Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Komnas HAM: Mayoritas Publik Patuh Ibadah di Rumah

Putri Rosmalia Octaviyani
08/5/2020 17:41
Komnas HAM: Mayoritas Publik Patuh Ibadah di Rumah
Suasana di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (23/4/2020).(MI/RAMDANI)

IMBAUAN untuk melaksanakan ibadah selama bulan Ramadan di rumah saja dijalankan dengan baik oleh masyarakat Muslim. Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Komnas HAM.

Berdasarkan survei yang dilakukan secara daring selama bulan Ramadan 2020 pada 669 responden, sebanyak 632 orang atau 94,5% patuh beribadah di rumah selama Ramadan. Sisanya sebanyak 37 orang menyatakan tetap memilih beribadan di masjid.

"Survei ini menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki kesadaran akan kesehatan diri dan lingkungan serta mengikuti imbauan pemerintah jauh lebih tinggi dibandingkan yang tidak," ujar Komisioner Bagian Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM, Choirul Anam, dalam diskusi daring berjudul Laporan Hasil Survei Kepatuhan Masyarakat untuk Beribadah di Rumah selama Bulan Ramadan 1441 H untuk Menanggulangi Wabah COVID-19 Komnas HAM, Jumat, (8/5).

Baca juga: Ngotot Tarawih Berjamaah, Enam Orang di Sidoarjo Positif Korona

Dalam survei tersebut juga didapatkan data mayoritas masyarakat atau 28,4% yang tidak beribadah di rumah beralasan karena merasa beribadah di masjid lebih khusyuk atau fokus dibandingkan di rumah. Sisanya memiliki beragam alasan. Mulai dari tidak mengetahui imbauan pemerintah hingga lingkungan tidak mendukung atau masih mayoritas beribadah di masjid.

"Sebanyak 293 responden juga menyatakan masih ada masjid atau musala yang menggelar ibadah bersama, khususnya selama bulan Ramadan," ujar Choirul.

Baca juga: Masjid Agung Tasikmalaya Tetap Gelar Salat Tarawih

Meski minim, masih adanya masyarakat yang mengabaikan imbauan untuk beribadah di rumah saja dikatakan Choirul merupakan tantangan bagi semua pihak. Baik pemerintah, masyarakat, hingga tokoh-tokoh agama.

"Ini tantangan agar bagaiamana semua bisa lebih terlibat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk beribadah di rumah dan mencegah penyebaran covid-19," ujar Choirul.

Kepala Bagian Penyuluhan Komnas HAM Mimin Dwi Hartono mengatakan, pelibatan semua pihak, khususnya tokoh agama dan masyarakat sangat pentig dilakukan. Pemerintah harus lebih melibatkan mereka agar imbauan melakukan ibadah dari rumah dijalankan dengan maksimal.

"Harus ada pendekatan agar tokoh agama dan masyarakat ikut terlibat mengimbau masyarakat di tengah kondisi ini," ujar Mimin. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya