Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Distribusi Vaksin Tunggu Fatwa Halal MUI

Putri Anisa Yuliani
10/12/2020 03:25
Distribusi Vaksin Tunggu Fatwa Halal MUI
Petugas memindahkan vaksin COVID-19 setibanya di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020).(ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr)

SEBANYAK 1,2 juta dosis vaksin covid-19 tiba di Indonesia dari produsen Sinovac di Tiongkok Minggu (6/12/2020). Selanjutnya, akan datang lagi 15 juta dosis untuk didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Meskipun sudah tiba di Tanah Air, vaksin masih harus melalui sejumlah proses sebelum dapat didistribusikan ke seluruh daerah Indonesia.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, vaksin terlebih dulu harus melewati tahap uji kehalalan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Distribusi ke daerah bisa dilakukan setelah keluar fatwa halal MUI,” kata Nadia saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.

PT Bio Farma (persero) selaku pihak yang memproduksi nanti akan mendistribusikan vaksin untuk memenuhi kebutuhan semua provinsi di Indonesia.

“Bio Farma mendistribusikan ke provinsi melalui dinas kesehatan baru ke puskesmas. Kemenkes hingga kini masih mencocokkan data kebutuhan vaksin dengan dinas kesehatan di setiap provinsi. Data sasaran sedang disinkronisasi bersama daerah,” ujar Nadia.

Sebelumnya, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy memaparkan bahwa pemerintah masih menunggu keluarnya fatwa keagamaan terkait vaksin covid-19 setelah MUI menyelesaikan kajian materi antivirus Sinovac.

“Kajian dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan LPPOM MUI telah selesai dan disampaikan pembuatan fatwa serta sertifikasi halal oleh MUI. Saya ucapkan terima kasih,” ungkap Muhadjir dalam konferensi pers daring, Senin (7/12).

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto, mengatakan uji klinis telah memasuki tahap pemantauan efi kasi dan monitoring pascatiga bulan penyuntikan.

“Hingga kini tidak ada laporan serius yang diduga berhubungan dengan vaksin atau vaksinasi,” kata Bambang dari keterangan resmi kemarin.

Tim uji klinis juga sudah mengumpulkan sejumlah data untuk membuat laporan interim kepada Badan POM seperti data efikasi pasca 3 bulan penyuntikan dan data pengambilan darah setelah 3 bulan.

“Siap untuk mengirimkan laporan itu awal Januari 2021. Mengenai efi kasi yang ada pada calon vaksin covid-19 dari Sinovac belum dapat ditentukan saat ini karena harus menunggu sampai datanya cukup,” tandas Bambang. (Put/Fer/Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya