Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Divaksin Covid-19 Sudah, Selanjutnya?

Zubaedah Hanum
15/1/2021 11:05
Divaksin Covid-19 Sudah, Selanjutnya?
Presiden Joko Widodo menerima dosis pertama vaksin covid-19, Rabu (13/1).(Biro Pers Setpres)

VAKSINASI covid-19 di Tanah Air sudah dimulai sejak Rabu, 13 Januari 2021. Presiden Joko Widodo termasuk di antara penerima vaksin tahap pertama produksi Sinovac dair Tiongkok.

Juru Bicara Vaksinasi covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh para penerima vaksin, setelah menerima vaksinasi.

"Hal ini untuk memantau dan memastikan tidak ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Sebagian besar (KIPI) terjadi dalam rentang waktu 30 menit," ujarnya, Kamis (14/1)

Hal senada diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam konsultasi alergi imunologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Iris Rengganis. Dia mengungkapkan, prosedur ini berlaku untuk setiap vaksin, bukan saja vaksin covid-19.

Menurutnya, KIPI bisa terjadi dengan menimbulkan beragam gejala yakni sifatnya lokal semisal nyeri bekas suntikan, bengkak di lokasi suntikan dan kemerahan pada pada bekas suntikan, atau sistemik seperti demam dan sakit kepala.

"Orang juga bisa mengalami reaksi alergi dan ini tidak bisa diduga. Namun, para petugas kesehatan umumnya sudah menyiapkan zat penawar yang disebut Anafilaktik Kit," jelasnya.

Vaksin diberikan dua dosis dalam rentang 14 hari. Iris menjelaskan, setelah vaksinasi, antibodi baru terbentuk 14 hari setelah diberikan vaksin kedua.

Selama rentang waktu ini, sebut Iris, seseorang yang sudah divaksin masih mungkin tertular infeksi dan jatuh sakit karena belum cukup waktu untuk vaksin memberikan perlindungan.

Iris menyarankan para penerima vaksin tetap menjaga protokol kesehatan yakni memakai makser, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M).

"Saat ini masih pandemi, belum semua orang divaksin. Herd Immunity belum 70 persen dan vaksin tidak ada yang 100 persen perlindungannya. Jadi tetap jaga protokol kesehatan hingga pandemi berakhir," kata Iris.

Alergi
Merujuk pada pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), ia mengatakan, kasus alergi usai divaksin covid-19 jarang terjadi.

CDC menyebutkan, ada sekitar 11,1% kasus reaksi alergi parah per 1 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech covid-19. Kenyataan ini tak seharusnya membuat orang takut divaksin.

"Sebelum divaksinasi harus ada edukasi mengenai efek simpang vaksin, dan penjelasan jika terjadi efek simpang setelah di observasi 30 menit. Semua ini harus dijelaskan, dan sudah disiapkan penanganannya bila terjadi," tutur Iris.

Di sisi lain, Nadia merekomendasikan orang yang mengalami KIPI segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan.

"Kalau ada gejala gejala segera datang ke fasyankes. Kan vaksinnya aman dan efek samping kurang dari 1 persen tetapi tetap harus diantisipasi," kata dia dan diamini Iris.

Dalam kesempatan berbeda, Wakil Presiden Program Farmasi dan Layanan Diagnostik di ZOOM+Care, Thad Mick mengatakan, efek simpang vaksin covid-19 lainnya bisa juga nyeri otot dan nyeri sendi pada 1-2 hari setelah orang menerima vaksin, tetapi mungkin berpotensi muncul di kemudian hari. Efek ini disebut mirip dengan gejala covid-19, ini karena pada dasarnya memang demikian.  (Ant/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya