Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
HEARTWIRE, proyek solo Fachri Bayu Wicaksono (mantan gitaris band death metal Jakarta, Orestes), kembali merilis single terbaru berjudul The Street Isn’t Ours pada 26 Juli 2024 melalui berbagai layanan streaming musik, seperti Apple Music dan Spotify.
Dalam rilisan ini, Heartwire bekerja sama dengan Gemuruh Adhityatama (Gege), yang merupakan mantan drummer Orestes dan Divide untuk mengisi bagian drum.
Lagu ini merupakan single kedua Heartwire yang dirilis pada Juli 2024, setelah sebelumnya merilis Sementara Tenang pada 12 Juli silam.
Baca juga : Heartwire Rilis Single Baru Bernuansa Post-Metal/Post-Punk
Terkait perilisan yang jaraknya tidak terlalu jauh tersebut, Heartwire mengungkapkan, “Sebenarnya sudah ada 14 lagu yang siap untuk dirilis dan bisa saja dijadikan sebuah album penuh. Namun, saya ingin rilis satu per satu agar pendengar bisa lebih memahami cerita dari masing-masing lagu ini.”
Penggarapan The Street Isn’t Ours bisa dibilang cukup unik dengan mengusung konsep rekaman one-take.
“Lagu ini direkam secara one-take. Gege itu drummer yang hebat, mendengarkan sample lagu ini hanya sekali, dan langsung direkam tanpa putus. Saya pun tidak perlu mengubah atau meramunya lagi karena isian drumnya sudah sempurna,” ungkap Heartwire
Baca juga : Jordan Astra Berkisah tentang Malam Musim Panas di Single After Midnight
Lirik lagu The Street Isn’t Ours diciptakan Mathias Pradityanto, yang merupakan teman lama Heartwire.
Adapun makna yang diceritakan lewat lagu ini adalah perilaku apatis atau ketidakmampuan yang terkadang perlu ditunjukkan, karena pada dasarnya tidak semua hal bisa dimenangkan oleh manusia.
“Makna lagu ini secara garis besar adalah pengakuan bahwa dalam hidup terkadang kita harus mengalah, melihat bahwa diri sendiri tidak punya kekuatan besar. Sebenarnya dalam diri tidak ingin menyerah, namun pada situasi tertentu, kita tidak harus mencari solusi atas masalah yang terjadi,” jelas Heatwire.
Baca juga : Jaz Hayat Daur Ulang Fly Me To The Moon
Ia menambahkan, “Apatis itu bukan suatu hal yang selamanya buruk. Sebagai manusia, kita harus memahami konteks orang yang terlihat apatis. Pada saat kekalahan itu datang, kita hanya perlu mensyukuri hal-hal yang ada di sekitar. Bagi saya, keluarga dan hewan peliharaan bisa menjadi tempat ternyaman dalam melewati turbulensi hidup.”
Selain Gege dan Mathias, Heartwire juga mengajak Stephania Shakila Cornelia atau yang akrab disapa Tepy sebagai pencipta artwork.
“Saya sudah lama kerja bareng Tepy. Kebanyakan karya yang saya buat, saya serahkan penggarapan visualnya pada Tepy yang menurut saya style-nya sangat merepresentasikan Heartwire,” pungkasnya. (Z-1)
Rossa juga mengungkapkan bahwa lagu Tegar sebagai perjuangannya selama tiga tahun dan menyatakan rasa syukur lagu itu masih relevan sampai saat ini.
Lagu Kita Usahakan Lagi dari Batas Senja menjadi selaras dengan identitas Orkes Bada Isya yang menjadikan musik sebagai medium refleksi batin.
Tiap Hari Neror dari Awe Wijaya adalah lagu yang berangkat dari realitas yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini: tekanan akibat hutang dan pinjaman online (pinjol).
Sejumlah studi mengungkapkan bahwa irama musik dapat memengaruhi denyut jantung dan memberikan efek menenangkan
Kiesha Alvaro resmi memperkenalkan single original pertamanya yang berjudul Maaf, sebuah lagu galau yang nggak cuma asik buat didengerin, tapi juga punya cerita personal.
Lagu yang dirilis di bawah label rekaman Def Jam Recordings itu mengambil inspirasi nyata dari kehidupan personal Rayi Putra dan sang istri selama menjalani biduk rumah tangga.
Kabar ini dikonfirmasi oleh unggahan media sosial Saweetie yang menunjukkan sebuah video dirinya sedang menari bersama para anggota Twice diiringi lagu Superstar di gedung JYP Entertainment.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved