Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
ELEPHANT Kind baru saja merilis video klip untuk single terbaru mereka, Love As, yang tayang secara perdana lewat DIY Magazine, sebuah publikasi dari Inggris, yang merupakan tempat di mana mereka tinggal saat ini.
Bersamaan dengan perilisan video terbaru mereka, Elephant Kind juga mengumumkan EP baru berjudul Superblue, yang siap dirilis, Jumat (31/3).
Tentang elemen kosmik dalam video klip ini, vokalis Bam Mastro menjelaskan, "Musik tidak mengenal batas dan perjalanan kami terasa seperti kami adalah alien di dunia yang baru. Kami percaya lirik dan ritme musik kami akan melewati berbagai batasan budaya dan bahasa, dan membawa kami lebih dekat ke rumah baru kami."
Baca juga: Cerita Elephant Kind Buat Karya di Inggris
Ia melanjutkan, "Dengan Rich Hall, sebagai sutradara, kami berbagi visi untuk menampilkan di mana alien diterima dan dirayakan, yang kami hadirkan melalui musik dan keajaiban visual. Kami ingin menghilangkan batasan tentang apa yang disebut normal, dan memeluk keindahan dari keberagaman, walaupun terasa seperti dari planet yang lain."
Drummer Bayu Adisapoetra menambahkan, "Aku adalah penggemar berat dari film-film sci-fi seperti Star Wars, Close Encounters of the Third Kind, dan 2001: A Space Odyssey, dan kami bertiga memikirkan ide untuk membuat video klip yang terinspirasi dari tema ini."
Video klip Love As merupakan video klip Elephant Kind pertama yang direkam di London, tempat di mana mereka berbasis saat ini.
Baca juga: Elephant Kind Rilis Mini Album dari Studio Abbey Road
"Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan," cerita Bam. "Energi kreatif dari kota ini benar-benar membuat kami terinspirasi, dan semua crew benar-benar mendukung kami dalam membawa visi kami menjadi nyata."
Trio ini kini sedang bersiap merilis EP terbaru mereka, Superblue, di akhir minggu ini, sebuah proyek yang sudah dipersiapkan sejak lama.
"Ini adalah karya pertama di mana aku melepaskan banyak egoku," kata Bam, "Dan aku mengajak semuanya untuk menyampaikan ide-ide mereka. Awalnya tidak mudah karena memang agak sulit untuk mendengarkan orang lain, tapi Bayu dan Kevin datang dengan banyak hal baru yang menarik. Rasanya sangat menyenangkan ketika melihat bagaimana musik kami terus berkembang saat kami menulis musik bersama."
"Ketika kami masih muda, kami tak pernah melihat ada band Indonesia yang sukses di kancah musik internasional, jadi kami selalu bermimpi untuk mendobrak hal tersebut," cerita Bayu Adisapoetra tentang keputusan mereka untuk pindah ke luar negeri.
"Menurutku, hal terbaik dari kesuksesan di Indonesia adalah karena musisi dapat mempertahankan karir lebih lama di sana dibandingkan di tempat lain di dunia. Jika seorang musisi berhasil di Indonesia, maka mereka akan dicintai untuk waktu yang sangat lama," lanjutnya.
Elephant Kind pertama kali dibentuk di kamar tidur Bam di Perth, Australia lebih dari satu dekade yang lalu, sebagai sebuah wadah baginya untuk mengekspresikan diri secara kreatif dan sebagai proyek introspektif yang lebih ditujukan untuk dirinya sendiri, sebelum akhirnya ia pindah ke Indonesia.
Elephant Kind telah bertumbuh menjadi tiga orang dengan empat album, ratusan ribu pendengar setiap bulannya di seluruh dunia, dan telah memantapkan posisi mereka sebagai salah satu band alternatif yang paling dicintai di Indonesia.
Musik-musik indie alternatif mereka yang segar telah mendapatkan pujian dan sambutan hangat baik di dalam maupun luar negeri, sambil terus berkembang dari tahun ke tahun seiring dengan ambisi mereka untuk dapat semakin mendunia.
Di Indonesia, Elephant Kind telah meraih banyak penghargaan termasuk dalam The Indonesian Cutting Edge Music Awards dan meraih banyak nominasi di gelaran Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards dan Indonesian Choice Awards.
Mereka juga telah berkolaborasi dengan berbagai brand ternama seperti Gucci, Dior, Vans, Dr. Martens, dan lainnya.
Kevin Septanto dan Bayu Adisapoetra membentuk trio ini bersama Bam, dan bekerja sama untuk menciptakan musik Elephant Kind yang mendobrak genre, serta menyatukan berbagai inspirasi dan gaya musik mereka untuk menghasilkan sebuah sound yang khas.
Dengan dinamika baru ini, muncul gaya penulisan yang baru yang melibatkan partisipasi semua anggota band secara penuh. Proyek mereka yang akan datang akan menjadi awal dari sebuah era baru – dengan proses kreatif yang segar – untuk melahirkan karya mereka yang paling dinamis hingga saat ini. (RO/Z-1)
Ashanty mengaku alasannya mencari bantuan tenaga profesional bukan karena tidak kuat menghadapi tekanan kerja maupun kuliah.
Menurut Dio, hubungan keluarganya saat ini cukup baik, sehingga alasan Andre Taulany menceraikan Erin pun tidak kuat. Dio juga membenarkan masalah yang terjadi hanya soal komunikasi.
ACARA tinju selebritas Superstar Knockout (SKO) akan kembali digelar dengan volume ketiganya pada 9 Agustus mendatang di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, Jakarta.
Dalam foto yang beredar, David Beckham terlihat beristirahat di ranjang rumah sakit dengan lengan kanannya dibalut gendongan berwarna biru besar.
Olla Ramlan tidak mengungkapkan secara detail alasan mengenai keputusannya melepas hijab. Sebab, ia merasa hal tersebut merupakan ranah privasi yang tidak harus diumbar.
Pria berusia 25 tahun tersebut meninggal dunia di salah satu penginapan di Jalan Maribaya, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Lisa Blackpink rilis film pendek Dream bersama Kentaro Sakaguchi di tengah tur dunia Deadline, hadirkan kisah emosional dan visual memukau
Video musik untuk single Jelek Tapi Lucu dari Oslo Ibrahim mengisahkan dua pria yang berusaha keras menarik perhatian seorang gadis, mulai dari adu gaya, adu aksi, hingga adu keberanian.
Kali ini, Rupert Grint kembali untuk peran cameo kejutan di video klip A Little More milik Ed Sheeran, 14 tahun setelah video klip Lego House.
Digarap oleh Daiki Kamoshita, video klip Meidai dari Radwimps membawa seorang gadis muda yang berusaha melewati kerasnya realita hidup sembari mencari harapan dan cinta.
Bukan Itu merupakan karya spesial yang digubah pada 2020 saat Vespunk hiatus, sehingga bisa terus dimatangkan musikalitasnya untuk menyesuaikan pasar, hingga akhirnya dirilis pada 2025.
Lagu ini bukan sekadar penggalan kisah cinta yang gagal, melainkan titik temu bagi siapa pun yang sedang belajar menerima, pulih, dan perlahan membuka hati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved