Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WAKIL Ketua MPR RI yang juga pembina Yayasan Dharma Bakti Lestari, Lestari Moerdijat, mengunjungi Rumah Sakit Ken Saras dan Rumah Singgah Sahabat Lestari di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (25/10).
Kunjungannya kali ini dalam rangka bertemu dengan penyintas kanker payudara yang tergabung dalam Oncology Ken Saras Community (OKC).
Dalam kunjungannya, ia didampingi oleh anggota DPR RI Komisi IX dari Partai NasDem Sri Wulan dan Ketua DPW Partai NasDem Jawa Tengah Setyo Maharso.
Lestari atau yang kerap disapa Rerie, bertemu dengan para penyintas kanker payudara dan sempat mengunjungi salah satu pasien yang tengah menjalani kemoterapi.
Rerie juga berdiskusi dengan tim dokter onkologi dari Rumah Sakit Ken Saras. Dalam diskusinya, mereka membahas masalah-masalah seputar pasien dan regulasi saat berobat di rumah sakit ini.
Baca juga: Kanker tidak Bunuh Harapan dan Cinta
Di antaranya, persoalan membeludaknya pasien kanker sejak BPJS. Akan tetapi rumah sakit dan tenaga medis yang menangani belum bisa memadai.
Misalnya, untuk daerah pantai utara (pantura) Jawa, belum ada rumah sakit yang bisa menangani perihal kanker, terutama kanker payudara. Hanya ada lima rumah sakit di Jawa Tengah yang bisa menjadi rujukan dalam pengobatan kanker, yakni RS Tugurejo, RS Karyadi, RS Ken Saras, RS Margono, dan RS Moewardi.
Selain itu perihal regulasi dalam proses pengobatan juga masih menyulitkan para pasien yang ingin berobat.
Rerie juga sempat bercerita perihal dirinya yang divonis kanker payudara Her2 Positive pada akhir 2016. Menurutnya saat itu, hal yang paling penting adalah kecepatan dalam mengambil keputusan. "Saat saya divonis dokter kena kanker payudara, saya langsung bilang kapan bisa operasi. Saya enggak bilang dulu ke suami dan keluarga. Karena bagi saya kecepatan dalam mengambil keputusan di situasi ini sangatlah penting," katanya.
Pembina Komunitas Sahabat Lestari itu juga sempat berkunjung ke Rumah Singgah yang letaknya tidak jauh dari Rumah Sakit Ken Saras. Rumah Singgah Sahabat Lestari itu diperuntukkan bagi para pasien kanker terutama kanker payudara yang akan menjalani pengobatan di Rumah Sakit Ken Saras.
Hal ini dilakukan sebab rumah sakit belum bisa menampung seluruh pasien yang akan berobat, akibatnya pasien yang datang dari luar daerah tidak memiliki tempat tinggal sementara. Untuk itulah, Yayasan Dharma Bakti Lestari bersama Komunitas Sahabat Lestari mendirikan Rumah Singgah Sahabat Lestari.
Sejak peresmiannya pada 4 Oktober, Rumah Singgah Sahabat Lestari sudah kedatangan tiga pasien dari berbagai daerah. Mereka mendapatkan fasilitas menginap dan ambulans yang siap mengantarkan untuk berobat.
Bersama ibu-ibu dari OKC, Rerie berbagi cerita dan tips sebagai penyintas kanker. Menurutnya, menderita kanker bukanlah akhir dari segalanya. "Aktivitas sehari-hari tetap dilakukan, entah bekerja atau melakukan hobi asalkan tertib dalam menjalankan pengobatan. Patuhi perintah dokter," ujarnya.
Rerie juga tidak takut dengan kematian, sebab umur sudah ada yang mengatur. "Saya percaya, umur sudah ada yang mengatur, mau tersandung kerikil kalau sudah waktunya juga akan meninggal. Jangan sedih yang berlarut-larut dan jadi berhenti berobat. Harus tetap patuh, waktunya kontrol, ya kontrol. Kanker bukan akhir dari segalanya," terangnya.
Bagi Rerie menderita kanker turut menyadarkannya bahwa masih banyak orang yang sayang dan peduli terhadapnya. Ia juga berpesan kepada sesama penyintas untuk terus semangat menjalani pengobatan. "Saya tahu itu sakit dan melelahkan, saya pernah mengalaminya. Tapi ibu-ibu kita harus tetap kuat dan semangat. Kita punya keluarga dan anak-anak. Kita harus berjuang demi mereka," lanjutnya.
Rerie pun bercerita soal motto hidupnya saat ini, "Bagi saya penting untuk merayakan kehidupan dan berdamai dengan kematian. Itu adalah motto saya saat ini," jelasnya. (X-15)
PUTUSAN Mahkamah Konstitusi No. 135/PUU-XXII/2024 tentang pemisahan pemilu nasional dan pemilu lokal menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
MAJELIS Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) akan mengadakan Rakornas I & Silaknas 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada 10-11 Juli 2025.
KETUA Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menerima para pencipta lagu mars dan himne NasDem di NasDem Tower, Rabu (2/7/2025).
PARTAI NasDem mengusulkan kepada pemerintah untuk menaikkan dana alokasi kepada partai politik yang berasal dari APBN.
ANGGOTA Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini, mendesak Pemerintah Indonesia segera mengisi pos duta besar (dubes) di sejumlah negara.
MK mengatakan pemisahan pemilu nasional dan lokal penting dilakukan untuk menyederhanakan proses bagi pemilih.
SETIAP anak bangsa harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar Kebangsaan untuk menjawab tantangan di masa datang.
PELESTARIAN dan pemanfaatan situs purbakala harus terus dilakukan. Salah satunya untuk mendukung upaya mewujudkan ketersediaan sarana pendidikan yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Transisi energi peralihan dari energi berbasis karbon menuju sumber energi bersih dan terbarukan seperti surya, angin, air, dan geotermal kini dipandang sebagai kebutuhan moral
WAKIL Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan menunggu undangan dari Ketua MPR Ahmad Muzani untuk membahas surat desakan pemakzulan terhadap Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka
WAKIL Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyebut negara ASEAN berperan dalam menjaga stabilitas global.
PERSIAPAN untuk implementasi program Wajib Belajar 13 Tahun harus dilakukan dengan baik dan didukung semua pihak dalam merealisasikannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved