Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SUSU cap beruang ramai perbincangkan dalam beberapa waktu terakhir. Produk ini banyak diburu warga karena diyakin dapat menyembuhkan sejumlah penyakit bahkan Covid-19.
Ahli Gizi UGM, Rahadyana Muslichah, S.Gz., M.Sc., menegaskan, susu cap beruang tidak dapat mengobati Covid-19. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan jika susu bisa mengobati virus corona baru ini.
"Susu beruang bukan obat dan sampai sekarang pun belum ada obat spesifik untuk mengobati Covid-19. Jadi klaim susu beruang bisa menyembuhkan Covid-19 itu tidak benar," tegas dia, Senin (5/7), dalam siaran pers dari Humas UGM.
Ia menjelaskan, dalam setiap produk susu memiliki kandungan gizi yang hampir sama, termasuk susu beruang. Dalam produk susu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta mineral.
Hanya saja, dalam susu beruang varian kemasan warna putih diturutkan Icha merupakan produk susu murni (100% susu sapi). Di dalamnya hanya mengandung makronutrien, yakni karbohidrat, protein, serta lemak. Sementara varian lainnya telah difortivikasi dengan vitamin dan mineral.
Baca juga :14 Juta Lebih Warga Indonesia Telah Mendapatkan Suntikan Vaksin
"Tidak ada perbedaan antara susu beruang dengan produk susu lainnya. Kandungan gizinya hampir sama. Soal kandungan gizi ini bisa dicek di label kemasan," terang dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM ini.
Lebih lanjut, ia mengatakan, mengonsumsi susu saja tidak lantas meningkatkan imunitas tubuh. Untuk menjaga dari paparan Covid-19, tubuh membutuhkan asupan makanan bergizi.
"Minum susu sebenarnya salah satu opsi yang bisa dikonsumsi untuk tambahan asupan. Utamanya ya dari makanan holistik yakni karbohidrat, protein, sayur, dan buah, kalau susu saja tidak lengkap kandungan gizinya," jelas dia.
Selain itu, upaya meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan rutin melakukan aktivitas fisik dan dibarengi upaya mengelola stres. Protokol kesehatan juga tidak boleh dilupakan, yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumunan, serta memakai masker.(OL-2)
ADB pada anak terjadi bila anak tidak mendapatkan asupan zat besi yang cukup melalui makanan.
Bagi anak-anak, susu memiliki peranan penting dalam mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak, terutama pada usia emas.
Konsekuensi dari konsumsi susu berlebihan adalah anak akan merasa kenyang dan kehilangan selera untuk mengonsumsi makanan lain. Akibatnya, asupan gizi menjadi tidak seimbang.
Pemerintah bersama pelaku industri terus mendorong peningkatan konsumsi susu nasional, yang sempat terpukul akibat wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang menggerus populasi sapi perah
Dua dari lima penduduk Indonesia berisiko terkena osteoporosis, kondisi yang dapat melemahkan dan merapuhkan tulang sehingga lebih berisiko patah.
Dalam susu sapi, kami menemukan enam jenis oligosakarida asam dan empat jenis oligosakarida netral yang memiliki potensi bioaktif.
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved