Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERUSAHAAN Airbus mempresentasikan Satelit Pleiades Neo di acara Indo Defence, yang digelar di JIExpo, Kemayoran, Kamis (3/11). Satelit yang bersifat komersial ini nantinya dapat digunakan untuk memperoleh informasi berupa gambar dengan resolusi hingga 30 cm dan 6 multispectral channel.
Head of Asia Pasific Airbus Defence and Space Johan Pelissier mengungkapkan Airbus dan Indonesia telah menjalin kerja sama selama 40 tahun dan berharap dapat mengambil bagian dalam kedaulatan antariksa di Indonesia.
“40 tahun Airbus sudah kerja sama dengan Indonesia, di bagian pengadaan pesawat, helikopter, military transport dan space. Jadi disini kita bicara mengenai air space. Kami adalah pemimpin di bagian satelit yang pertama pada 1986. Kami membantu tiap negara untuk memiliki kedaulatan antariksanya secara mandiri,” ungkap Johan kepada wartawan.
Johan menambahkan, hingga kini, belum ada satelit Airbus yang gagal dalam sistem pengorbitan.
“Dan semua sistemnya berjalan dengan baik tanpa ada kesalahan di orbit sistemnya. Jadi kami percaya mengenai pengalaman kami dan expertise kami. Oleh karena itu kami sukses di bagian itu. Bukan hanya kami tidak punya kesalahan dalam orbit. Bahkan dalam waktu yang lebih panjang, 5-7 tahun,” lanjutnya.
Baca juga: Kemenkominfo Siapkan Internet Terhubung Satelit di Museum Kawasan Pulau Rinca
Sementara itu, Kepala Airbus Bagian Penjualan Asia Pasifik Hugues Pavie menyebut aktivitas antariksa kini semakin mengambil peran dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, Satelit Pleiades Neo memberi jawaban atas tantangan tersebut.
“Kita melihat angkasa semakin mengambil kepentingan yang lebih besar dalam kehidupan. Membantu kita tetap terhubung dengan kehidupan sosial,” ungkap Hugues.
Sebagai informasi, Airbus sudah mengorbitkan 4 Satelit Pleiades Neo. Rencananya, 2 satelit tambahan akan diorbitkan pada 23 November.
Satelit ini nantinya dapat diakses oleh pengguna, karena bersifat komersial. Anda nantinya dapat mengakses informasi berupa gambar dengan resolusi 30 cm di berbagai belahan bumi melalui laman khususnya.
Hingga kini, Satelit Pleiades Neo masih melakukan kerja sama dengan Lapan dan BRIN.(OL-5)
Europa lama dianalisis sebagai habitat potensial bagi kehidupan di luar Bumi di Tata Surya bersama kandidat lain, seperti Mars dan bulan Saturnus, Enceladus.
Satria memiliki kapasitas 150 Gbps atau tiga kali lipat dari keseluruhan kapasitas sembilan satelit yang saat ini digunakan Indonesia.
Israel kini menjadi negara ketujuh yang mampu mengirimkan pesawat luar angkasa untuk mengorbit Bulan. Enam negara lainnya, yakni Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, Tiongkok, India, dan Jepang. Selama ini baru AS (1959), Rusia (1966), dan Tiongkok (2013) yang sukses mendaratkan pesawatnya di Bulan.
Israel mencoba untuk menjadi negara ke-empat yang mendarat di bulan.
Pembangunan SATRIA-1 di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada 18 Agustus 2021 menjadi tonggak utama percepatan transformasi digital di Indonesia.
Negara-negara dunia memiliki sejumlah satelit yang mengorbit di antariksa yang digunakan untuk berbagai kepentingan.
Salah satu kelebihannya, satelit Peliades Neo bisa digunakan untuk perlindungan pada lingkungan seperti pengawasan hutan secara berkala sehingga praktik penebangan ilegal bisa dicegah
Hugues menambahkan akses mengenai pangkalan militer akan dibatasi. Bahkan, untuk beberapa negara yang diembargo, satelit tidak akan dapat mengakses gambar pangkalan tersebut
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved