Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Satgas: Kebijakan Pemda Cegah Penyebaran Varian Baru di Daerah

Ferdian Ananda Majni
07/5/2021 13:36
Satgas: Kebijakan Pemda Cegah Penyebaran Varian Baru di Daerah
Wisatawan memadati kawasan Kota Lama di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (25/12/2020)(ANTARA/AJI STYAWAN)

Masuknya varian virus covid-19 dari luar negeri telah menyebar di berbagai daerah. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut seharusnya temuan ini disikapi pemerintah dengan meningkatkan upaya penanganan pandemi covid-19 hingga mengeluarkan kebijakan pengetatan mobilitas pelaku perjalanan, baik dalam negeri dan luar negeri.

"Jika mutasi virus dibiarkan, maka akan semakin banyak varian Covis-19 yang muncul dan berpotensi berdampak buruk dalam upaya pengendalian Covid-19," kata Prof Wiku dalam keterangan Jumat (7/5).

Baca juga: KLHK Kembalikan Orangutan Terjebak ke Habitat Asli

Pembiaran terhadap mutasi virus, akan berdampak buruk pada meningkatnya laju penularan akibat terjadinya perubahan pada karakteristik virus dan akan juga merubah sifat bilogisnya. Tentunya akan menurunkan efektivitas vaksin karena umumnya vaksin dikembangkan dengan jenis-jenis virus yang spesifik.

"Juga dapat menurunkan akurasi testing karena lokasi-lokasi mutasi atau hotspot yang berbeda-beda pada setiap varian. Sehingga dapat menurunkan kualitas PCR yang memiliki target mutasi virus yang spesifik," sebutnya.

Dia menjelaskan potensi efek negatif ini sedang dipelajari lebih lanjut dan semua temuan hasilnya akan diberitahukan kepada masyarakat.

Terkait mutasi virus, Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah mengklasifikasi jenis mutasi virus berdasarkan karakteristik yang ditimbulkan akibat mutasi. Yaitu variant of concern ialah varian yang sudah ditetapkan sebagai varian yang mengalami perubahan karakteristik dari karakteristik semula yang berupa angka dan huruf seperti B117, B1357 B11281 atau P1.

Baca juga: Pilot Trigana Air Jadi Tersangka Penyelundupan Burung asal Papua

Dan varian of interest, yaitu virus yang mengalami perubahan genetik namun karakteristiknya masih belum bisa dipastikan yaitu varian yang belum disebutkan sebelumnya. "Dan yang menjadi catatan ialah perubahan karakteristik di setiap varian berbeda-beda," jelas Wiku.

Pada prinsip virus Covid-19 adalah salah satu bentuk virus RNA (ribonucleid acid) yang secara alamiah jumlah kejadian mutasinya lebih banyak daripada jenis virus DNA (deoxyribonucleid acid ). Karenanya bentuk virus covid-19 sebagai virus RNA sangat wajar jika kemunculan variannya berkembang sangat cepat saat ini.

"Kembali saya ingatkan bahwa virus tidak mengenal batas teritorial dan setiap negara saling terhubung. Oleh karena itu salah satu upaya mengendalikan varian virus, khususnya yang sudah pasti meningkatkan infeksi adalah dengan mengatur mobilitas luar negeri," jelasnya.

Jika melihat berdasarkan data dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kementerian Kesehatan, terdapat 10 negara asal kedatangan dengan kasus positif terbanyak dalam periode 28 Des 2020 sampai dengan 3 Mei 2021. Di antaranya Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Malaysia, Qatar, Mesir, Jepang, Singapura, Kongo dan Libanon. Dan 5 negara teratas sumber positif WNA berdasarkan kewarganegaraan ialah India UEA, Qatar, Jepang, dan Turki.

Saat ini salah satu distribusi varian B1617 yang sangat kuat dan telah menyentuh semua benua di dunia menjadi dasar perlunya adaptasi berbagai kebijakan mobilitas termasuk perjalanan luar negeri. Jika mobilitas perjalanan tidak dikendalikan, maka akan menyebabkan kenaikan kasus covid-19 yang mengandung varian-varian tersebut.

"Kedepannya kita terus melakukan berbagai intevensi pencegahan demi pengendalian Covid-19 yang baik. Tidak hanya mengatur mobilitas perjalanan, tetapi juga meningkatkan upaya Whole Genome Sequencing (WGS). Peningkatan kualitas dan inovasi pada pelayanan kesehatan dan alternatif pengobatan," pungkas Prof Wiku. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya