Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

BMKG Ingatkan Siklon Tropis Surigae Masih Sebabkan Cuaca Ekstrem

Atalya Puspa
18/4/2021 14:10
BMKG Ingatkan Siklon Tropis Surigae Masih Sebabkan Cuaca Ekstrem
Siklon Surigae di pesisir timur Filipina dilihat dari tangkapan satelit, Minggu (18/4/2021).(AFP-RAMMB/CIRA)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi dampak tidak langsung dari adanya siklon tropis surigae. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut, dampak tersebut akan berpengaruh pada peningkatan kecepatan angin, hingga gelombang tinggi di sejumlah wilayah di Indonesia.

"Siklon ini sebenarnya jauh dari Indonesia. Tapi karena sudah berkembang menjadi taifun, ini levelnya sudah di atas siklon di mana kecepatan pusarannya mencapai 190 km/jam ada dampak tidak langsung dari dampak taifun surigae. Dampak itu berpengaruh terhadap kondisi cuaca peningkatan kecepatan angin di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua," kata Dwikorita dalam keterangannya, Minggu (18/4).

Baca juga: Pemerintah Kantongi 59,5 Juta Bahan Baku Vaksin Covid-19

Selain peningkatan kecepatan angin, Dwikorita juga mengimbau kepada sejumlah wilayah untuk mengantisipasi adanya kenaikan tinggi gelombang yang mencapai 2 meter. Gelombang tinggi tersebut akan terjadi di wilayah Samudera Hindia selatan Jawa, peariran utara kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, dan Samudera Pasifik utara Papua Barat.

"Sementara gelombang tinggi 4 meter berada di Samudera Pasifik utara Halmahera. Selain gelombang tinggi, taifun surigae juga akan memberikan dampak peningkatan hujan di sejumlah provinsi yang telah disebutkan sebelumnya," bebernya.

Dwikorita menerangkan, meskipun lebih kuat, siklon tropis surigae ini tidak akan memberikan dampak yang dahsyat terhadap Indonesia karena jaraknya yang jauh. Hal tersebut berbeda dengan siklon seroja beberapa waktu lalu yang memberikan dampak langsung karena posisinya tepat yang berada di atas Indonesia.

Namun demikian, Dwikorita menyatakan pihaknya telah mengimbau kepada pemerintah daerah untuk mengamankan masyarakat yang tinggal di tepi pantai, tepi sungai, dan lereng gunung.

Baca juga: BMKG : Waspadai Rentetan Gempa di Zona Megathrust Sumba

"Sejak minggu lalu sejak dari munculnya bibit siklon, kami melalui BMKG daerah telah menginstrksikan untuk menghadap gubernur dan bupati setempat untuk mengamankan masarakat yang tinggal di tepi pantai, nelayan dan masyrakat yang berada di sungai serta di lereng gunung. Karena kalau terjadi hujan lebat, angin kencang bisa dikhawatirkan terjadi longsor, banjir bandang, dan lainnya. Kami sudah koordinasi untuk hal semacam itu," terangnya.

Terpisah, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Rajab mengatakan dampak tidak langsung dari adanya taifun surigae tersebut masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.

"Intensitas siklon tropis surigae ini akan terus meningkat dalam 3 hari ke depan. Tapi Bukan berarti setelahnya akan langsung punah. Ini jangkauan perkirakaannya sampai 3 hari ke depan, dan akan terus kami update perkembangannya," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya