya. Sebab sering kali meskipun bukti valid, tapi tidak penting ketika diterapkan pada pasien. "Terakhir apakah bisa diterapkan pada pasien," tukasnya. (OL-14)
"Terkait pengawasan ini, organisasi profesi yang akan mengawasi nakes dalam pemberian pengobatan sesuai standar yang telah ditetapkan orgnisasi profesi ya,"
Penyetopan Ivermectin dan terapi plasma konvalesen sudah berdasarkan keputusan lima organisasi profesi dokter
Organisasi profesi medis mencabut sejumlah opsi obat-obatan antivirus dan terapi yang selama ini digunakan seperti ivermectin dan plasma konvalesen
Moeldoko menyebut ada sekitar 20 pertanyaan yang diajukan penyidik dalam pemeriksaan kali ini.
Kubu Moeldoko terus melanjutkan kasus Ivermectin dan ekspor beras yang menyeret dua peneliti ICW. Sebab, mereka ingin membuktikan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.
Keputusan itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor : PW.01.10.3.34.07.21.07 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Distribusi Obat dengan Persetujuan Penggunaan Darurat
DINAS Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menjelaskan tentang Covid-19 varian JN.1 memiliki ciri khas yang mudah terlihat dari lidah.
38 warga Jakarta positif covid-19 varian baru JN 1
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu mengingatkan masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi covid-19 baik dosis lengkap maupun booster.
SKEMA pendanaan pasien covid-19 bagi warga tidak mampu akan ditanggung oleh pemerintah melalui skema Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Septiono Prayogo mengatakan terhitung mulai 23 Maret 2020 hingga hari ini 161.351 pasien telah menjalani perawatan di Wisma Atlet Kemayoran.
Movfor merupakan brand obat Molnupiravir pertama di Indonesia dan diciptakan khusus untuk penyembuhan covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved