Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DOKTER spesialis paru dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, dokter Gatut Priyonugroho, membenarkan bahwa varian Delta jauh lebih mudah menular dibandingkan varian covid-19 lainnya.
"Jadi sebelum masalah varian Delta, ada varian Alfa dari Inggris. Ini lebih menular dari versi original dan kemudian keluar varian delta yang lebih menular dari varian Alfa," ujar Gatut dalam diskusi virtual, Rabu (7/7).
Dia menyebut mayoritas ahli menilai varian Delta sebagai varian covid-19 yang paling mudah menular saat ini. Namun, tidak menutup kemungkinan jika ada upgrade version, yang lebih parah dari varian sebelumnya.
Baca juga: Luhut Tegaskan Perusahaan Harus Taat Aturan PPKM Darurat
"Saat ini, yang paling mudah menular (varian Delta). Untuk bisa menular, virus corona itu harus terhirup dan harus masuk tubuh. Harus menempel di sel tubuh kita," jelas Gatut.
Melalui cara terpapar, lanjut dia, virus akan masuk ke saluran pernapasan dengan penularan langsung dari orang ke orang. Alhasil, ada virus yang tertinggal di udara.
"Supaya ada virus yang terhisap di udara, itu harus ada virusnya di udara. Supaya ada virusnya, pasti ada yang mengeluarkan virusnya. Jadi, kalau kita berpapasan sama orang covid-19, ekstremnya dia tidak bernapas dan kita tidak bernapas, jelas tidak akan tertular. Karena virusnya harus ada yang masuk," paparnya.
Baca juga: Mengenal Varian Terbaru Covid-19 : Kappa, Eta, dan Lota
Apabila seseorang berpapasan dengan orang lain, kemungkinan daya tahan virus tergantung dengan ventilasi ruangan sekitar 3 jam. "Dia (viru) kira-kira bisa bertahan 3 jam. Covid-19 yang original pun bisa terhirup, tidak hanya Delta. Cuma, Delta ini kemasukan virus sedikit saja, sudah bisa menimbulkan covid-19," imbuh Gatut.
Untuk varian Delta, dia menyebut kira-kira minimal butuh 300 virus terhirup dan sudah bisa menimbulkan infeksi covid-19. Bahkan, dari penelitian yang mengukur satu kali hembusan napas, terpantau berapa virus pada orang dengan covid-19. Sebab, orang yang terpapar covid-19 ada yang sangat menular dan kurang menular.
Emisi virus dari orang dengan covid-19 kira-kira berkisar 0,3-11,5 copy virus per ml dalam hembusan nafas. Lalu, sekitar 10.900-366.00 copy virus per ml batuk. Kemudian, kira-kira satu kali seseorang mengeluarkan udara atau mengembuskan napas berkisar 300-500 ml.(OL-11)
Pengawasan dan pemantauan di pintu masuk internasional tetap ditingkatkan melalui SatuSehat Health Pass (SSHP).
KASUS Covid-19 kembali naik, Pemerintah Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, mewaspadai munculnya Covid-19 JN1 dengan pengawasan ketat di pintu masuk kota.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
"Jadi bukan dari varian yang menginfeksinya. Kelompok dengan kekebalan rendah seperti lansia, orang dengan komorbid, diabetes, hipertensi, gangguan ginjal khususnya yang tidak terkontrol
Sentra vaksinasi covid-19 booster akan berlangsung selama satu bulan, mulai dari tanggal 3 Februari hingga 3 Maret 2022 di Mall Senayan Park, Jakarta.
Kasus aktif covid-19 di Indonesia saat ini bertambah 8.981 sehingga total menjadi 52.555. pasien meninggal bertambah 17 kasus transmisi lokal
Penyakit menular telah lama menjadi tantangan utama dalam kesehatan masyarakat global lantaran penyebarannya yang cepat
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin telah mengumumkan peluncuran strategi kesiapsiagaan dan respons global dalam menghadapi wabah penularan mpox (cacar monyet).
Penularan Tuberkulosis (Tb) masih tinggi dengan 282.281 kasus dilaporkan hingga Juni 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan notifikasi kasus sejak 2021.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terus memperkuat upaya pemantauan terhadap strain virus Avian Influenza
Dokter spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Wahyuni Indawati menyatakan bahwa kontak erat di rumah merupakan faktor risiko utama dalam penularan TBC anak
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, pada kurun 2018-2023 lebih dari 1,8 juta anak Indonesia belum mendapat imunisasi rutin lengkap. Apa risiko bahayanya?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved