Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
LEMBAGA Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melaporkan bahwa pada 2 November 2020 mendatang, Asteroid 2018 VP1 akan melintas di dekat bumi pada pukul 18.33 WIB dengan jarak 0,0028 satuan astronomi atau setara 419 ribu km dengan kecepatan 34.956 km/jam.
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa LAPAN Andi Pangerang mengatakan, data ini diperoleh dari Small Body Database Browser (SBDB) Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA.
“Jarak perpotongan orbit minimum dari bumi hanya 8.296 km, sehingga ada potensi objek ini akan bertabrakan dengan bumi,” kata Andi dalam pernyataan tertulis yang dikutip mediaindonesia.com, Kamis (29/10).
Lebih lanjut Andi menjelaskan, berdasarkan data dari Sentry (Earth Impact Monitoring) Center of Near Earth Object Studies (CNEOS) NASA), asteroid ini diperkirakan menabrak bumi dengan waktu lebih awal dibandingkan dengan waktu yang diperkirakan oleh SBDB JPL NASA, yaitu pada 2 November pukul 08.12 WIB.
“Asteroid ini diperkirakan bermassa 16 ton dan dapat melaju dengan kecepatan 52.776 km/jam ketika memasuki atmosfer bumi, sehingga energy yang dihasilkan ketika menghantam bumi setara dengan 419,2 ton dinamit,” jelasnya.
Baca juga : Ivermectin Bisa Jadi Alternatif Pengobatan Pasien Covid-19
Andi menuturkan, Asteroid 2018 VP1 ini memiliki probabilitas jatuh sebesar 0,41% atau 1:244. Dua nilai ini (energy dan probabilitas) dapat diturunkan menjadi skala Palermo, yaitu skala yang menunjukkan potensi bahaya tabrakan dari objek dekat bumi. Semakin positif skala Palermo, semakin besar probabilitas dan energy yang dihasilkan. Sebaliknya, jika semakin negatif skala Palermo, maka semakin kecil pula probabilitas dan energi yang dihasilkan.
“Skala Palermo maksimum untuk asteroid ini bernilai -3,57 yang artinya probabilitas untuk menghantam bumi sangat kecil,” tegasnya.
Kemudian, ada pula skala Torino yang mirip dengan skala Palermo namun lebih sederhana karena tidak melibatkan kerangka waktu terjadinya tabrakan. Rentang skala Torino mulai dari 0-10, 0 bermakna tidak berbahaya, 1 bermakna normal, 2-4 bermakna perlu perhatian astronom, 6-7 bermakna membahayakan, dan 8-10 bermakna pasti akan terjadi tabrakan.
“Skala Torino untuk asteroid ini bernilai nol, yang artinya asteroid akan habis terbakar oleh atmosfer bumi dan tidak menimbulkan kerusakan bagi bumi. Bagi masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak panik dalam menyikapi berita tersebut,” tandasnya.
Asteroid 2018 VP1 sendiri merupakan asteroid yang pertama kali ditemukan pada 3 November 2018 oleh Zwicky Transient Facility yang terletak di Observatorium Palomar, California, Amerika Serikat. Asteroid ini berdiameter 1,8 hingga 3,9 meter dan tergolong sebagai kelompok asteroid Apollo yang mengorbit matahari selama 2 tahun. Kemiringan orbit asteroid ini sebesar 3,24 derajat terhadap ekliptika dan kelonjongan orbit 0,43 atau dua kali lebih lonjong dibandingkan orbit Merkurius. (OL-2)
Ilmuwan menemukan tiga asteroid besar tersembunyi di orbit Venus yang berpotensi menghantam Bumi.
Tiongkok meluncurkan wahana antariksa Tianwen 2 di Tiongkok Barat Daya untuk kumpulkan sampel ke asteroid Kamo'oalewa.
Wahana antariksa Lucy milik NASA akan melintasi asteroid Donaldjohanson pada 20 April 2025 dalam misi panjangnya menuju orbit Jupiter.
Asteroid 2024 YR4 sempat menimbulkan kekhawatiran menabrak Bumi tahun 2032. Kini asteroid berdiameter 60 meter ini tetap menjadi fokus penelitian ilmuwan.
Dengan diameter sekitar 540 kaki (165 meter) dan kecepatan menakjubkan mencapai 77.282 km/jam, asteroid ini melintas dekat Bumi pada 26 Maret 2025.
Selama setahun terakhir, para peneliti di Berkeley Lab Departemen Energi telah melakukan analisis mendalam terhadap serangkaian sampel yang luar biasa.
BARESKRIM POLRI akan menarik seluruh pelaporan terkait dugaan ancaman pembunuhan peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin terhadap warga Muhammadiyah.
INDONESIA mengangkat keberhasilan peluncuran satelit nano pertama buatan mahasiswa Indonesia pada 6 Januari 2023 (Surya Satellite-1/SS-1).
Uji statis dan uji terbang digelar di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (BUTPAAG-LAPAN).
Satelit yang bersifat komersial ini nantinya dapat digunakan untuk memperoleh informasi berupa gambar dengan resolusi hingga 30 cm dan 6 multispectral channel.
"Garuda Indonesia menjadi maskapai pertama di dunia yang mengoperasikan pesawat berbadan lebar dengan kru yang hanya terdiri dari dua pilot."
Satelit Lapan A-4 dapat memantau bumi baik sumber daya alam maupun kondisi lingkungan hingga analisis bencana dan pencurian ikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved