Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Pandemi Covid-19 Ikut Akselerasi Ekosistem Riset di Indonesia

Ghani Nurcahyadi
22/6/2020 23:24
Pandemi Covid-19 Ikut Akselerasi Ekosistem Riset di Indonesia
Ilustrasi riset(Ilustrasi)

PANDEMI Covid-19 turut menciptakan akselerasi ekosistem riset di Indonesia, terutama riset berkaitan dengan kesehatan masyarakat, kedokteran, ekonomi digital, dan perekonomian.

Dari sisi kesehatan masyarakat dan kedokteran, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah membentuk konsorsium untuk menangani Covid-19.

Konsorsium yang beranggotakan lembaga penelitian di bawah koordinasi Kemenristek/BRIN seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI, beberapa perguruan tinggi, badan Penelitian dan Pengambangan (Litbang) Kementerian Kesehatan, dan dunia usaha baik swasta maupun BUMN, mempunyai fokus membantu, mencegah, dan mendeteksi cepat Covid-19 melalui riset dan inovas.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, hasil dari penelitian tersebut diproyeksikan menjadi vaksin, suplemen, pengobatan dan teknologi Kesehatan. Menurutnya, kolaborasi itu merupakan triple helix yang melibatkan dunia penelitian, industri, dan pemerintah.

“Berbagai elemen dilibatkan mulai dari kesehatan, ikatan farmasi maupun Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian. Pandemi ini juga menunjukkan ekosistem riset yang selama ini kita bayangkan, justru berkembang dengan baik. Sebelumnya kita belum mempunyai produksi ventilator sendiri, pandemi ini membuat inovasi bekerja dan menghubungkannya dengan dunia industri,” kata Bambang dalam acara Diskusi Kebijakan: Penanggulangan COVID-19 Berbasis Pengetahuan dan Inovasi, Senin (22/6).

Baca juga : Menristek MInta Kemenkeu Rampungkan Insentif Pajak untuk Litbang

Ia menegaskan, kementeriannya akan tetap mengedepankan pengetahuan dan inovasi dalam upaya menanggulangi pandemi Covid-19. Data yang digunakan saat ini adalah peta sains yang merupakan pendekatan riset ilmu pengetahuan untuk mengatasi endemi dan pandemi. Hal ini adalah sebuah pendekatan riset selain dari kesehatan itu sendiri. 

Selain mengoptimalkan ilmuwan dan peneliti di dalam negeri, Kemenristek/BRIN juga berusaha mengoptimalkan kolaborasi antara peneliti di Tanah Air dengan peneliti dan ilmuwan diaspora. Diharapkan kolaborasi dapat menangani masalah pandemi lebih cepat dan tepat sasaran khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat serta pemulihan ekonomi pasca COVID-19. 

Profesor Riset LIPI Dewi Fortuna Anwar menegaskan, dalam ekosistem inovasi, hasil dari riset harus berujung pada hilirisasi. Fokusnya adalah sinergi agar hasil penelitian bisa menjadi inovasi: dipasarkan, digunakan, dan dengan demikian mendongkrak kemajuan dan daya saing bangsa. Kemajuan bangsa, dalam konteks ekonomi global, dinilai lewat daya saing dan kemampuan inovasi.

“Dalam implementasinya, ekosistem pengetahuan maupun inovasi membutuhkan kapasitas negara untuk menggerakkan semua elemennya. Kapasitas negara ini tercermin dari kapasitas kelembagaan dan kapasitas sumber daya manusia ASN-nya yang mempunyai kinerja secara efisien dan efektif," ujar Dewi.

Di sisi lain, Menteri Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo mengatakan, pihaknya akan memasukkan indikator inovasi dalam penyusunan kebijakan kita agar terbangun sinergitas bersama untuk menyatukan langkah dalam kerangka ekosistem pengetahuan dan inovasi menuju pencapaian kesejahteraan rakyat.

Baca juga : Uji Klinis Terapi Plasma Konvalesen ke Pasien Korona Menjanjikan

"Data itu sangat penting. Kami juga sangat mendorong pertukaran data yang terbuka antar instansi, data yang saintifik,” kata Tjahjo

Peneliti Senior Center for Innovation Policy and Governance (CIPG) Yanuar Nugroho mengatakan, saat ini yang dibutuhkan oleh ekosistem riset dan inovasi adalah state capacity.

"Bagaimana negara mengatur, hadir dan mengorkestrasi agar ekosistem ini berjalan dengan baik. Karena masih ada beberapa tantangan untuk dihadapi bukan hanya tantangan teknologi namun yang lebih besar adalah tantangan sumber daya manusia,:" ujarnya.

Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia Allaster Cox menegaskan komitmen negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mengatasi Covid-19.

"Melalui program kerja sama pembangunan, kami bermitra dengan think tank lokal dan mendanai penelitian baru yang dapat digunakan menjadi dasar penanganan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Secara paralel, kami bekerja dengan Indonesia untuk memperkuat ekosistem pengetahuan dan inovasi agar dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi jangka panjang," ujarnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya