Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
AKIBAT adanya pertumbuhan awan comulonimbus meningkatkan kecepatan angin dan menyebabkan ketinggian gelombang di Perairan Utara Jawa Tengah, dalam beberapa hari sudah 12' nelayan dan pemancing tenggelam di laut serta 10 orang diantaranya masih dalam pencarian.
Pemantauan Media Indonesia Rabu (20/8) pencarian terhadap korban tenggelam di laut akibat digulung gelombang masih terus dikakukan, tim pencarian dari Basarnas maupun SAR daerah bersama Satpolairud dibantu nelayan terus berupaya dapat menemukan korban yang berjumlah 10 orang hingga saat ini.
Gelombang tinggi terjadi di perairan utara Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir, menurut Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Yani terjadi akibat adanya pertumbuhan awan comulonimbus hingga meningkatkan kecepatan angin dan menyebabkan ketinggian gelombang meningkat.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Semarang Moel Wahyono usai penyelamatan terhadap lima pemancing di Semarang Utara, Kota Semarang Selasa (19/8) malam mengatakan jumlah korban tenggelam akibat digulung gelombang di Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir mencapai 12 orang dan hanya dua yang dapat diselamatkan.
"Kita masih terus melakukan pencarian terhadap 10 korban tenggelam di beberapa daerah di Pantura Jawa Tengah, " kata Moel Wahyono.
Lebih lanjut Moel Wahyono mengungkapkan korban tenggelam di perairan utara di sejumlah daerah seperti di perairan Tegal dua nelayan terjatuh dari perahu, di Pekalongan satu pemancing jatuh akibat dihantam gelombang dan di Kendal akibat digulung gelombang tiga nelayan hilang.
Sedangkan Kota Semarang menurut Moel Wahyono ada lima orang pemancing tenggelam akibat dihempas ombak, dua diantaranya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan tiga lainnya masih pencarian. "Masih ada korban lain belum ditemukan seperti di Jepara yang hingga kini juga masih dalam pencarian," imbuhnya.
Sementara itu Kepala Kantor SAR Semarang Budiono menjelaskan kejadian tenggelamnya kapal nelayan di Kendal bernama Sikawit dengan 10 anak buah kapal (ABK) itu berangkat menuju ke perairan pada Selasa (19/8) sekitar pukul 11.00 WIB, namun pukul 14.35 WIB hujan deras dan angin kencang disertai ombak menghantam kapal tersebut sehingga lepas kendali dan terbalik.
"Sepuluh ABK tersebut terlempar ke laut, hingga kemudian kapal nelayan lain yang dengan sigap memberikan pertolongan, namun tiga orang lainnya belum ditemukan dan sejak pagi tadi dilakukan pencarian," tambahnya. (H-2)
Banjir rob di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah terjadi karena air laut pasang (rob) di perairan utara Jawa Tengah cukup tinggi hingga mencapai 1,1 meter.
Sejumlah wilayah diprediksi mengalami kondisi berawan, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir, pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Bibit siklon Tropis 91W terpantau di Laut Cina Selatan dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan minimum 1003 hPa. Sistem ini bergerak ke arah barat-barat laut dan berpotensi
BMKG memprakirakan hujan lebat hingga sangat lebat akan melanda beberapa wilayah Indonesia pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Saat ini kondisinya mulai terpantau landai. Namun Asep mewanti-wanti masyarakat, khususnya nelayan, tetap waspada.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved