Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
MUSISI Floating Points mengumumkan album barunya, Cascade, yang akan dirilis pada 13 September 2024 lewat label musik Ninja Tune. Selain itu, musisi bernama asli Sam Shepherd itu juga membagikan single pertama dari album Cascade, yang berjudul Key103.
Judul lagu barunya mengambil nama dari radio underground favorit Shepherd di Manchester yang dulu ia gemari semasa kuliah.
Radio underground itu menjadi tempat bagi Shepherd untuk memperluas pengetahuan musiknya di luar komposer-komposer musik klasik yang ia pelajari semasa di Chetham's School of Music di Manchester, Inggris.
Baca juga : Egha Myatkhan Rilis Single Over The Wall dari Album Zero Two One
Artwork single Key103 dibuat seniman Tokyo bernama Akiko Nakayama. Seorang pelukis yang sering menggambarkan keindahan dari proses perubahan energi lewat medium-medium seperti instalasi, video, dan pentas seni. Ia menghidupkan sebuah lukisan biasa dengan memadukan pergerakan energi dan keindahan berbagai warna dalam format yang diberi nama Alive Painting.
Baca juga : Single Season Rilis Single Teman Biasa
Album Cascade adalah ledakan dari berbagai hal yang belum terselesaikan. Pada akhir 2022, Shepherd berada di gurun California seraya ia mengerjakan album barunya dengan cara yang berbeda, bahkan lebih sederhana.
"Aku memiliki studio di rumah dengan semua peralatan yang sering aku gunakan, namun aku sedang tidak berada di sana jadi aku hanya menggunakan laptopku dan melakukan semuanya lewat headphone," ujar Shepherd.
Hubungannya dengan musik elektronik dan juga kota asalnya, yaitu Manchester, memiliki makna yang berbeda selama proses pembuatan album ini.
Baca juga : Teddy Adhitya Bersiap Eilis Video Musik Kini
"Ada sesuatu tentang Manchester yang selalu hadir di dalam benakku, dan aku rasa alasannya adalah toko-toko musik di sana," ujar Shepherd, yang sering menamakan lagu-lagunya dengan nama sebuah bangunan atau institusi penting di suatu area.
Sejumlah lagu di album Cascade terinspirasi dari dust bowl di gurun California, namun album baru Shepherd adalah album tentang remaja Shepherd yang ia habiskan di Manchester. Di sanalah Shepherd menemukan kekuatan musik elektronik yang sesungguhnya dalam berbagai bentuk.
Meski album Cascade merupakan kelanjutan dari album Shepherd sebelumnya, yaitu Crush (2019), berbagai batas ia dobrak dalam album barunya mendatang.
Baca juga : Atlesta Rilis Single Gelora Bertemu dalam Balutan Dangdut Modern
Sembilan lagu di Cascade dibiarkan bersinar selama delapan menit yang memberikan masing-masing lagu ruang untuk menjelajahi berbagai sound dan groove.
"Aku selalu mengejar berbagai tantangan," ujar Shepherd yang sudah beberapa kali tampil di Potato Head Beach Club, Bali. "Aku selalu menginginkan semuanya bergerak menuju tempat yang membuatku bersemangat. Seperti berkolaborasi dengan orkestra yang terdiri dari 100 orang atau bekerja sendiri dengan sebuah laptop."
Album Cascade adalah bukti bahwa di dalam topik seputar inovasi musik elektronik dan karya-karya luar biasa yang menggugah semua pendengarnya, Floating Points akan selalu memiliki banyak hal yang belum terselesaikan. (Z-1)
Single Tegar yang dibawakan oleh Tissa Biani diaransemen ulang dengan perspektif cerita yang lebih personal karena menjadi salah satu lagu pengiring dalam film Panggil Aku Ayah.
Terinspirasi oleh cerita cinta personal Maseta, judul single Kejora Walini merujuk pada ide kencan ke kebun teh Walini yang akhirnya tidak pernah terealisasikan.
BRI Jazz Gunung Series 3 di Ijen melanjutkan kalender tetap acara berbentuk festival jazz, yang diadakan pertama kali pada 2018. Konsep festival musik jazz ini dinilai unik dan menarik.
Rangkaian tur konser Jackson Wang, MAGICMAN 2 WORLD TOUR 2025–2026, akan dimulai di Bangkok pada 3 dan 4 Oktober sebelum mampir ke Jakarta pada 18 Oktober.
Versi deluxe dari album Neck Deep akan menampilkan dua rekaman live, sekaligus menjadi pertama kalinya lagu favorit penggemar seperti STFU dan You Should See Me Now tersedia dalam format vinyl.
Perpaduan unik konser sinematik ini menjanjikan untuk membawa Anda ke Middle-earth dengan setiap nada dan setiap adegan.
Parasit bukan sekedar lagu, melainkan sebuah potret emosional yang lahir dari pengalaman pribadi Yaqin.
14:54 lahir dari sebuah momen perenungan personal Shafa, yang merupakan penulis lagu, produser, sekaligus pemain synth untuk We Came Alive.
Reach diwarnai nuansa musik ala chill-pop yang khas dari Charlie Burg, lengkap dengan sound pop-elektronik yang mewakili hidupnya saat ini.
Normal Guy menjadi rilisan keempat Chris LaRocca pada tahun ini, sekaligus bagian dari rangkaian menuju EP terbarunya Dog Years, yang akan dirilis akhir tahun ini.
PT Big Records Asia memperkenalkan single solo kedua dari Febree yang berjudul Berevolusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved