Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

The BRIDGE 2020 Bawa Optimisme Jangka Panjang bagi Indonesia

Mediaindonesia.com
09/11/2020 16:01
The BRIDGE 2020 Bawa Optimisme Jangka Panjang bagi Indonesia
Dalam konferensi virtual The BRIDGE yang diadakan The Meeting of Minds Forum pada 7 November 2020.(Ist)

DENGAN berbekal sejarah, pengalaman, serta visi negara, pengusaha dan penggiat sosial, Gita Wirjawan, optimistis bahwa generasi muda mampu menciptakan skenario positif dan membawa Indonesia menjadi salah satu dari tujuh negara ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030, bahkan menduduki posisi keempat dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Dalam konferensi virtual The BRIDGE yang diadakan The Meeting of Minds Forum pada 7 November 2020, Gita menyatakan keyakinannya pada generasi Y dan Z bahwa melalui pipa komunikasi yang terdemokratisasi mereka bisa melahirkan ambisi dan aspirasi yang jernih dan berjangka panjang.

Pernyataan Gita ternyata telah dibuktikan oleh para generasi muda kreatif Indonesia. Membangun kesadaran untuk mengkonsumsi makanan sehat demi meningkatkan kualitas kesehatan Nasional bukanlah hal yang mudah, apalagi dengan adanya stereotip bahwa harga makanan sehat di Indonesia relatif mahal.

Amanda Susanti melalui Sayurbox, Shinta Nurfauzia melalui Lemonilo, Pamitra Wineka melalui Tanihub, dan Andhana Adyandra melalui Mahayana Permaculture membuktikan bahwa selalu ada solusi bagi setiap masalah.

Berkolaborasi dengan petani demi menghasilkan bahan pangan terbaik, serta menciptakan alternatif makanan olahan dengan proses dan pemilihan bahan yang selektif, keempat figur muda ini selangkah demi selangkah berhasil membentuk gaya hidup sehat di masyarakat.

Lewat sustainable business yang kolaboratif dan inovatif di industri pangan, mereka bukan hanya berkontribusi untuk perekonomian Indonesia melalui peningkatan daya beli dan ketersediaan lapangan kerja, namun juga menangani isu sosial serta lingkungan.

Pertumbuhan gaya hidup halal juga terjadi secara fenomenal di Indonesia. Jika sebelumnya ekonomi syariah seringkali dipandang sebagai fasilitas untuk membantu masyarakat kurang mampu, Afdhal Aliasar mewakili Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyatakan bahwa kini hampir semua industri telah menghadirkan pilihan halal bagi masyarakat, mulai dari bisnis makanan dan minuman, kosmetik, travelling, hingga entertainment.

Lebih dari itu, inovasi juga terus dilakukan, salah satunya oleh Lembaga Amil Zakat Nasional, Dompet Dhuafa bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS).

Namun sayangnya kecepatan pertumbuhan industri halal ini belum tampak pada perbankan syariah. Tantrie Soetjipto, Komisaris Panin Dubai Syariah menyatakan bahwa walaupun dimulai sejak 28 tahun lalu, data Juli 2020 masih menunjukkan bahwa market share perbankan syariah Indonesia hanya mencapai 6% dari 87% penduduk Muslim. Oleh karena itu, saat ini industri halal harus berfokus pada edukasi dan digitalisasi secara konsisten.

"Digitalisasi yang terakselerasi karena pandemi telah merubah landscape investasi masyarakat seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sebagai investor, kita harus mampu berpikir kritis dalam menganalisa kembali industri yang sedang tumbuh. Teknologi sudah pasti menjadi top-of-mind, namun kita harus jeli dalam mengenali founder dan memahami model bisnis serta keberlanjutannya dalam jangka panjang," papar Tantrie.

Dalam diskusi bersama Sunata Tjiterosampurno (Northstar Advisors Pte Ltd) dan Michael Tjoajadi (Schroders Indonesia), difasilitasi oleh Dr. Eskandar Shah (International Centre for Education in Islamic FInance), disepakati bahwa Indonesia merupakan negara investor friendly, ditambah dengan adanya beberapa regulasi baru pada Omnibus Law diharapkan mampu meningkatkan permintaan, daya beli, serta konsumsi.

Esports menjadi industri baru bagi Indonesia dengan pertumbuhan fantastis selama tiga tahun terakhir. Ketika menjawab pertanyaan apakah Esports dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia, Sandiaga Uno selaku Dewan Pembina PB Esports dengan yakin dan tegas mengatakan, “Yes, yes, dan yes!”.

Dengan populasi online terbesar nomor enam di dunia dan jumlah skala pasar mencapai 120 miliar dolar AS output ekonomi pada tahun 2025, industri esports sudah dan akan terus menciptakan lapangan pekerjaan yang luas, banyak, serta berkualitas terutama bagi generasi muda.

Hal tersebut disetujui oleh Iwan Iman selaku Presiden Direktur Aerowolf, beliau telah menyaksikan lahirnya lapangan pekerjaan unik dan belum pernah ada sebelumnya. Menariknya lagi, lapangan pekerjaan ini terbuka bagi setiap individu tanpa syarat.

Arthur Irawan, seorang pemain bola profesional dan telah bertanding di beberapa liga internasional mengungkapkan banyak sekali kemiripan prinsip antara esports dan olahraga fisik di mana keduanya memerlukan ketekunan dan disiplin diri yang tinggi untuk menghasilkan permainan terbaik. Nilai pasar esport tahun 2019 telah mencapai sampai Rp 13 triliun dan ditargetkan mencapai Rp 25 triliun pada tahun 2022.

Keberhasilan sebuah negara juga tercermin dari kualitas pendidikan karena melalui pendidikanlah sebuah generasi terbentuk. Dalam sesi “The Future of Education” bersama Dr. Ismail Serageldin, Bibliotheca Alexandrina dan Najelaa Shihab, Founder Cikal, disampaikan bahwa tantangan terbesar sistem pendidikan Indonesia saat ini adalah kualitas pembelajaran dan kesenjangan kesempatan.

Pandemi seharusnya membuka kesempatan untuk mentransformasi proses belajar baru dimana murid dapat mendengarkan pelajaran melalui video dalam preferensi waktu pribadi dan mengulang sesuai dengan kebutuhan, lalu pertemuan di kelas difokuskan untuk diskusi, penyelesaian masalah, dan sosialisasi yang mampu membentuk cara berpikir dan karakter.

Dr. Ismail menyampaikan sebuah statistik yang menyatakan bahwa informasi bertambah dengan sangat cepat bahkan mencapai 1,7 megabytes per orang per detik di seluruh dunia.

"Oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab seluruh individu, termasuk pemerintah, media, keluarga, komunitas, hingga public figure untuk membangun ekosistem yang baik untuk generasi muda agar mampu berpikir kritis sehingga tidak terjebak pada informasi yang keliru," ujar Ismail. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya