Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemerintah Teliti Sampel Varian Covid-19 di Kudus dan Bangkalan

Basuki Eka Purnama
10/6/2021 08:04
Pemerintah Teliti Sampel Varian Covid-19 di Kudus dan Bangkalan
Sejumlah pasien covid-19 akan menaiki bus sekolah di Kudus, Jawa Tengah.(ANTARA/Yusuf Nugroho)

PEMERINTAH sedang mendalami potensi kemunculan varian baru SARS-CoV-2 penyebab covid-19 di Kabupaten Kudus (Jawa Tengah) dan Bangkalan (Jawa Timur) yang mengalami lonjakan kasus usai pergerakan masyarakat selama libur Lebaran 2021.

"Terkait perkembangan varian di daerah yang mengalami lonjakan, sampel dari daerah tersebut sudah diambil dan masih diteliti," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan tertulis, Kamis (10/6).

Menurut dia, simpulan sebab akibat varian covid-19 terhadap peningkatan laju penularan kasus di dua daerah tersebut masih membutuhkan studi lebih mendalam.

Baca juga: Pusat Siap Bantu Fasilitas Isolasi dan Karantina Mandiri di Daerah

Ia menambahkan Kudus dan Bangkalan merupakan daerah yang sedang mengalami lonjakan kasus covid-19 usai libur Lebaran.

Menurut Wiku, lonjakan kasus di Kudus merupakan dampak dari kegiatan wisata religi ziarah dan tradisi kupatan masyarakat setempat tujuh hari usai Lebaran.

Sementara di Bangkalan, kata Wiku, diakibatkan penularan klaster keluarga karena mudik Lebaran.

Untuk mengantisipasi hal ini, jajaran pemerintah pusat telah melakukan tindakan cepat dengan melakukan koordinasi dan bantuan.

"Bantuan tersebut diberikan untuk mempermudah daerah mengendalikan kasus yang sedang tinggi. Seperti mengonversi tempat tidur untuk pelayanan kesehatan, maupun intensifikasi pelaksanaan pengetatan kembali protokol kesehatan," katanya.

Dalam upaya mencapai kekebalan komunitas, kata dia, di daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus, sejauh ini cakupan vaksinasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur berada di kisaran 19% dan terus ditingkatkan cakupannya.

"Namun, secara nasional cakupan vaksinasi tenaga kesehatan sudah mencapai 94,97%. Perlu diingat, bahwa meski sudah divaksinasi secara
penuh, protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan secara penuh," tegas Wiku. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya