Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Mobilitas Selama PPKM Darurat Didominasi Kendaraan Pribadi

Insi Nantika Jelita
09/7/2021 16:32
Mobilitas Selama PPKM Darurat Didominasi Kendaraan Pribadi
Kepadatan kendaraan di titik penyekatan kawasan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat.(Antara)

POLRI mengungkapkan kendaraan pribadi menjadi penyumbang tertinggi dalam mobilitas warga selama pelaksanaan PPKM darurat di wilayah Jawa dan Bali.

"Di kondisi lapangan mobilitas tinggi. Kendaraan pribadi hanya turun 24%. Roda empat dan roda dua ini mendominasi," jelas Kakorlantas Polri Irjen Istiono dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/7).

Kendaraan pribadi dikatakannya bergerak dari permukiman penduduk atau kawasan perumahan. Lalu, di daerah penyangga DKI Jakarta juga dilaporkan masih padat pergerakan kendaraan. Terutama kendaraan yang mengarah ke wilayah Ibu Kota.

Baca juga: Jokowi: Terima Kasih Tenaga Kesehatan dan Relawan

"Ini harus dikendalikan, supaya pergerakan menuju kota besar dan Ibu Kota berkurang. Kalau titik di Jakarta dari Google Maps sudah mulai hijau. Namun, di pinggiran (wilayah) masih ada titik-titik merah, seperti Bandung dan Sidoarjo," imbuhnya.

Kementerian Perhubungan pun mengeluarkan aturan baru yang mewajibkan penumpang perjalanan darat untuk menunjukkan dokumen berupa Surat Tanda Registrasi Pekerja atau STRP. Aturan pada masa PPKM darurat itu dimulai pada 12 Juli hingga 20 Juli.

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi menyebut jumlah penumpang kendaraan bus maupun pribadi yang keluar-masuk Jakarta mengalami penurunan tipis. Dalam hal ini, jika dibandingkan periode sebelum PPKM darurat.

Baca juga: PPKM Darurat, Luhut: Jangan Sampai Ada Warga tak Bisa Makan

Untuk angkutan bus di terminal misalnya, penurunan penumpang tergolong bervariasi, yakni mulai dari 30% hingga 60%. Kemudian, untuk penumpang angkutan penyeberangan di Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk, terpantau turun sekitar 30%.

Sedangkan, untuk angkutan logistik, tetap sama di mana cenderung ada peningkatan. Kondisi ini selaras dengan arahan Menteri Perhubungan, agar kebutuhan harian masyarakat tetap terpenuhi.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Polana B. Pramesti menjelaskan kendaraan pribadi dengan tujuan Jakarta menurun 28% dan angkutan umum turun 15%. Lalu, kendaraan pribadi yang keluar Jakarta turun 24% dan angkutan umum turun 14%.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya