Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan warga di sejumlah daerah untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi hingga sepekan ke depan. Mengingat, cuaca ekstrem dapat menyebabkan bencana hidrometerologi.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan. Hal itu dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia, khususnya di wilayah bagian tengah dan timur.
Lalu, kondisi tersebut diperkuat oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia. Selain itu, terbentuknya belokan, berikut pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi), dapat mengakibatkan kenaikan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah.
Baca juga: BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi 6 Meter di Samudra Hindia Selatan Banten
"Berdasarkan analisis terhadap perkembangan dinamika atmosfer, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di beberapa wilayah," ujar Guswanto dalam keterangan resmi, Sabtu (17/7).
Cuaca ekstrem diperkirakan melanda wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua pada 18 Juli 2021. Lalu, pada 19-21 Juli 2021, akan melanda Bengkulu, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Baca juga: Banjir Landa Kapuas Hulu, 14.889 Jiwa Terdampak
Berikutnya, pada 22-23 Juli 2021, cuaca ekstrem akan melanda wilayah Maluku, Papua Barat, dan Papua. BMKG pun mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan, termasuk hujan secara sporadis, lebat dan durasi singkat, yang disertai petir dan angin kencang.
Apalagi, cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Seperti, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung. Peringatan BMKG juga dikhususkan bagi warga yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.(OL-11)
Memasuki siang hari, sebagian besar Jakarta mulai turun hujan kecuali Jakarta Barat yang akan berawan dan Kepulauan Seribu yang akan turun hujan disertai petir.
BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di sejumlah daerah tujuan wisata selama libur panjang sekolah.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk wilayah di DKI Jakarta, periode Sabtu 28 Juni 2025. Sebagian kawasan ibu kota akan dilanda hujan yang disertai petir.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
Di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, cuaca berawan tebal diprakirakan terjadi di Kupang, serta hujan ringan di Denpasar dan Mataram.
Bibit siklon 97W terpantau di Samudra Pasifik utara Papua dengan kecepatan angin 20 knot dan tekanan udara minimum 1000 hPa, bergerak ke arah barat laut.
Kecamatan Ile Ape merupakan salah satu kawasan ring satu atau kawasan terdekat dari Gunung Api Ile Ape (Lewotolok).
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) segera menetapkan status siaga bencana setelah Kabupaten Kolaka Timur dan Kota Kendari lebih dulu mengumumkan status siaga.
Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Andriko Noto Susanto meminta seluruh kabupaten dan kota siaga bencana akibat curah hujan yang tinggi.
Masyarakat di Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan, khususnya di Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Kebumen diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana dampak hujan lebat.
Kepala BPBD Tangsel Sutang Suprianto menyebut salah satu Langkah sederhana yang dapat masyarakat lakukan dengan mempersiapkan Tas Siaga Bencana (TSB).
Ajang IFRC ke-21 ini berlangsung pada 22-30 Oktober dan diikuti 26 tim rescue dari seluruh Indonesia sekaligus menjadikan kompetisi IFRC terbesar dan paling meriah sepanjang sejarah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved