Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kurikukum Vokasi untuk Industri dan Menata Relevansi

Antara
26/11/2020 21:04
Kurikukum Vokasi untuk Industri dan Menata Relevansi
Vokatalks edisi pertama dibuka dengan bincang santai pendidikan vokasi bertema 'Apa Sih Enaknya Vokasi'(Antara/HO)

SUB-Koordinator Bidang Penyelarasan Perguruan Tinggi Vokasi dan Profesi (PTVP) Direktorat Mitras Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud0 Suhadi Lili, menyampaikan bahwa konsep Program Asesmen Kurikulum yang diinisiasi sebagai salah satu bentuk penyelarasan pendidikan tinggi vokasi dengan kebutuhan di Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI)

"Mekanisme pelaksanaan program ini di Perguruan Tinggi Vokasi dilakukan melalui survei antara alumni dan dunia industri sebagai pemberi kerja yaitu dengan melakukan uji kompetensi setinggi-tingginya," ujar Suhadi, Kamis (26/11).

Hal ini dilakukan guna mencari perbaikan kompetensi baik dari pembelajaran, dosen maupun keahlian mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

Sehingga, kata dia, target Program Asesmen Kurikulum dapat tercapai di antaranya knowledge, dan dapat pelahan dapat mempersempit gap dalam masyarakat bahwa vokasi masih kurang bergengsi dibanding perguruan tinggi lain.

Menurut Direktur Eksekutif Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia), Danang Girindrawardana, bahwa mahasiswa-mahasiswa vokasi telah banyak membantu DUDI karena mereka lebih siap bekerja dibanding mahasiswa di luar vokasi.

"Di mana kurikulum di vokasi sendiri 50:50 antara pembelajaran dan practicing, dan mereka benar-benar disiapkan untuk dunia kerja, yang saat ini lulusannya sudah memiliki pembelajaran dan praktik dunia kerja, juga soft skill yang meliputi sikap mental sehingga lulusannya profesional dan tangguh," tutur-nya.

Sementara itu, Praktisi Pendidikan, Rini Amidjono, menemukan kesenjangan (gap) kompetensi yang paling banyak dikeluhkan, salah satunya bahwa untuk bisa bekerja itu harus ada orang dalam atau koneksi.

Setelah dilakukan konfirmasi kepada pemberi kerja, bahwa dalam rekrutmen ada hal-hal yang diperlukan yang terkadang tidak ditemukan oleh para pelajar atau mahasiswa yaitu soft skill atau kemampuan.

"Seperti komunikasi, manajemen waktu, konsep memecahkan masalah, kerja sama tim dan pengelolaan keuangan yang ada pada vokasi,” ujarnya. (Ant/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya