Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Penulis Diminta Lahirkan Karya untuk Kalangan Milenial

Syarief Oebaidillah
24/4/2019 22:10
Penulis Diminta Lahirkan Karya untuk Kalangan Milenial
Kepala Badan Bahasa, Prof Dadang Sunendar(Ist)

MENGHADAPI revolusi industri 4.0, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan meminta para penulis mampu berkarya yang dapat dipahami anak-anak generasi milenial.

"Kini kita menghadapi revolusi industri 4.0, kami meminta para penulis dapat menulis karyanya yang dapat dibaca dan dipahami bagi anak kalangan 4.0 sekarang ini. Apa yang menjadi sasaran bagi pembaca dengan kriteria pembaca anak milenial abad 21 yang akrab dengan kemajuan teknologi," kata Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dadang Sunendar, pada Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Literasi Baca Tulis di Jakarta, Rabu (24/4) petang.

Dadang menegaskan, sejatinya persoalan revolusi industri 4.0 merupakan persoalan literasi, yakni literasi dalam membaca dan literasi teknologi.

"Saya kira di era ini hanya satu jembatannya dengan banyak membaca sehingga kita mempunyai banyak ilmu pengetahuan," tegasnya.

Menurut dia, ada tiga pilar utama dalam memantapkan sebuah gerakan literasi yakni literasi dalam keluarga, literasi di sekolah, dan literasi di masyarakat. Literasi keluarga amat penting dan menentukan, sebab masih  banyak keluarga yang belum memiliki budaya membaca.

"Apakah suatu keluarga itu berlangganan buku juga koran sebagai bahan bacaan di rumahnya. Itu mencirikan pentingya literasi keluarga," cetusnya.

 

Baca juga:  Kaum Milenial di Sekolah Dharma Karya Tampilkan Seni Karawitan

 

Dalam kesempatan itu, Dadang mengutarakan hasil penelitian Badan Bahasa pada 6.000 lebih responden di 34 provinsi menunjukkan minat membaca cukup baik.

"Jadi kita harus tetap optimistis tidak terpengaruh oleh penelitian negara lain yang menilai minat baca orang Indonesia masih rendah," tandasnya.

Pada acara pertemuan  ini,Badan Bahasa menghadirkan 95 penulis terpilih dengan 170 karya. Mereka akan mendapatkan pembekalan dari penulis senior untuk memperbaiki karyanya sehingga dapat digunakan sebagai media bagi pengajar atau pegiat literasi untuk menebarkan virus literasi di Indonesia. " Karya mereka akan didistribusikan ke Taman Bacaan Masyarakat dan sekolah di seluruh Indonesia," tambah Kepala Badan Pembinaan Bahasa dan Sastra, Hurip Danu Ismadi, selaku penyelenggara kegiatan pertemuan penulis tersebut.

Ada 95 penulis dengan 170 karya mencakup bahasa dan sastra, kesenian, kemaritiman, tradisi kuliner, lingkungan, toleransi dan kebinekaan, dan lain-lain, terpilih menghadiri pertemuan tersebut.

Salah seorang peserta,  Rini Febriani Hauri,  penulis asal Jambi, mengaku mendapat banyak ilmu dan sahabat baru para penulis di Jakarta.

"Saya merasa senang dan banyak manfaat dari pertemuan Badan Bahasa ini. Saya masih banyak perlu belajar dalam menulis," kata Rini yang mengaku menulis tentang Suku Anak Dalam dan lolos menjadi peserta pertemuan nasional. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya