Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan siklon tropis yang muncul di Indonesia saat ini sangat tidak wajar.
Pasalnya, badai yang seharusnya terjadi dua sampai empat tahun sekali, sekarang terdeteksi setiap tahun. Sejak 2008, Indonesia mencatat sepuluh siklon tropis. Pertama terjadi pada 2008, lalu muncul kembali pada 2010, 2014 dan 2017.
"Hanya saja, sejak 2017, siklon ini muncul setiap tahun. Bahkan, dalam satu tahun bisa ada dua siklon tropis," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seusai mengikuti rapat terbatas, Selasa (6/4).
Baca juga: Pemda Diminta Gerak Cepat Informasikan Cuaca Ekstrem
BMKG berpandangan anomali bisa saja terjadi akibat dampak pemanasan global yang semakin parah. Adapun penyebab utama siklon tropis adalah semakin panasnya suhu muka air laut, karena terlalu banyak mengabsorbsi karbon dioksida (CO2).
Diketahui, CO2 merupakan salah satu gas rumah kaca yang timbul dari kegiatan manusia dan menyebabkan suhu di bumi, termasuk muka air laut, menjadi panas.
"Dampak dari gas rumah kaca jadi bisa dirunut ke sana. Ini baru hipotesis, tapi sangat erat korelasi antara peningkatan suhu muka air laut dan pemanasan global," pungkas Dwikorita.
Anomali yang ditunjukkan siklon tropis tidak hanya terjadi pada waktu kemunculannya. Namun, juga pada lokasi pembentukan dan kekuatan yang dibawa.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Tak Efektif Akibat Rendahnya Pemahaman Publik
Siklon Tropis Seroja yang menghantam NTT dan NTB merupakan terbesar yang pernah tercatat di Indonesia. Badai tersebut memiliki kecepatan awal 85 km per jam dan masih akan terus meningkat hingga 130 km per jam.
Biasanya, siklon tropis terbentuk dan bergerak hanya di peraira. Kali ini, Siklon Seroja bisa menyeberang sampai ke daratan.
"Siklon sebelumnya itu hanya bergerak di lautan. Kalau masuk ke daratan, itu hanya ekornya saja. Sementara, Siklon Tropis Seroja ketika terbentuk saja sudah ada yang menyerempet daratan, sudah masuk Kupang. Ini baru pertama kali terjadi di Indonesia," terangnya.(OL-11)
BMKG merilis prakiraan cuaca Senin, 30 Juni 2025. Hujan sedang hingga lebat disertai petir berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
Memasuki siang hari, sebagian besar Jakarta mulai turun hujan kecuali Jakarta Barat yang akan berawan dan Kepulauan Seribu yang akan turun hujan disertai petir.
BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di sejumlah daerah tujuan wisata selama libur panjang sekolah.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk wilayah di DKI Jakarta, periode Sabtu 28 Juni 2025. Sebagian kawasan ibu kota akan dilanda hujan yang disertai petir.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
Di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, cuaca berawan tebal diprakirakan terjadi di Kupang, serta hujan ringan di Denpasar dan Mataram.
Beberapa badai siklon telah terdeteksi di sekitar wilayah Indonesia dalam beberapa dekade terakhir.
BMKG juga melaporkan kecepatan angin di area terdampak ganguan siklon maksimum 28 kilometer per jam dan tekanan udara minimum 1005 hPa.
Dipole mode negatif yang berlangsung konsisten, fenomena ini meningkatkan pasokan uap air yang memperkuat curah hujan di wilayah barat dan tengah Indonesia.
Pertumbuhan Siklon Tropis ini dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan di wilayah Indonesia dalam 24-48 jam ke depan.
Panduan operasional aksi merespons peringatan dini bencana siklon tropis mendorong praktik terbaik dengan pendekatan yang lebih antisipatif.
BMKG memperkirakan cuaca di beberapa wilayah Indonesia pada 28 Oktober 2024 akan dipengaruhi siklon tropis yang mengakibatkan peningkatan kecepatan angin dan gelombang tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved