Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
BANYAK orangtua yang memiliki kekhawatiran terhadap kemampuan sosial emosional anak saat menghadapi masa transisi pascapandemi covid-19 dengan aktivitas di luar rumah mulai berangsur normal. Hal tersebut juga dirasakan oleh aktris Putri Titian.
Perempuan yang akrab disapa Tian itu merasa anak keduanya, Iago, sulit beradaptasi dengan orang baru karena selama pandemi hanya menghabiskan waktu di rumah. Sementara anak pertamanya, Iori, menjadi lebih hiperaktif dan susah fokus.
"Iago baru belajar ngomong, tiba-tiba pandemi, semua terbatas. Dia lebih susah adaptasi dengan orang baru, malu, takut, dia juga suka ngambek," kata Tian saat virtual media gathering, dikutip Rabu (27/7).
Baca juga: Ini Tips Mengajarkan Nilai Kebaikan pada Anak dari Putri Titian
"Kalau Iori, karena dia sempat merasakan interaksi dengan orang lain, dia jadi overacting. Pas keluar rumah heboh, enggak bisa fokus. Aku takut dia enggak bisa menerima pelajaran dengan baik," lanjut dia.
Untuk mengatasi hal itu, Tian mengatakan dia mulai membuat rencana harian. Tujuannya, agar saat bangun tidur, anak-anaknya tahu apa yang akan mereka lakukan seharian.
"Jadi anak-anak udah tahu mau ngapain, bangun jam berapa. Pokoknya semua kegiatan seharian udah terarah. Ini juga bikin mereka disiplin," kata Tian.
Selanjutnya, Tian juga mengatakan dia mulai mengajak anak-anaknya berkegiatan di luar rumah, seperti berolahraga atau sekadar bermain di taman. Tujuannya, kata Tian, agar anak-anak belajar berinteraksi dengan setiap orang yang mereka temui.
"Biasanya kan nanti ketemu orang baru, jadi bisa menstimulasi mereka kalau ketemu orang itu harus bagaimana," ujar Tian.
"Mulai dikenalin juga ke keluarga besar. Kalau selama pandemi tahunya orangtuanya aja, sekarang mereka tau ini oma, om, tante," sambungnya.
Tidak lupa, Tian juga selalu memberikan asupan nutrisi yang seimbang bagi anak-anaknya agar mereka tetap sehat dan siap setiap berkegiatan di luar rumah.
"Aku jaga nutrisi mereka. Kalau anak sehat juga kan mereka siap menerima apapun di luar sana. Itu sih yang aku lakukan selama ini," pungkasnya. (Ant/OL-1)
Pola makan bergizi seimbang bisa mengikuti panduan Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan yang memuat proporsi nasi, sayur, lauk hewani, dan buah sebagai acuan yang mudah diterapkan di rumah.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial menganggu tumbuh kembang anak.
Salah satu penyebab anak tantrum tidak mau berhenti saat mandi adalah instruksi orangtua yang tidak spesifik yang terkadang terkesan sepihak sehingga memicu perdebatan.
Usia 2 sampai 2,5 tahun direkomendasikan untuk toilet training karena anak dinilai sudah memiliki kemampuan untuk melakukan rangkaian dasar yang dibutuhkan dari proses latihan buang air.
Anak dan remaja membutuhkan ruang yang aman dan suportif untuk menyalurkan tekanan emosional yang mereka rasakan, terutama pada masa transisi seperti awal tahun ajaran baru.
Anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah lebih cenderung mengalami masalah perilaku, depresi, rasa rendah diri, dan kegagalan dalam pendidikan.
Pendidikan pada usia dini merupakan fase yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved