Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

11 Gempa Bumi Besar di Indonesia Sepanjang 2020

Atalya Puspa
28/12/2020 20:30
11 Gempa Bumi Besar di Indonesia Sepanjang 2020
Sebuah rumah rusak akibat gempa bumi di Dusun Kertaharja, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu (25/10).(ANTARA/ADENG BUSTOMI )

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terdapat 11 gempa bumi besar di Indonesia sepanjang 2020.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, tampak sebagian besar gempa merusak, magnitudonya sekitar 5,0 bahkan beberapa diantaranya kurang dari 5,0. Di bawah ini adalah daftar 11 gempa merusak yang terjadi di sepanjang tahun 2020, yaitu:

  1. Gempa Simeulue 7 Januari 2020 (M 6,1) merusak beberapa rumah di Simeulue.
  2. Gempa Seram Utara 8 Februari 2020 (M 5,4) merusak beberapa rumah di Kobisonta, Seram Utara.
  3. Gempa Kalapanunggal Sukabumi 10 Maret 2020 (M 5,1) merusak 760 rumah.
  4. Gempa Tapanuli Selatan 30 April 2020 (M 5,1) merusak 2 tempat ibadah, gedung Sekolah Dasar dan 4 rumah warga di Aek Libung, Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan.
  5. Gempa Aceh-Sabang 4 Juni 2020 (M 4,8) merusak beberapa rumah di Sabang.
  6. Gempa Maluku Utara 4 Juni 2020 (M 6,8) merusak ratusan rumah di Morotai.
  7. Gempa (doublet) Bengkulu 19 Agust 2020 (M6,6) dan (M6,7) merusak beberapa rumah di Sungai Gerong, Lebong.
  8. Gempa Talaud 9 September 2020 (M 5,7) merusak 55 rumah di Kec. Beo, Pulutan, dan Rainis, Kep. Talaud, Sulawesi Utara.
  9. Gempa Pangandaran 25 Oktober 2020 (M 5,6) merusak 29 rumah di Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut. Gempa ini dilaporkan menyebabkan 3 orang menderita luka-luka.
  10. Gempa Mamuju Tengah 28 November 2020 (M 5,3) merusak beberapa rumah di Desa Kampung Baru, Los Pasar, Mamuju Tengah.
  11. Gempa Brebes-Kuningan 11 Desember 2020 (M 4,2) menyebabkan 4 rumah rusak sedang, 19 unit rumah rusak ringan, dan 2 unit fasilitas umum yaitu Puskesmas dan Gedung Posyandu di Desa Cipondok Kec. Cibingbi

"Mencermati rentetan peristiwa gempa merusak sepanjang tahun 2020 di atas, jika dikaitkan dengan sumber gempanya tampak gempa yang terjadi dipicu aktifnya sumber gempa subduksi lempeng/megathrust dan sesar aktif," kata Daryono dalam keterangan resmi, Senin (28/12).

Baca juga: BMKG: Gempa Laut Maluku Tak Berpotensi Tsunami

Adapun rinciannya yakni kali gempa merusak dipicu oleh aktivitas sumber gempa subduksi lempeng yaitu Subduksi Sunda, Subduksi Lempenga Laut Filipina. Sementara ada 6 kali gempa merusak dipicu aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Seulimeum, Sesar Angkola, Sesar Citarik, Sesar Seram Utara, Sesar Brebes, dan Sesar Mamuju.

Ia menjelaskan, wilayah Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Secara geologi dan tektonik, kita memiliki banyak sekali sumber gempa yang terdiri dari 13 segmentasi zona megathrust dan lebih dari 295 sesar aktif.

"Sumber gempa ini kapan saja dapat memicu gempa, baik yang berpusat di darat maupun di laut," tambah Daryono.

Keberadaan sumber gempa sesar aktif yang jalurnya dekat dengan permukiman tentu menjadi ancaman karena akan meningkatkan bahaya dan risiko bencana gempa bumi.

"Kondisi tanah lunak dan struktur bangunan yang lemah dan tidak memenuhi standar tahan gempa akan memicu terjadinya kerusakan saat terjadi gempa kuat," kata dia.

Untuk menimbulkan kerusakan, magnitudo gempa tidak harus besar. Gempa dengan magnitudo sekitar 5,0 atau bahkan di bawah magnitudo 5,0 dalam berbagai kasus ternyata sudah dapat menimbulkan kerusakan jika kedalaman sumber gempanya dangkal.

Untuk itu, krena wilayah Indonesia memiliki banyak catatan gempa kuat dan merusak, maka untuk mengurangi risiko gempa, wajib hukumnya membangun bangunan tahan gempa serta mengedukasi warga bagaimana cara selamat saat terjadi gempa.

"Ini penting sebagai upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi kejadian gempa berikutnya," tandas Daryono. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya