Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
EXECUTIVE Producer film Harta Tahta Raisa, Ernest Prakasa mengatakan Imajinari, sebagai rumah produksi, memberanikan diri membuat film dokumenter karena melibatkan orang-orang yang sudah paham dengan industri musik dan memiliki semangat atau passion di sana.
"Buat mereka, ini sesuatu yang sangat passion banget jadi bukan cuma sesuatu yang baru buat Imajinari tapi sesuatu yang menyenangkan pastinya buat semua yang terlibat," kata Ernest, dikutip Senin (3/6).
Ernest mengatakan sangat beruntung bisa melibatkan orang-orang kreatif yang memang memahami dunia musik seperti Soleh Solihun, yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis musik dan rekannya di Imajinari, Dipa Andika, yang menyukai konser musik.
Baca juga : Raisa Dedikasikan Film Dokumenter Harta Tahta Raisa untuk YourRaisa
Ia juga mengatakan kesempatan untuk menggarap film dokumenter menjadi sesuatu yang menarik karena ingin mengeksplorasi genre yang tidak biasa.
Baca juga : Harta Tahta Raisa, Film Dokumenter Pertama Soleh Solihun
Ernest juga tidak ingin mempersempit minat penonton dengan hanya membuat genre 'aman'. Terbukti dari film Imajinari sebelumnya yaitu Jatuh Cinta Seperti di Film-Film sukses menggaet ratusan ribu penonton.
"Sukses untuk sebuah projek yang di luar pakem itu lebih memuaskan karena kita nggak tahu formulanya terjamin aman," ungkap Ernest.
Senada dengan Ernest, Dipa Andika menyebut membuat film dokumenter merupakan peluang terbaik yang bisa diambil.
Baca juga : Raisa Sebut Keluarga Dukung Pembuatan Film Dokumenter Harta Tahta Raisa
Proyek yang dikerjakan hampir dua tahun dengan genre yang baru ini membuat mereka tidak ingin gegabah mengambil risiko yang tinggi dan dikerjakan semampunya. Karena jika gagal, Dipa mengatakan setidaknya sudah mencoba.
"Kadang buat orang lebih sulit mau mencoba jadi buat kita kalau pun setelah mencoba amit-amit nggak berhasil penyesalannya at least kita sudah mencoba," ujar Dipa.
Film dokumenter Harta Tahta Raisa diproduksi oleh Imajinari dan Juni Records, disutradarai oleh Soleh Solihun, dan diproduseri oleh Adryanto Pratono (Boim). Film ini menceritakan kehidupan penyanyi Raisa sebagai musisi dan juga menceritakan kehidupannya sebagai ibu dan istri.
Harta Tahta Raisa" akan tayang serentak di bioskop Indonesia 6 Juni 2024. (Ant/Z-1)
Film Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa membuktikan bahwa teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk tujuan positif.
Pengepungan di Bukit Duri menandai kembalinya Joko Anwar ke genre thriller-aksi non-horor, setelah enam tahun sejak film terakhirnya di genre ini, Gundala (2019).
Sharon Stone, aktris berusia 67 tahun, tampil dalam momen langka saat ia muncul di red carpet film terbarunya, Nobody 2 yang disutradarai Timo Tjahjanto.
Menjelang perilisannya pada 28 Agustus, film animasi Panji Tengkorak dibandingkan dengan Merah Putih One for All.
Panggilan Dari Kubur menghadirkan horor klasik dengan pendekatan rasa kehilangan. Ceritanya berpusat pada keluarga yang kehilangan putri mereka.
Baim Wong secara emosional mengungkapkan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan para bintang film layar lebar seperti Christine Hakim hingga Oka Antara di film Sukma.
Setelah sukses besar dengan 9 juta penonton, film Agak Laen kini akan melanjutkan film kedua mereka. Film garapan Muhadkly Acho itu sudah memulai syuting.
Kedua perusahaan film tersebut melengkapi jajaran kolaborator Miles Films dalam memproduksi dan mempersembahkan film Rangga & Cinta
Selama tiga hari, ada 151 booth yang dibuka, 1.767 meeting telah diadakan, 61 MoU telah ditandatangani, 164 jurnalis hadir dari berbagai negara, dan 1.054 market badge
Dibintangi oleh sebagian besar para pemeran yang berdarah Indonesia Timur dengan cerita yang ditulis dan disutradarai oleh kreator berdarah Indonesia Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved