Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENERBIT Esensi bekerja sama dengan KG Picture menggelar acara Sharing Novel dan Film Lima Bintang Timur. Acara itu berlangsung di Garden Walk Stage, Scientia Square Park, Summarecon Serpong, Minggu (15/12), sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Tangerang Gemilang Book Fair 2024.
Kegiatan ini membahas lebih mendalam kisah yang diangkat dalam novel dan film Lima Bintang Timur. Acara ini juga akan mengungkap cerita di balik proses kreatif penulisan novel dan produksi filmnya.
Para pemeran film berbagi pengalaman menarik selama terlibat dalam proyek ini, memberikan wawasan inspiratif kepada para penggemar dan peserta acara.
Dengan tema Cerita di Labuan Bajo, acara ini menghadirkan beberapa narasumber utama, seperti Muthia Esfand selaku penulis novel dan Project Manager KG Picture, serta para aktor film, yaitu Yassien Omar, Ferdinand, Destiny David Obinna, dan Jenda Munthe. Kehadiran para narasumber ini memberikan perspektif menarik mengenai perjalanan kreatif di balik karya tersebut.
“Buku ini sebagai upaya mengimplementasikan gerakan gemar membaca bagi anak-anak untuk mendukung gerakan literasi. Buku ini dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga diharapkan anak-anak lebih minat untuk membaca,” ujar editor buku Lima Bintang Timur Indri.
Selain sesi diskusi, acara juga dilengkapi dengan berbagai kegiatan menarik, termasuk penandatanganan Giant Cover sebagai simbol perayaan peluncuran novel dan film, serta pemberian cinderamata kepada narasumber dan beberapa tamu undangan. Acara ini menjadi salah satu sorotan utama dalam Tangerang Gemilang Book Fair 2024.
Buku Lima Bintang Timur mengisahkan tokoh Christal yang terpaksa meninggalkan kehidupannya sebagai pianis cilik di Jakarta karena harus pindah ke desa terpencil di NTT mengikuti ayahnya yang seorang dokter bertugas di sana.
Di tempat barunya, Christal bertemu dan sering berselisih paham dengan empat sekawan teman sekelasnya, Noel, Jose, Kobus, dan Moe. Namun, ketika satu peristiwa nyaris merenggut sekolah tercinta, mereka pun memutuskan untuk bekerja sama demi menyelamatkannya.
Di antara keindahan alam Indonesia, kisah ini ingin menghadirkan keindahan perjuangan anak-anak yang penuh semangat untuk bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik. Tidak hanya bagi diri mereka, namun juga bagi orang-orang di sekitar mereka. (Z-1)
Film Assalamualaikum Baitullah tidak hanya menghadirkan kisah yang menguras emosi, tetapi juga menampilkan pendalaman karakter yang luar biasa dari para pemerannya
Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut diadaptasi dari cerita original Kampung Jabang Mayit, yang ditulis oleh Qwertyping (Teguh Faluvie) yang menjadi sebuah thread viral pada 2022.
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
KABAR gembira bagi para penggemar film Superman. Meski film terbarunya belum dirilis, kelanjutan dari film Superman sudah mulai dibahas.
Lebih dari sekadar karakter super hero, Patrion pun hadir sebagai gerakan baru bertajuk Pergerakan Patriot Nusantara atau Patrion Movement.
TRAILER dan poster dari film horor Kampung Jabang Mayit : Ritual Maut resmi di rilis, kemarin.
Hingga Juni 2024, telah disalurkan 490 Al-Qur’an dan 13.790 buku tulis ke sekolah-sekolah dasar di wilayah Tangerang.
Buku ini bukan hanya kumpulan resep, melainkan potret kehidupan harian masyarakat Indonesia dari sudut pandang kuliner.
ASTA Index mengatasi keterbatasan metode pengukuran konvensional yang hanya fokus pada indikator makro.
Buku tersebut merupakan bagian dari komitmen dan kontribusi IFSR dalam mendukung pelaksanaan MBG yang telah ditetapkan sebagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Literasi digital tak hanya mampu menggunakan perangkat tetapi juga tentang mampu mengevaluasi informasi secara kritis.
Dalam menulis buku setebal 178 halaman itu, Reza Rahadian mengakui tidak ada kesulitan berarti. Pasalnya, dia memiliki jurnal yang telah ia tulis sejak 2004.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved