Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta TNI Angkatan Udara kembali melakukan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) pada Selasa (7/1).
Ada dua pesawat yang digunakan dalam operasi tersebut, yakni Casa 212 dan CN 295. Keduanya membawa bahan semai garam (NaCl) dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma. Pesawat Casa 212 membawa 800 kg garam, sedangkan CN 295 mengangkut 2,4 ton.
Penyemaian garam dari pesawat Casa 212 masih dilakukan secara manual. Sedangkan untuk pesawat CN 295, garam-garamnya diletakkan ke dalam empat buah console dengan total delapan wadah. Garam tersebut disemai ke luar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Pesawat Casa 212 dan CN 295 pada hari ini masing-masing terbang sebanyak empat kali. Penerbangan kedua CN 295 sempat tertunda akibat hujan deras di Lanud Halim Perdanakusuma dan baru bisa take off sekitar pukul 14.23 WIB.
Penerbangan tersebut diisi oleh 12 kru dari TNI AU dan dua anggota BPPT. Pantauan Media Indonsia, penyemaian garam mulai dilakukan pada pukul 14.50 WIB.
Baca juga : Tekan Curah Hujan Jabodetabek, BPPT Semai 3.200 Kg Garam
Menurut Profesor Meteorologi Klimatologi BPPT, Edvin Aldrian, pesawat CN 295 menyemai garam pada awan cumolonimbus di sekitar Selat Sunda.
"Ke Selat Sunda, ke Lampung Tenggara. Karena kan ada siklonnya di Nusa Tenggara, jadi anginnya ke timur. Jadi kita ke sebelah barat Jakarta," terang Edvin di Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (7/1).
Saat menaburkan garam dari dalam pesawat, para kru memukulkan console yang terbuat dari bahan stainless steel tersebut dengan menggunakan palu.
Menurut Lettu Shahrul Rahmad, salah satu kru dalam penerbangan tersebut, hal itu dilakukan untuk memperlancar jatuhnya garam dari atas pesawat.
"Garamnya ini suka gumpal, karena bentuknya sperti tepung. Kalau dingin dia berubah jadi padat. Jadi untuk antisipasinya, dipukul pakai palu," kata Shahrul.
Edvin beeharap usaha yang dilakukn pihaknya dapat menurunkan hujan disekitar lokasi penyemaian garam. Hal tersebut untuk mengurangi intensitas hujan dari awan yang akan masuk ke Jakarta.
"Kami harap yang turun di sekitar yang disemai, jadi dekat Selat Sunda. Diharapkan hujannya dikurangi agar bisa dijatuhkan sebelum Jakarta.
Baca juga : BNPB Siapkan 6,4 Ton Garam untuk Halau Awan
Sementara itu, Mayor Penerbang Anto Ngimron menjelaskan pesawat yang diawakinya melakukan penyemaian antara ketinggian 10-11 ribu kaki.
"Tadi kita seeding garamnya di ketinggian 10.000 feet, kemudian sesaat kita juga sempat naik ke 11.000 feet yang di area selatan Lampung yang tadi awannya besar-besar di situ, yang arah anginnya mau masuk Pulau Jawa," jelas Ngimron.
TMC dengan menyemai garam masih akan terus dilakukan hingga beberapa hari ke depan. Menurut Edvin, hal tersebut didasarkan oleh perhitungan BMKG.
"Basis berdasarkan BMKG itu masih sampai tanggal belasan Januari, minimal dua mingguan lah," pungkas Edvin.
Pesawat CN 295 kembali mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma tepat pukul 16.00 WIB. (OL-7)
Hal yang harus dilakukan adalah menjalin kerja sama antar negara.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengerjakan berbagai tugas dan memecahkan masalah.
"Tuntutan kita tidak banyak. Di masa pandemi seperti ini tentunya kita sangat keberatan adanya pemutusan kontrak. Kita tidak menuntut pesangon, kita hanya minta dipekerjakan kembali."
Handoko menyebut bahwa dalam kontrak yang ditandatangani para awak sudah tertera kesepakatan itu. Para awak juga bisa memutus atau mengakhiri kontrak mereka secara sepihak.
Satu unit teknologi Arsisnum diperuntukkan bagi Rumah Singgah Gelora Serayu Banyumas, sebuah rumah yang digratiskan bagi keluarga pasien yang menunggu di RS.
Saat ini operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) sedang berlangsung di Kalimantan Barat sejak 17 September 2021
Ketinggian gelombang terjadi di perairan Jawa Tengah tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
"Tim melalukan pemantauan sekaligus menyampaikan sosialisasi secara langsung kepada warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan,"
Badan Meteorologi BMKG memperkirakan cuaca ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia pada Minggu, 13 Juli 2025.
Program 100 Hari Pramono – Rano, salah satunya adalah program pengerukan sungai untuk penanganan banjir.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Kabar gembira datang dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved