Potensi Bencana hingga Maret

Atalya Puspa
18/1/2021 05:15
Potensi Bencana hingga Maret
Pengungsi korban gempa antre untuk mendapatkan bantuan logistik dari TNI-AD di Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, kemarin.(ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewas padaan dalam menghadapi multirisiko dari aspek cuaca, iklim, gempa, atau tsunami yang semakin meningkat, terutama memasuki Januari, Februari, hingga Maret 2021.

“Sampai Maret ada potensi multirisiko. Tapi untuk hidrometeorologi, puncaknya pada Januari-Februari. Seiring dengan itu, potensi kegempaan juga meningkat. Mohon kewaspadaan masyarakat,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, kemarin.

Saat ini juga sudah memasuki puncak musim hujan sehingga patut diwaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi. Berdasarkan data BMKG, pada Dasarian III Januari 2021 terdapat daerah dengan potensi banjir menengah, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua.

Terpisah, Kepala Basarnas Mamuju, Saidar Rahmanjaya, mengatakan tim SAR terus mencari korban gempa bumi di Mamuju. Proses pencarian antara lain dilakukan di RS Mitra Manakarra. Di sana, tim SAR menduga masih ada korban yang tertindih reruntuhan. “Pencarian belum membuahkan hasil. Kendalanya karena hujan,” ujar Saidar.

Di sisi lain, covid-19 datang mengancam karena protokol kesehatan tidak berjalan di pengungsian. Di Stadion Manakarra, misalnya, yang dihuni 1.500 pengungsi, tidak ada tempat cuci tangan. Aturan jaga jarak serta memakai masker juga tidak diperhatikan.

“Tidak ada orang pikir korona. Sekarang yang dipikir itu bagaimana bisa dapat bantuan,” kata salah satu pengungsi, Fahmi Ahmad.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebut akan memberi dana stimulan bagi warga yang rumahnya rusak karena gempa. Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan besaran dana stimulan masing-masing Rp50 juta untuk rumah rusak berat, Rp25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rumah rusak ringan.

Di lain pihak, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin meninjau RSUD Sulawesi Barat di Mamuju. “Kondisi gedung banyak yang rusak oleh gempa sehingga pasien ditaruh di luar. Tapi sudah ada tenda yang bagus. Tenaga kesehatan dari Makassar juga sudah membantu. Obat-obatan pun sudah lengkap sehingga tindakan operasi bisa dilakukan. Saya berterima kasih kepada dokter dan perawat yang sudah mau meluangkan waktu untuk datang ke sini,” kata Menkes.

Di Kalimantan Selatan, cuaca ekstrem telah menyebabkan banjir dan tanah longsor. Tercatat tanah longsor terjadi di Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Selatan, dan Tanah Laut. “Ada dua kejadian tanah longsor, dilaporkan enam tewas,” tutur Bupati Tanah Laut, Sukamta, kemarin.

 

Sumber: BMKG/Riset MI-NRC

 


Longsor Sumedang

Kepala SAR Bandung Deden Ridwansyah mengatakan korban meninggal akibat tanah longsor di Perumahan Pondok Daud, Kampung Bojongkondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, untuk sementara berjumlah 32 orang. “Petugas masih mencari delapan orang lainnya yang diduga masih tertimbun,” ungkap Deden, kemarin.

Ditambahkannya, operasi pencarian terkendala oleh cuaca yang tidak menentu, tebalnya material longsor, dan masih adanya potensi tanah longsor susulan. (Fer/TB/DY/AD/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya