Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Pandemi, Potensi Stres Anak Dua Kali Lipat Orang Dewasa

Citra Larasati
28/3/2021 09:45
Pandemi, Potensi Stres Anak Dua Kali Lipat Orang Dewasa
: Sekokah daring di Manggarai barat masih berlangsung salah satunya di SMP Santa Yosefa Labuanbajo, Sabtu (13/3).(MI/John Lewar)

Psikolog pendidikan sekaligus praktisi kesehatan mental, Alva Paramita mengatakan bahwa orang tua harus memberikan perhatian lebih pada kesehatan mental anak selama pandemi.  Sebab rasa takut, emosi, dan kesepian yang dialami anak selama pandemi dapat meningkat menjadi depresi. 
 
Terlebih lagi, anak-anak memiliki risiko untuk menanggung stress dua kali lipat dibandingkan orang dewasa.  Alva mengatakan, selama satu tahun belakangan terjadi banyak perubahan yang harus dihadapi karena pandemi covid-19.  Orang tua misalnya, kian dituntut untuk menjalani peran yang tidak lagi sama.
 
Selain menjadi orang tua, namun juga harus bisa menjadi guru bagi anaknya saat anak tengah menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kemudian, saat pendemi semakin banyak orang tua yang mengalami frustasi karena harus menjalani kedua peran itu sekaligus.

Baca juga: Wapres: Teknologi Digital Bantu Bangsa Lewati Pandemi

"Dulu habis antar anak ke sekolah orang tua langsung cabut untuk kongkow atau arisan dan lainnya.  Sekarang mereka harus ter-lockdown di rumah dengan anak-anaknya, orang tua pun furstasi," kata Alva yang juga Psikolog Pendidikan Sekolah Global Sevilla, dalam Webinar Creating Connection Between Parents and Kids, Sabtu, (27/3).
 
Namun Alva mengingatkan, agar orang tua tidak egois dengan berpikir bahwa hanya dirinya lah yang mengalami frustasi.  Sebab ternyata, apa yang dihadapi orang tua hanyalah separuh beban yang kemungkinan dihadapi anak.
 
"Jangan pikir anak-anak enggak stres. Anak-anak dua kali lipat menanggung stres dibanding orang dewasa," terangnya.
 
Frustasi bahkan emosi yang dihadapi anak saat pandemi biasanya dipicu oleh minimnya kesempatan anak mendapatkan sinar matahari yang cukup, anak juga tidak lagi bisa leluasa bermain di luar ruangan.
 
Padahal bermain di luar ruangan dapat menjadi stimulan bagi perkembangan otak dan tubuhnya.  "Hati-hati juga, akar dari emosi yang muncul seperti rasa takut dan kesepian saat pandemi dapat meningkat jadi depresi," kata Alva. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya