Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pandemi Covid-19 Jadi Pelajaran untuk Jaga Keseimbangan Alam

Ferdian Ananda Majni
05/6/2020 21:02
Pandemi Covid-19 Jadi Pelajaran untuk Jaga Keseimbangan Alam
Foto udara yang menunjukkan kualitas udara Jakarta selama penerapan PSBB(Mi/Ramdani)

MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, pandeml Covid-19 memberikan pelajaran berharga bagi manusia untuk menjaga keselmbangan alam. Ketika hampir semua negara melakukan Iockdown, kegiatan Industri tutup secara global, transportasi udara turun 96%, mobilitas manusia turun 90%, maka di berbagai belahan dunia mengalami perbaikan kualltas udara.

"Kansentrasi N02 secara global menurun hamplr 30%, stasiun pemantauan kualitas udara KLHK mencatat penurunan konsentrasi PM 2,5 yang cukup signifikan di berbagai kota, bahkan selama 2 bulan penerapan PSBB terjadi penurunan konsentrasl PM 2,5 sebesar 45% di Kata Jakarta," kata Siti pada upacara Peringatan Hari Lingkungan Hidup, Jumat (5/6).

Menurut Siti, kuatitas air juga mengalami perbaikan secara global. Analisis citra satelit danau-danau di India menunjukkan penurunan konsentrasi rata-rata 15,9% di daerah yang terpengaruh industri.

Data stasiun monitoring kualitas air KLHK juga mendeteksi penurunan COD sebaar 21% di Sungai Brantas. Dari sisi keanekaragaman hayati, meskipun terjadi tekanan bagi pengelolaan flora dan fauna yang berada di taman nasional dan lembaga konservasi karena berkurangnya pengunjung, namun di berbagai belahan dunia ditandai dengan munculnya satwa liar di daerah pemuklman manusia.

"Berkurangnya tekanan manusia temadap alam menyebabkan alam memperbaiki dirinya sendiri. Bahkan pada beberapa lembaga konservasi dilaporkan kelahiran satwa-satwa dilindungi misalnya kelahiran orangutan di TSI, kelahiran gajah di TSI dan Gembiraloka Zoo, dan lainnya," terangnya.

Baca juga : Hikmah Dibalik Covid-19, Indonesia Menuju Digital Society 5.0

Pada masa pandemi Covid-19, di kota-kota besar berbasis komuter seperti Jakarta dan Surabaya, timbulan sampah perhari turun sekitar 10-15 persen, sementara di kota-kota sedang, terjadi penurunan rata-rata dibawah 1% hingga 3%.

"KLHK melakukan respon cepat tindakan korektif terhadap tata cara pemusnahan Iimbah medis Covid-19 yang merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk memutus mata rantai penularan Covid-19," tegasnya.

Melalui Surat Edaran MENLHK Nomor 2 tahun 2020 tentang Pengelolaan Limbah Infeksius dan sampah Rumah Tangga dari Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) pada 24 Maret 2020, terdapat diskresi pemusnahan limbah medis, antara Iain dengan cara thermal maupun “penguburan” untuk limbah dari RS Rujukan, Pusat Penanganan Covid-19, maupun dari masyarakat/rumah tangga ODP dan PDP.

Sejalan dengan tema WED 2020 "time of nature" maka limbah B3 yang dihasilkan perlu melalui pedakuan yang tepat, sesuai konsep Ekonomi Sirkuiar. Upaya ini berarti tidak hanya dimusnahkan tetapi diupayakan pengurangan dan pemanfaatannya.

"Reduksi limbah B3 sebeium limbah B3 dihasilkan akan mengurangi dampak pencemaran dan kerusakan. Pemanfaatan limbah B3 memberi nilai tambah ekonom bagi pelaku usaha dan memberi nilai tambah sosial yang tinggi pada masyarakat sekitar," pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya