GRUP musik asal Indonesia Elephant Kind yang kini berkarya di London, Inggris, berbagi cerita mengenai pengalamannya berkarya ditempat sejauh 11 ribu kilometer dari Indonesia.
Elephant Kind adalah grup musik yang terbentuk sejak 8 tahun silam, hingga pada Maret 2022, mereka pindah ke Inggris dan berkarya disana.
“Kita juga bahkan ke teman-teman kita, ga ngasih tau kalau kita pindah. Terus, apalagi sama fans yang di Indonesia. Dimana kita merasa sudah attach ke mereka. Dan kami merasa kalau kita gatau dan belum pernah mengalami proses ini, yang non tradisional. Jadi, kami diajak label untuk manggung di London dan punya respon yang bagus, dan akhirnya dibilang jangan pulang dulu, sampai visa kalian selesai,” ungkap Bam, salah satu personel Elephant Kind, dalam konferensi pers perilisan mini album “Superblue”, Selasa (28/3).
Baca juga : Elephant Kind Rilis Mini Album dari Studio Abbey Road
Bam merasa bahwa Elephant Kind mendapatkan respon yang positif di Negeri Raja Charles itu.
“Mungkin kita pernah ngobrol kan, gw bilang kalau fakta kita pindah kesini, orang semakin mengenal Elephant Kind. Karena menurut gw, untuk mengetahui kita lebih lagi, kita harus ditonton secara langsung dulu, dan gw bilang vibes yang gw dapat disini itu sama seperti vibes pas 8 tahun kita pertama kali manggung di Indonesia. Dan gw merasa dejavu gitu, dan mungkin itu pertanda baik,” ungkap Bayu, personil lainnya.
Baca juga : Jin BTS Berlibur Setelah 100 Hari Wamil
Grup musik tersebut juga merasa, kepindahan ke Inggris membawa mereka bertemu budaya-budaya baru. Sehingga, terus beradaptasi dan inovasi untuk meningkatkan ekspos dari Elephant Kind.
“Mungkin karena setahun terakhir ini, kami sering melihat pertunjukan orang. Karena umumnya, mereka disini datang terus lihat bandnya, namun ga memperhatikan. Jadi, mulai dari situ, kami coba diskusi, bagaimana ketika kita manggung orang orang itu perhatiin kita. Jadi, kedepannya, kami mencoba berpikir bahwa beberapa lagu di EP itu ga cocok dimainkan di live dan ada yang cocok gitu,” ungkap Bayu.
Lebih lanjut, Bayu tidak menampik bahwa industri musik di Inggris juga sangat kompetitif dan membutuhkan lebih dari karya untuk bisa menembusnya.
“Yah, disana itu sangat kompetitif. Jadi, kalau kamu tidak tahu apa yang kamu jual, itu lumayan susah. Jadi, di industrinya itu sudah se-kompetitif itu. Jadi, kita butuh komunitas yang bagus, dan gerakan yang baru supaya bisa bertahan dan sukses. Jadi, itu juga bergantung pada disiplin kita juga yah, itu ga gampang kita bawa kru sendiri, genre terbaru,” tutup Bayu. (Z-5)