Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
GRENTPEREZ, bintang muda berdarah Australia, awal pekan ini, mengumumkan EP terbarunya yang sudah dinantikan berjudul When We Were Younger, yang akan segera rilis pada Juni mendatang.
Untuk memperingati perilisan tersebut, musisi bergenre bedroom pop asal Sydney ini juga merilis single baru dengan nuansa disko-pop berjudul When The Day Is Done.
Dipenuhi dengan nuansa disko dan juga soul, Grentperez menjelaskan lagu terbarunya, "Sebagai lagu klasik dan juga timeless, yang dapat didengarkan oleh seluruh anggota keluarga. Seperti yang dikatakan oleh ayahku, 'Lagu ini bisa saya jogetkan'."
Baca juga: Grentperez Rilis Video Klip untuk Us Without Me
Mengambil tempo yang jauh lebih cepat dari lagu sebelumnya, Us Without Me, di lagu When The Day Is Done, bagian akhir lagu terbarunya terdengar berbeda drastis dari bagian awalnya.
Secara perlahan, lagu ini membangun melodi ke arah pre-chorus yang kuat sebelum melepaskan ritme yang rasanya siap dimainkan di sebuah arena roller-skate.
"Lagu ini mencerminkan frasa 'tidak ada tempat seperti rumah' dan ketika semuanya sudah selesai, aku hanya ingin pulang dan merasakan dukungan keluarga di mana pun aku berada." ujar Grentperez.
Baca juga: Grentperez Rilis Balada Us Without Me
Setiap detail dirancang dengan penuh rasa cinta, mulai dari harmoni yang ditumpuk pada bagian bridge hingga suara kongga yang berbunyi sampai suara delay yang ada sebelum beat drop pada bagian akhir chorus. Semua ini memancarkan rasa kegembiraan.
Selain itu, Grentperez juga mengumumkan EP barunya yang dinanti-nantikan, When We Were Younger, yang akan dirilis pada 2 Juni mendatang.
Dibuat sebagai cara untuk keluar dari kebuntuan dalam menulis lagu, When We Were Younger terdiri dari tujuh lagu yang terpusat pada konsep nostalgia yang dipicu oleh keinginan untuk menghindari sikap sinis dan merangkul kreativitas tanpa beban seperti masa kecil.
"Kami sering mengadakan sesi menulis lagu di luar yang menyenangkan saat kami merakit proyek ini," katanya.
"Menghubungkan diri dengan kenangan indah masa kecilku, membuat aku merasa terhubung dengan dunia nyata dan terus memikirkan pentingnya teman-teman dan keluarga dalam hidupku. Ini membuat aku tidak terlalu memikirkan masa depan," lanjut Grentperez.
Musisi pendatang baru berdarah Filipina ini membawa pendengar musiknya kepada serangkaian detour sonik yang tidak terduga namun intuitif, memadukan berbagai nuansa nostalgia pada EP ini yang menjadi momentum ia menggabungkan genre bossa nova kesayangannya dengan soul ala Philadelphia yang bersemangat, serta gesekan orkestra era emas Hollywood yang terinspirasi dari soundtrack film romantis komedi tahun 90-an.
Untuk memperingati rilisan terbarunya, Grentperez juga telah meluncurkan pre-order resmi untuk album fisik vinyl When We Were Younger, yang menampilkan vinyl berwarna biru.
Seratus pembeli pertama akan mendapatkan pembatas buku eksklusif yang ditandatangani dengan gambar custom oleh grentperez.
Seniman multimedia, penyanyi sekaligus penulis lagu, dan produser Grentperez dengan musik pop ala DIY-nya telah membantunya berhasil mendapatkan dukungan dari berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.
Single debutnya Cherry Wine, yang dirilis pada September 2021, langsung meroket di tangga lagu viral Spotify di seluruh dunia, termasuk Filipina, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan merebut posisi #1 di Singapura tidak lama setelah dirilis.
Dalam kurang dari dua tahun, katalog Grentperez telah mencapai lebih dari 200 juta stream hingga saat ini, dan lebih dari 2 juta pendengar bulanan di Spotify, dengan ratusan penggemar baru yang menemukan musiknya setiap hari.
Lahir di Australia, Grentperez tumbuh sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dalam keluarga Filipina.
Dibesarkan dengan mendengarkan musik The Eagles, The Beatles, dan Queen berkat ayahnya sebelum beralih ke musik seperti Musiq Soulchild.
Begitu ia menerima gitar akustik pertamanya, ia belajar otodidak lagu Lemonade dari Jeremy Passion, mempelajari chord, bentuk, dan pola petikannya. Pada akhir tahun 2013, ia meluncurkan saluran YouTube-nya yang kini memiliki lebih dari setengah juta subscriber. (RO/Z-1)
Sosok Melanie Putria tidak hanya cantik dan menawan, dirinya memiliki hobi lari dan menekuni gaya hidup sehat.
Juan Alvear, seniman kuku selebritas, telah membawa seni manicure ke tingkat yang baru dengan desain unik dan mencolok yang kerap tampil berantakan namun artistik.
Selain mengunggulkan desain dan kualitas, jenama busana muslim asal Sumenep ini menggandeng sejumlah selebritas sebagai strategi membidik pasar premium.
Sejumlah brand pun siap berlomba-lomba menyediakan berbagai penawaran menarik kepada para pengguna dan konsumen khususnya kalangan perempuan.
Dia tidak menyangka dengan usianya yang sudah menginjak kepala lima, terpilih sebagai brand ambassador perawatan kecantikan.
Mi Singapur yang disantap Nagita pun tak luput dari perhatian, dengan cita rasa yang begitu autentik dan memikat.
Lahir dari rasa kehilangan, Absence of You adalah sebuah lagu yang memeluk semua pendengarnya yang sedang mengalami patah hati.
“Why I Love You adalah lagu tentang sebuah hubungan yang terkesan berantakan namun tetap harmonis. Lagu ini membahas tentang ketidaksempurnaan dalam sebuah hubungan."
Sebuah lagu yang cocok dengan hangatnya musim panas, vokal lembut Grentperez bersinar seraya ia menyanyikan tentang kisah seorang teman yang merayakan "kesuksesan" mereka secara berlebihan.
Di EP Trail Mix Tape, Grentperez mengeksplorasi sound dan teknik music production baru sambil tetap memasukan vokal khasnya yang santai dan penuh perasaan.
Sebuah lagu cinta, Old With You menyatukan lirik-lirik manis khas Grentperez dengan perpaduan sound pop, R&B, soul, dan jazz yang menggugah semua pendengarnya.
Us Without Me mengingatkan kita tentang perihnya kehilangan orang yang kita cintai
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved