Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SUTRADARA Garin Nugroho mengatakan film terbarunya. yang berjudul Kejarlah Janji, hadir untuk menyebarkan pesan agar masyarakat, khususnya generasi muda, semakin sadar politik dan tidak menjadi golongan putih (golput) saat Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024 mendatang.
Garin menilai Kejarlah Janji merupakan bentuk civic education, pendidikan kewarganegaraan, agar masyarakat, termasuk milenial, berpartisipasi dalam pesta demokrasi sekaligus menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
"Saat ini karya-karya ataupun medium untuk civic education itu makin langka, yang ada hanyalah analisa, komentar dan kampanye. Maka saya sangat antusias juga menyambut film ini untuk civic education di tengah riuh rendah media baru ini," ujar Garin, dikutip Minggu (17/9).
Baca juga: Main di Film Bertema Pemilu, Ibnu Jamil Akui Senang dengan Politik
Film Kejarlah Janji, yang diproduksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyambut Pemilu 2024, membawa pesan pemilu damai dan pendidikan politik yang kuat.
Melalui film itu, masyarakat diajak untuk mengetahui intrik-intrik politik yang terjadi selama proses pemilihan, namun, dikemas dengan nuansa drama dan komedi yang menghibur.
Garin berharap cerita yang dihadirkan dalam Kejarlah Janji bisa memberi edukasi kepada masyarakat, khususnya generasi muda untuk menjadi bagian dalam menyukseskan pemilu yang bermartabat.
Baca juga: Jefri Nichol Perankan Karakter Berbeda di Film Mohon Doa Restu
"Menonton Kejarlah Janji itu selain seru, kocak dan penuh drama juga ada sesuatu tentang nilai-nilai yang sebetulnya setiap orang sejak kecil itu mempunyai nilai-nilai kenabian dalam dirinya, ingin menjadi orang baik, ingin menjadi pahlawan dan itu ada di setiap manusia," ujar Garin.
Sementara itu, aktor Ibnu Jamil yang menjadi salah satu pemeran utama dalam film itu, mengatakan Kejarlah Janji tidak hanya memberikan pesan moral yang mendalam, tetapi, juga menyajikan tips dan trik bijak bagi pemilih.
"Mungkin di sini ada tips dan trik untuk memilih agar tidak termakan dengan politik dinasti, atau pencitraan sesaat, atau juga obral janji manis saja, tetapi, kinerjanya dan segala macam tidak bisa dipertanggungjawabkan. Jadi, film ini memberikan tips dan trik dengan cara yang menghibur tentunya," kata dia.
Hal senada juga disampaikan Aktor Bima Zeno, yang turut berperan dalam film tersebut. Dia berharap film Kejarlah Janji dapat menggugah kesadaran masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, terhadap pentingnya hak suara mereka dalam pemilu dan bagaimana membuat keputusan yang bijak untuk masa depan negara.
"Jadi, buat mereka yang masih buta tentang suasana politik seperti apa, ini juga yang seumuran aku bisa melihat juga suasana politik itu kayak gini, loh. Jadi dengan menonton film ini semoga bisa membedakan mana politik yang baik, mana politik yang buruk, mana yang bermartabat. Jadi, semoga sampai pesannya," kata dia.
Film Kejarlah Janji mengisahkan Pertiwi (diperankan oleh Cut Mini), seorang perempuan kuat dan mandiri yang merawat tiga anaknya, Adam (diperankan oleh Bima Zeno), Sekar (diperankan oleh Shenina Cinnamon), dan Isham (diperankan oleh Thomas Rian), hingga mereka menjadi dewasa dan meninggalkan kampung halaman.
Suaminya meninggal setelah kalah dalam pemilihan kepala desa melawan saingannya, Janji Upaya (diperankan oleh Ibnu Jamil).
Anak-anak Pertiwi, yang menyalahkan Janji Upaya atas kematian ayah mereka, menyimpan perasaan dendam yang mendalam terhadap Janji Upaya.
Film itu akan segera rilis dalam waktu dekat. Garin mengatakan, selain diputar di bioskop, film ini juga akan disosialisasikan KPU kepada masyarakat luas lewat pemutaran hingga ke berbagai kabupaten di Tanah Air. (Ant/Z-1)
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
Saat audisi film Tinggal Meninggal, aktor Omara Esteghlal terlihat berbeda dengan kebiasaannya mengemut lemon, yang menurut Kristo Immanuel adalah tingkah laku yang tidak umum.
Kristo Immanuel dan Jessica Tjiu mengusung cerita yang lahir dari keresahan akan realitas sosial yang dibalut unsur komedi getir dan pakem penyutradaraan breaking the fourth wall.
Film Tinggal Meninggal produksi Imajinari tersebut akan tayang d bioskop mulai 14 Agustus.
Memproduksi film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu memberikan tantangan yang signifikan bagi Monty Tiwa.
Rizal Mantovani juga membangun nuansa horor melalui memori kolektif tentang sebuah imajinasi apa yang terjadi ketika sebuah televisi sudah tak menyala lagi di malam hari.
Masyarakat Indonesia yang multikultural dan majemuk dalam menghadapi pemilu ataupun pilkada sudah pasti menemui konflik, baik dalam keluarga maupun masyarakat luas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved